Monyet Cingkuang, Hewan Langka Sumatera yang Dilindungi di Gunung Padang

Klikpositif - JUTAWAN Honda (3000 x 1000 px) Iklan

PADANG, KLIKPOSITIF – Monyet Cingkuak atau Lutung Sumatera merupakan salah satu hewan langka yang ada di objek wisata Gunung Padang, Kota Padang, Sumatera Barat. Hewan ini merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena termasuk hewan langka yang ada di Pulau Sumatera.

Salah seorang tim Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunung Padang, Bhilu Pricilia mengatakan, hewan ini sudah dilindungi sejak 2014 di kawasan wisata ini. Monyet bewarna hitam, namun anaknya berbulu emas. “Saat ini, hewan ini hanya berjumlah kurang lebih 20 ekor di kawasan ini,” katanya saat di
hubungi di Padang beberapa waktu lalu.

Mengingat jumlahnya yang sedikit, saat ini timnya di Pokdarwis fokus memberikan edukasi kepada pengunjung agar tak memberi makanan kepada hewan tersebut.

“Kita fokus memberikan edukasi kepada pengunjung agar tidak memberikan untuk emnjaga habitatnya karena saat ini jumlah makanannya masih sangat cukup,” jelasnya.

Langkah-langkah edukasi yang dilakukan diantaranya pemasangan papan- papan peringatan kepada pengunjung agar tidak memberikan makanan kepada hewan, kerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Padang, BKSDA, dan akademisi.

Dalam melakukan hal itu, pihaknya berkoordinasi denfan Dinas Pariwisata Kota Padang. “Kita koordinasikan dengan Dinas Pariwisata Kota Padang. Dan dinas juga merespon baik hal itu dengan bergerak cepat dalam memasang papan- papan peringatan tersebut,” terangnya.

Sementara kerjasama dengan BKSDA dan peneliti dari Universitas Andalas (Unand) untuk melindungi hewan tersebut.

Selain itu, di objek wisata ini juga disediakan alat untuk melihat Monyet Cangkuak bagi wisatawan yang ingin karena kecendrungan hewan ini yang masih suka bersembunyi

“Saat ini kita mendapatkan bantuan teropong dari Negara Ceko untuk melihat Monyet Cangkuak. Sebenarnya mereka tetap bisa dilihat dengan mata langsung, namun mereka masih takut untuk berinteraksi dengan manusia, sehingga mereka cenderung bersembunyi, jadi dibutuhkan teropong untuk
melihatnya,” terang Bhilu.

Jika Anda ingin melihat fauna ini,waktu terbaik untuk melihat Monyet Cingkuak di pukul 14.00-17.00 Wib. “Karena pada jam tersebut, mereka sering keluar,” tuturnya.

Selain Monyet Cingkuak, situs wisata lainnya masih tetap bisa dinikmati dari Gunung Padang, seperti Makam, Meriam, Monyet ekor panjang, pemandangan laut, dan pemandandangan Kota Padang yang sangat indah.

Selain memberikan edukasi kepada hewan langka yang ada di sana, objek Wisata Gunung Padang juga memberikan kemudahan dan edukasi kepada masyarakat melalui sistem pembayaran yang ramah, yakni pembayaran uang masuk secara digital. Sistem pembayaran ini dilakukan melalui QRIS.

“Untuk pembayaran masuk ke objek wisata Gunung Padang kita sudah menerapkan pembayaran nontunai. Kita sangat menyarankan pengunjung membayar secara non tunai melalui QRIS. QRIS yang kita gunakan dari Bank BRI,” jelasnya.

Jika pengunjung membayar dengan nontunai, maka hanya membayar uang masuk Rp10 ribu namun jika membayar secara tunai akan dikenakan biaya masuk Rp13 ribu dengan rincian, Rp10 ribu biaya masuk dan Rp3 ribu untuk biaya administrasi.

“Sehingga sangat disarankan bagi pengunjung membayar secara nontunai, selain murah juga ramah lingkungan,” katanya.

Kepala Bidang Destinasi dan Daya Tarik Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Padang, Diko Riva Utama, mengatakan, saat ini pihaknya di pemerintahan mendorong semua objek wisata di Kota Padang untuk melakukan pembayaran secara nontunai jika masuk ke objek wisata.

“Pembayaran nontunai sangat kita anjurkan di seluruh objek wisata di yang ada di Kota Padang untuk membuat pengunjung merasa aman dan nyaman menikmati tempat wisata,” paparnya.

Menurutnya, dengan pembayaran nontunai yang sudah bekerja dengan Bank BRI ini sangat membantu pihaknya di pemerintahan, sehingga tak ada pemalakan atau hal-hal yang membuat pengunjung tak nyaman ke objek wisata.

“Tentunya ini sangat bermanfaat bagi kita dan juga pengunjung sehingga ini juga jadi salah satu cara kita memperlakukan mereka dengan nyaman,” paparnya.

Sementara itu, Praktisi Ekonomi dari Universitas Taman Siswa Padang, Ir. Hamdani Harahap, MM. mengatakan, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau biasa disingkat QRIS adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.

“QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS,”
katanya saat di hubungi di Padang, Jumat, 26 April 2024.

Ia mengatakan, saat ini dengan ditunjang internet dimanapun terjangkau, dengan QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari penyelenggara manapun baik bank dan nonbank yang digunakan masyarakat, dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, donasi (merchant) berlogo QRIS,
meskipun penyedia QRIS di merchant berbeda dengan penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat.

Merchant hanya perlu membuka rekening atau akun pada salah satu penyelenggara QRIS yang sudah berizin dari Bank Indonesia. Ia juga menyebutkan ada beberapa keuntungan yang diperoleh jika menggunakan layanan ini, yakni lebih efisien, keamanan lebih terjamin (tidak perlu banyak membawa/menyediakan uang tunai di tangan).

Selain itu, manfaat lain QRIS juga membuat pengeluaran lebih terkontrol dibanding uang tunai, meminimalisir tindakan kejahatan (bagi penjual dan pembeli), sudah banyak merchant yang menerima transaksi nontunai, dan teradministrasi karena sudah tercatat di rekening bank baik pengusaha maupun konsumen.

 

Exit mobile version