PADANG, KLIKPOSITIF – Pengamat Politik Dari Universitas Andalas (Unand) Andri Rusta mengatakan, meskipun pilihan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melenceng dari koalisi poros baru dan sangat mengejutkan, namun itu adalah hal yang wajar dilakukan oleh partai politik.
Andri menilai keputusan PKB itu sangat mengejutkan. Ibaratnya, seperti melepaskan diri dari poros baru (koalisi partai Golkar, PKB dan Nasdem), atau seperti berkhianat. Namun itu adalah hal yang wajar dalam dunia politik karena partai itu tujuannya untuk menang.
“Kalau bagi internal PKB bahwa calon yang ada di poros baru tidak menang, ya wajar saja bagi mereka sebagai partai untuk bersikap lain atau lepas dari poros. sebagai partai, PKB tentunya akan “tagak di nan manang” artinya mereka akan mengusung calon yang menang,” jelas Andri, Jumat (4/9) di Padang.
Meskipun begitu, menurutnya secara etika politik, santunnya berpolitik partai PKB tentunya dipertanyakan banyak orang. Sebab mereka sudah berkoalisi, kemudian rekan koalisi mereka sudah memilih satu pasangan calon namun kemudian mereka (red, PKB) berpindah pilihan.
“Keputusan PKB untuk hengkang dari poros baru tersebut memberikan dampak yang luar biasa bagi partai koalisinya. Kalau tidak berdampak maka tidak akan membuat ribut,” ulasnya.
Bicara soal koalisi tentunya tidak serta-merta berbicara tentang poros, sejak awal pastinya sudah dibicarakan tentang hal ini. Artinya sudah ada deal-deal atau mungkin sudah ada pembicaraan politik yang muncul setelah poros baru terbentuk dan kemudian Mulyadi masuk ke dalam.
Diberitakan sebelumnya, koalisi poros baru yang terdiri dari partai PKB, Nasdem, dan Golkar membentuk koalisi menyatukan dukungan untuk mengusung satu pasangan calon yang akan diusung di Pilgub Sumbar Desember 2020 ini.
Diawali oleh partai Golkar dengan resmi menyatakan dukungannya untuk pasangan Fakhrizal dan Genius Umar di Pilgub Sumbar. SK tersebut tertuang dalam Keputusan DPP Partai Golkar no : SKEP-225/DPP/Golkar/VIII/2020 tertanggal 21 Agustus 2020. Dalam SK ini diterangkan hasil keputusan DPP Golkar tanggal 19 Agustus 2020 di Jakarta.
Kemudian dilanjutkan oleh partai Nasdem menyatakan dukungannya untuk pasangan Fakhrizal-Genius tertuang dalam surat keputusan DPP Partai Nasdem nomor 272-Kpts/DPP Nasdem/VIII/2020 tentang persetujuan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur provinsi Sumatra Barat. SK itu ditandatangani Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dan Sekjen Nasdem Johnny G Plate pada 31 Agustus 2020.
Namun kabar mengejutkan datang dari PKB yang menyatakan dukungannya untuk calon yang berbeda yakni pasangan Mulyadi-Ali Mukhni. Sesuai dengan keputusan dewan pengurus pusat PKB nomor 3856/DPP/01/VIII/2020 yang ditandatangani langsung oleh ketua umum Muhaimin Iskandar dan Sekjen Hasanuddin Wahid tanggal 28 Agustus 2020. (*)