PARIAMAN, KLIKPOSITIF- Ratusan pegawai RSUD Pariaman yang terdiri dari dokter, perawat dan karyawan menuntut direkturnya mundur dari jabatan karena dinilai gagal dalam memimpin rumah sakit tersebut.
Salah satu dokter spesialis yang merupakan koordinator unjuk rasa dr. Pasca Alfajra mengatakan tuntutan mereka.
“Ada poin utama dari banyak persoalan yang menjadi penyebab aksi damai ini,” kata koordinator unjuk rasa, dr. Pasca Alfajra, Senin 1 Maret 2021.
Empat poin tersebut, kata Pasca Alfajra lagi, yaitu jasa pelayanan tidak dibayarkan semenjak Maret 2020 dan itu pun 50 persen, padahal pihak BPJS telah membayarkan klaim sampai November 2020.
“Lalu soal insentif COVID-19 yang baru dibayarkan hingga Juli 2020 dan itu pun 50 persen dan insentif tindak siaga medis dokter spesialis tidak dibayarkan semenjak Maret 2020. Kasihan kita sama tenaga kesehatan yang sempat postif COVID-19 hingga harus dirawat di RSUP M. Djamil, untung sekarang dia sudah sembuh,” jelasnya.
Poin terakhir, kata Pasca lagi, yaitu peserta BPJS harus membayar pembelian obat saat berobat ke RSUD Pariaman dan hal itu telah berlangsung berbulan-bulan.
“Kami sudah melakukan mediasi, namun belum membuahkan hasil, jika tuntunan ini tidak dikabulkan maka kami akan melakukan mediasi kepada pihak lebih tinggi lagi,” katanya.
Pihaknya pun mendapatkan informasi bahwa sudah ada tenaga kontrak yang sudah dipecat namun haknya belum diterima.
“Menurut kami, direktur telah gagal total dalam memimpin RSUD sehingga terjadi perpecahan di internal RSUD tersebut. Karena tidak mampu memimpin RSUD Pariaman maka kami minta direktur mundur,” ujarnya.