TANAH DATAR, KLIKPOSITIF – Sebanyak 3000 ekor ikan bilih hasil pemijahan yang dilakukan oleh PT Semen Padang, direstocking (tindakan melepas ikan) ke habitat aslinya di Danau Singkarak, yaitu di tepian Masjid Al-Furqan, Jorong Batu Baragung, Nagari Sumpur, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, Sabtu (10/8/2024).
Sebelumnya, sebanyak 13.000 ikan bilih hasil pemijahan yang dilakukan oleh perusahaan semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara itu, juga telah direstocking di lokasi yang sama. Bahkan selain merestocking, PT Semen Padang juga membangun reservate atau suaka untuk ikan bilih yang lokasinya juga berada di Jorong Batu Baragung, Nagari Sumpur.
“Jadi, sampai hari ini sudah 16.000 ikan bilih hasil pemijahan yang dilakukan PT Semen Padang, telah disebar di habitat aslinya di Danau Singkarak. Ikan hasil pemijahan ini merupakan buah dari kerja sama PT Semen Padang dengan Universitas Bung Hatta (UBH),” kata Direktur Utama (Dirut) PT Semen Padang, Indrieffouny Indra usai melepas ribuan ikan bilih di tepian Masjid Al-Furqan.
Selain Dirut Indrieffouny, pelepasan ribuan ikan bilih itu juga dihadiri dua orang Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, yaitu Direktur Supply Chain Yosviandri, Direktur Keuangan dan Manajemen Portofolio Andriano Hosny Panangian dan Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Vita Mahreyni. Kemudian dari PT Semen Padang, juga hadir Direktur Keuangan & Umum Oktoweri, serta sejumlah staf pimpinan di lingkungan PT Semen Padang.
Diantaranya, Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan Iskandar Z Lubis, Kepala Departemen Tambang & Pengelolaahan Bahan Baku Dedi M Sidiq, Kepala Unit CSR Ilham Akbar, dan Kepala Unit Sarana Umum Deni Zein. Kemudian, juga hadir guru besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UBH Prof Hafrijal Syandri didampingi Dr Azrita S.Pi, MSi, selaku dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UBH.
Lebih lanjut Indrieffouny menyampaikan bahwa ikan bilih hasil pemijahan ini merupakan bagian dari upaya konservasi ikan bilih yang telah dilakukan oleh PT Semen Padang sejak tahun 2018. Dan, konservasi ikan endemik di Danau Singkarak itu sebelumnya dirintis oleh Direktur Supply Chain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Yosviandri, yang ketika itu menjabat sebagai Dirut PT Semen Padang.
“Alhamdulillah, hari ini Pak Yosviandri hadir di Nagari Sumpur untuk ikut serta melepas ikan bilih hasil pemijahan yang dilakukan PT Semen Padang di habitat aslinya di Danau Dingkarak. Bahkan, ikan bilih hasil konservasi ini telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat salingka Danau Singkarak, khususnya di Nagari Sumpur,” ujarnya.
Bagi PT Semen Padang, sebutnya, kegiatan konservasi hingga merestocking ikan bilih ini merupakan bagian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan dalam upaya menyelamatkan ikan bilih yang terancam punah akibat eksploitasi secara besar-besaran oleh oknum nelayan salingka Danau Singkarak, tanpa mengindahkan proses siklus hidupnya. Bahkan, upaya dari konservasi ini diapresiasi oleh banyak pihak.
Di antaranya, mendapat penghargaan Gold Award pada Indonesian SDG’s Award 2022, Penghargaan Padmamitra Award 2022 untuk kategori Pelestarian Lingkungan dan Biodiversity, serta mendapat penghargaan Subroto untuk kategori Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Terinovatif Komoditas Mineral Bukan Logam tahun 2023.
“Tidak hanya itu, bahkan konservasi ikan bilih ini juga menjadi salah satu yang dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk PROPER Emas. Alhamdulillah, PT Semen Padang berhasil mendapatkan PROPER Emas di tahun 2023. PROPER Emas ini didapatkan, karena dari kegiatan merestocking ini, berdampak kepada peningkatkan hasil tangkapan nelayan Nagari Sumpur,” ujarnya.
Peningkatan itu, kata Indrieffouny melanjutkan, karena dari rata-rata 3 kg/hari/nelayan, meningkat menjadi 7 kg/hari/nelayan, dengan peningkatan pendapatan nelayan sebesar Rp4,5 juta/bulan/nelayan. Bahkan, nilai Social Return of Investment (SROI) nya sebesar 13,97 kali. “Artinya, dari Rp1 yang diinvestasikan PT Semen Padang menghasilkan nilai dampak sebesar Rp13,97 bagi penerima manfaat di Salingka Danau Singkarak ini,” ujarnya.
Sementara itu, Prof Hafrijal Syandri yang hadir mewakili UBH mengaku bangga bisa berkolaborasi dengan PT Semen Padang dalam melakukan konservasi ikan bilih. “Saya mewakili UBH, menyampaikan rasa bangga bisa terlibat langsung dalam kegiatan konservasi ini. Dan, kegiatan ini telah dimulai sejak 2018. Artinya, ini tahun keenam bagi UBH bekerjasama dengan PT Semen Padang untuk kegiatan konservasi ikan bilih,” katanya.
Guru besar yang akrab disapa Prof Bilih itu juga menyampaikan perkembangan ikan bilih hasil konservasi yang dilakukan oleh PT Semen Padang bersama UBH. Kata dia, sejak dilakukan kerjasama, restocking ikan bilih kali ini merupakan yang keenam. Dan, sejak restocking awal yang dilakukan pada 30 Juli 2022 hingga restocking kelima yang dilakukan pada 21 Maret 2024, diketahui bahwa perkembangan ikan bilih di Nagari Sumpur sangat luar biasa.
“Ini informasi dari masyarakat dan Wali Nagari Sumpur. Jumlah populasinya meningkat drastis, dan itu dapat dilihat di Muaro Sungai Sumpur, banyak ikan bilih yang naik ke sungai untuk pemijahan. Tentunya, perkembangan ini tidak terlepas dari dukungan PT Semen Padang. Karena, selain merestocking ikan bilih hasil pemijahan, PT Semen Padang juga membuatkan reservat untuk ikan bilih yang dilepas di Danau Singkarak ini,” ujarnya.
Direktur Supply Chain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Yosviandri, berharap agar PT Semen Padang yang merupakan bagian dari PT Semen Indonesia atau SIG, terus dapat berkolaborasi dengan UBH dalam mengembangbiakan ikan bilih, yang merupakan ikan endemik di Danau Singkarak. “Saya berharap kolaborasi ini terus dilakukan. Di samping untuk melestarikan lingkungan, hasil kolaborasi ini tentunya bisa menjadi peninggalan untuk anak cucu kita nanti,” kata Yosviandri.
Pada kesempatan itu, dia pun menceritakan bagaimana awal mulanya muncul ide untuk mengembangbiakan ikan bilih di PT Semen Padang. Kata dia, sebelum dilakukan kerja sama dengan UBH, dirinya yang saat itu masih menjabat sebagai Dirut PT Semen Padang, berkunjung ke ruangan Deni Zein yang saat menjadi Staf di Unit Sarana Umum PT Semen Padang. Kemudian di ruangan tersebut, dia melihat ada ikan bilih yang dipelihara oleh Deni Zein di dalam akuarium.
“Kemudian saya tanya, kenapa bisa? Rupanya Pak Deni sudah koordinasi dengan Prof Hafrijal Syandri. Dan, ternyata ikan bilih bisa hidup di luar habitat aslinya. Nah, karena ikan ini langka bisa hidup di luar habitanya, kemudian saya tertarik untuk mengembangbiakan ikan bilih ini. Agar kerja sama ini bisa berhasil, PT Semen Padang kemudian menggandeng UBH,” ujarnya.
Awalnya, sebut Yosviandri, konservasi ikan bilih dilakukan di sungai di kawasan lapangan golf PT Semen Padang yang merupakan kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati). Dan, ternyata ikan bilih bisa hidup di sungai tersebut, namun perkembangannya sulit dideteksi, sehingga dibuatlah kolam konservasi yang dilengkapi dengan tempat pemijahan.
“Alhamdulillah, ternyata ikan bilih berkembang sangat signifikan. Teman-teman Kehati PT Semen Padang juga sangat antusias dengan program konservasi ikan bilih ini. Dan, program konservasi ini ternyata juga bermanfaat untuk mendukung program PROPER Emas PT Semen Padang. Padahal dari awal, kami tidak berpikir ini sebagai PROPER atau reward lainnya. Karena dari awal, kami mengembangkannya karena ikan ini langka bisa berkembang di luar habitatnya, hanya itu saja,” kata Yosviandri.
Sementara itu, Wali Nagari Sumpur Fernando Sutan Sati, mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah peduli terhadap populasi ikan bilih Danau Singkarak. Karena, kepedulian PT Semen Padang ini, memberikan manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat Nagari Sumpur yang mayoritas, merupakan nelayan di Salingka Danau Singkarak yang menggantungkan pendapatannya pada hasil tangkapan ikan bilih.
“Kami Pemerintahan Nagari Sumpur sangat berterima kasih kepada PT Semen Padang yang telah peduli terhadap populasi ikan bilih, termasuk kepada masyarakat Nagari Sumpur. Bahkan, kepedulian dari PT Semen Padang ini, membuat kami merasa di anak emaskan. Karena, apa yang dibuat PT Semen Padang, telah banyak kami rasakan manfaatnya,” kata Fernando.(*)