Kota Solok, Klikpositif – Tim Poltekkes Kemenkes Padang melakukan edukasi pencegahan kasus stunting di Kota Solok, Kamis (29/8/2024) di Aula Kubuang Tigo Baleh. Pengabdian masyarakat tersebut menyasar Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Kader Posyandu se-Kota Solok.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPMPPA) Kota Solok, Delfianto mengatakan, pengabdian masyarakat Poltekkes Padang dalam rangka upaya meningkatkan pengetahuan kader sebagai ujung tombak dalam program penanggulangan stunting di Kota Solok.
“Kegiatan ini sangat penting dan strategis untuk meningkatkan pengetahuan kader dalam pencegahan stunting. Seperti kita ketahui, KPM dan Kader Posyandu merupakan garda terdepan dalam menekan angka stunting,” ungkap Delfianto.
Delfianto menjelaskan, kasus stunting dimasyarakat tidak memandang taraf ekonomi, agama dan tingkat pendidikan masyarakat. Stunting bisa terjadi kepada siapa saja. Untuk itu, perlu kepedulian semua pihak demi terwujudnya SDM unggul di masa mendatang.
Dosen D3 Prodi Keperawatan Solok Poltekkes Kemenkes Padang, Novi Herawati menerangkan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek daripada anak seusianya.
Gejala stunting biasanya bisa terlihat saat anak berusia 2 tahun tetapi sering tidak disadari atau disalah artikan sebagai perawakan pendek yang normal. Yang penting diketahui oleh keluarga, untuk pencegahan Stunting, adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“1000 HPK adalah 270 hari ( 9 bulan) masa kehamilan, 180 hari (6 bulan) masa pemberian Air Susu Ibu ( ASI), dan 550 hari (18 bulan) masa pemberian ASI dan Makanan Pendamping (MP) ASI,” jelas Novi.
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Lubuk Sikarah, Septy Nora mengharapkan edukasi stunting terhadap kader di Kota Solok bisa berlanjut. Sebab, di Kota Solok ada lebih kurang 400 orang kader.