AGAM, KLIKPOSITIF – Ratusan ton ikan petani Karamba Jaring Apung (KJA) di Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam dilaporkan mati sejak Sabtu 11 Desember 2021.
Informasi itu dibenarkan Wali Nagari Koto Kaciak Syawaldi. “Ikan mati sudah terjadi sejak Sabtu sore hingga pagi tadi,” kata Syawaldi menjawab Klikpositif, Minggu 12 Desember 2021.
Berapa total ikan yang mati dan jumlah kerugian, wali nagari belum bisa memastikan. “Perkiraan kita mencapai 400 ton. Kerugian sampai miliaran karena harga ikan 20 ribu perkilogram,” ujarnya.
Dijelaskan Syawaldi, ikan mati diprediksi disebabkan cuaca mendung sepanjang Sabtu. “Tidak ada hujan dan angin. Tapi cuaca mendung dan ikan kurang mendapat sinar matahari. Ini baru dugaan,” tegasnya.
Wali nagari mengimbau pemilik KJA untuk mengangkat bangkai ikan dari danau dan dikubur di darat untuk mengurangi pencemaran.
“Sekarang bangkai masih mengapung di danau. Kita tidak bisa memaksa karena petani masih berduka dan mengalami kerugian,” jelasnya.
Menurut Syawaldi, kematian massal ikan dalam jumlah besar terakhir terjadi tahun lalu.
Selain di Koto Kaciak, kematian massal ikan juga terjadi di kawasan Alai, Nagari Koto Malintang.
Dayat, salah satu petani KJA di Alai mengaku ikannya juga mati pada Minggu pagi. Meski tidak sebanyak di Koto Kaciak, tetap membuat dirinya was-was.
“Mungkin sekitar puluhan kilo. Saya harus cepat panen, untuk menghindari kerugian yang lebih besar,” kata Dayat saat dihubungi Klikpositif.