PADANG, KLIKPOSITIF – Kelompok petani rentan di Nagari Padang Toboh, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman mengikuti Pelatihan Sistem Pertanian Organik untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
Pelatihan tersebut merupakan Sekolah Lapangan (SL) yang diadakan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Sumatera Barat (PKBI Sumbar) bersama Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO).
Kegiatan tersebut terselenggara melalui Program Voice for Inclusiveness Climate Resilience Actions (VICRA) bersama Pemerintah Nagari, Kamis (08/09/2022), di Aula Kantor Nagari Padang Toboh.
Pelatihan dibuka langsung oleh Camat Ulakan Tapakis Emri Nurman, dan dihadiri Koordinator dan anggota Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ulakan Tapakis, Akademisi, PKBI Sumbar dan kelompok petani rentan.
Emri Nurman mengatakan, diharapkan petani tidak bergantung pada pupuk kimia. Saat ini pupuk subsidi sulit didapatkan, pupuk non subsidi pun harganya juga sangat tinggi.
Jika petani terus-terusan bergantung, dikhawatirkan terjadinya penurunan produksi pertanian, untuk itu mari kita memanfaatkan pupuk organik. Selain itu, pertanian organik memiliki nilai ekonomi jauh menguntungkan dibandingkan pertanian konvensional.
Tanam padi sistem organik itu dilakukan tanpa bahan kimia, selain sangat diminati masyarakat modern dan peluang pasaran yang bagus, juga sangat baik untuk kesehatan dan tentunya juga ramah lingkungan. Padi hasil tanam sistem organik selain baik dari aspek kesehatan juga bagus untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Menurut Emri Nurman, Pemerintah Nagari Padang Toboh sangat antusias untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya, salah satunya melalui peningkatan kapasitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) petani rentan.
Pelatihan ini bersumber dari anggaran pendapatan belanja nagari, ini merupakan momen penting bagi masyarakat untuk memanfaatkan pelatihan menjadi sumber ilmu dan dapat meningkatkan pendapat agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Harapannya setelah pelatihan ini, peserta dapat mengaplikasikan di lahan sawah masing-masing, karena pelatihan ini di Bimbingan langsung oleh narasumber dari akademisi, penyuluh, dan didampingi oleh PKBI Sumbar.
Hal itu ditegaskan oleh Jafrizal koordinator BPP Kecamatan Ulakan Tapakis bahwa Wali Nagari Padang Toboh, merupakan wali nagari satu-satunya yang mengadakan sekolah lapangan di Kecamatan Ulakan Tapakis ini dan bekerjasama dengan BPP serta akademisi dalam peningkatan kapasitas kelompok rentan untuk pelaksanaan penanaman padi organik.
“Penggunaan pupuk organik pada lahan pertanian mampu menjaga kesuburan tanah dan bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan dan ini merupakan salah satu antisipasi pertanian terhadap perubahan iklim. Ke depan tanam padi dengan sistem organik terus dikembangkan oleh pemerintah nagari,” ujar Jafrizal.
Syamsuwirman Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Ekasakti Padang mengatakan, salah satu penyebab menurunnya produktivitas lahan pertanian kita saat ini adalah karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan.
Hampir seluruh petani berusaha untuk meningkatkan hasil produksi tanpa memikirkan jangka panjang “kesehatan tanah”.
Ini tentunya merupakan bumerang yang dapat mengancam kelangsungan kehidupan petani serta mengabaikan mutasi hama dan patogen. Lahan pertanian yang terus dipupuk kimia secara berlebihan hanya menunjukkan respon seketika, tetapi berdampak cepat habisnya bahan organik tanah dan meracuni tanah. Kondisinya akan diperburuk apabila kemampuan ekosistem atau masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim rendah. Untuk itu, diharapkan kelompok tani kembali menggunakan pupuk organik untuk lahan pertanian.