KLIKPOSITIF – Efek samping yang ditimbulkan usai melakukan vaksinasi Covid-19 menjadi alasan masyarakat enggan mendapatkan suntikan tersebut. Mereka khawatir setelah vaksin justru menurunkan imunitas dan malah terserang Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban mengatakan kekhawatiran terbesar setelah divaksin Covid-19 adalah efek sampingnya.
“Itu lumrah. Tapi berapa lama efek tersebut bertahan dan bagaimana jika pascavaksin Anda menggigil, sakit kepala atau muncul ruam bintik-bintik merah di kulit,” ungkapnya lewat akun media sosial pribadinya, dikutip dari idxchannel, Jumat (3/9/2021).
Zubairi pun mengungkapkan hal-hal yang perlu masyarakat cermati yakni pertama harus dipahami dulu bahwa efek samping pascavaksin adalah normal.
“Itu tanda vaksinnya nendang dan sistem kekebalan tubuh Anda melakukan tugasnya. Dia itu sedang membangun perlindungan terhadap virus,” paparnya.
Namun, kata Zubairi, amat normal juga untuk tidak mendapatkan efek samping sama sekali atau hanya ringan. “Seperti saya, ketika divaksin Moderna. Saya demam setengah jam setelah disuntik. Tapi ada juga memang yang demam tiga hari dan lengan bekas suntikannya bengkak. Ada,” katanya.
Ukurannya, kata Zubairi, selama masih bisa berkegiatan pascavaksin atau setelah tiga hari demam, ya itu normal atau umum. Termasuk sakit kepala, merasa lelah, panas dingin, menggigil, mual dan bengkak di tempat suntikan. “Semuanya itu masih normal,” tegasnya.
Tapi, Zubairi mengatakan jika mengalami sakit kepala parah lebih dari tiga hari, sakit perut parah, bintik-bintik merah kecil di bawah kulit, atau sesak napas, harus konsultasi dengan petugas medis.
“Apalagi jika ada anafilaksis (reaksi alergi) atau sampai pingsan. Segera konsultasi.”
“Itulah mengapa, kondisi seseorang harus diamati selama seperempat jam pascavaksin. Setelah divaksin, ada baiknya juga Anda minum parasetamol tiap delapan jam selama 24 jam,” jelas Zubairi.