PADANG, KLIKPOSITIF – Masalah kesehatan selalu jadi hal yang tak pernah selesai di bicarakan karena menyangkut pertumbuhan generasi muda dan penerus bangsa di masa mendatang, terutama untuk generasi emas tahun 2045.
Menanggapi hal itu, anggota DPR RI dari Partai Golkar, Darul Siska mengatakan, stunting jadi fokus kerjanya selama tahun 2022 untuk mengatasi masalah pertumbuhan anak yang terjadi di Sumatra Barat.
Langkah itu dilakukan dengan berkoordinasi secara intens dengan mitra kerja yang berada di Komisi IX DPR RI dalam bidang kesehatan, yakni Kementerian Kesehatan, BKKBN, BPJS Kesehatan, BPOM, dan pihak terkait lainnya.
“Stunting jadi fokus saya selama tahun 2022. Ini karena anak-anak seperti Balita dan Batita saat ini akan menjadi bagian dari Indonesia Emas di tahun 2045. Saat mereka nantinya telah tumbuh, mereka akan jadi generasi produktif. Agar tumbuh dengan baik, gizi untuk masa awal pertumbuhannya jadi fokus kami di tahun ini. Generasi emas bagi saya adalah mereka yang sehat fisiknya, cerdas otaknya, dan mulia akhlaknya,” katanya di Padang, Minggu (18/12).
Ia mengatakan, selama tahun 2022, bersama mitra kerja, Darul Siska memilih Stunting dan Ketenagakerjaan sebagai fokus perhatiannya.
“Kita terus berusaha mengambil peran dan berkontribusi dalam penurunan dan pencegahan stunting serta ikut mengatasi masalah bidang ketenagakerjaan sebagai wujud pengabdian, sekaligus menjalankan amanah masyarakat Sumatera Barat yang diberikan,” paparnya.
Stunting sendiri merupakan gangguan tumbuh kembang pada anak akibat multi faktor terutama akibat gizi buruk, infeksi berulang, pola asuh yang salah, kondisi lingkungan tidak sehat, dan kondisi sosial ekonomi keluarga. Penyebabnya yang paling mendominasi adalah gizi buruk.
Gizi buruk diakibatkan kurangnya nutrisi secara berkepanjangan. Anak yang mengalami gizi buruk di bawah usia satu tahun, 25%-nya berisiko memiliki tingkat IQ di bawah 70. Sedangkan 40% lainnya berisiko memiliki IQ antara 71-90. Stunting menjadi permasalahan utama anak balita dan baduta di Indonesia.
Stunting tidak saja terjadi pada anak-anak yang berasal dari kelompok masyarakat miskin, namun kasusnya juga terjadi pada anak-anak yang berasal dari berbagai tingkat kesejahteraan sosial. Anak yang pendek belum tentu stunting, namun anak stunting sudah pasti pendek. Seringkali ada anggapan bahwa anak yang tidak tumbuh optimal (pendek) adalah akibat faktor genetika atau keturunan, padahal bisa saja karena stunting.
Menurutnya, masalah dan tantangan dalam penangan stunting ini diantaranya adalah minimnya pengetahuan masyarakat terkait stunting, sehingga menimbulkan kesalahan pemahaman dalam penanganan dan pencegahan stunting.
“Sebagian masyarakat menganggap tidak penting asupan gizi seimbang dan bernutrisi cukup bagi anak, ibu hamil atau ibu menyusui. Dari perspektif sosial, anak yang terpapar stunting dianggap aib sehingga tidak diperiksakan di fasilitas kesehatan. Akibatnya, anak stunting tidak mendapat penanganan yang tepat. Padahal, stunting dapat dicegah dan disembuhkan. Stunting masih bisa dicegah dan ditangani selama anak dalam masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu 40 minggu di masa kehamilan; pada anak usia satu tahun dan usia dua tahun,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal itu, Darul Siska telah melakukan berbagai kegiatan antara lain sosialisasi dan Edukasi percepatan penurunan dan pencegahan stunting, pangan aman, gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), pemberian makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MT/MP ASI) dan pembangunan fasilitas kesehatan lingkungan seperti pembangunan sanitasi atau jamban bersih.
Menurutnya, sosialisasi dan KIE diberikan kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya stunting, meningkatkan pemahaman tentang kehidupan berumah tangga, pola asuh yang baik, dan perilaku hidup sehat untuk mempersiapkan generasi yang sehat fisiknya, cerdas otaknya dan mulia akhlaknya.
“Kegiatan ini menggandeng berbagai pemangku kepentingan baik di level pemerintah pusat maupun di Provinsi Sumatera Barat dan kabupaten/kota,” terangnya.
Bekerja sama dengan mitra-mitra kerja Komisi IX di DPR RI, seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan), di tahun 2022 ini Darul Siska telah melakukan sosialisasi kesehatan untuk mengedukasi masyarakat yang lebih kurang 14.900 orang di 10 kabupaten yang mencakup 57 kecamatan.
Kegiatan sosialisasi dan Edukasi bersama BKKBN bertujuan mensosialisasikan berbagai langkah menyonsong 1000 Hari Pertama Kehidupan, sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Lebih kurang 4.650 masyarakat di 26 kecamatan yang merupakan Pasangan Usia Subur dan keluarga yang memiliki anak baduta atau balita menjadi peserta dalam kegiatan yang menelan biaya Rp 3,75 Miliar ini.
Selain sosialisasi dan KIE, Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI ini juga intensif mempercepat penurunan stunting dengan menyasar langsung keluarga berisiko stunting yang tidak mampu. Dengan menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) bagi 17 anak di 5 kabupaten/kota.
Upaya yang dilakukan semoga dapat membantu meringankan biaya perbaikan gizi anak-anak tersebut. Tentunya diharapkan upaya-upaya tersebut dapat mendorong kepedulian bersama masyarakat Sumatera Barat yang memiliki kelebihan finansial untuk ikut berpartisipasi dalam penanganan dan pencegahan stunting.
Obat, Pangan dan Kosmetika Aman
Menurut Darul Siska, Kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait keamanan pangan perlu terus ditingkatkan agar makanan yang dikonsumsi dipastikan aman dari bahan berbahaya. Pangan yang diproduksi secara aman dan bersih dengan mutu dan gizi terjaga. Tentunya berkontribusi pula dalam membangun masyarakat yang sehat dan mencegah stunting.
Sosialisasi dan edukasi hasil kerja sama dengan BPOM ini diharapkan mampu mewujudkan masyarakat sebagai konsumen yang cerdas. Bahkan peserta sosialisasi dapat berperan sebagai duta dalam pengawasan peredaran obat, pangan dan kosmetika berbahaya yang beredar di tengah masyarakat.
Karena itu, Darul Siska merasa bersyukur telah mengajak lebih kurang 5.000 orang untuk menghadiri sosialisasi pengawasan obat, pangan dan kosmetika aman di 8 kabupaten/kota yang meliputi 19 kecamatan.
Gerakan Hidup Sehat
Program kesehatan yang komprehensif yang bersifat promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif juga dilakukan mengkampanyekan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup, demikian disampaikan Darul Siska.
Germas mencakup 7 langkah, yaitu melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengkomsumsi alkohol, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, menjaga kebersihan lingkungan dan memelihara sanitasi yang sehat.
Dengan dukungan pendanaan Rp 1,280 Miliar, selama tahun 2022 ini mantan aktifis mahasiswa dan pemuda ini telah melaksanakan kampanye Germas di 16 kecamatan kepada lebih kurang 3.200 orang.
Fasilitas bidang kesehatan
Darul Siska menyebutkan bahwa sanitasi yang buruk bisa menyebabkan masalah gangguan pencernaan, sistem imun menjadi lemah, sakit-sakitan, dan akhirnya meningkatkan risiko stunting. Oleh karena itu tahun 2022 ini beliau telah mengusulkan pembangunan sanitasi dan jamban sehat bagi masyarakat melalui Kementerian Kesehatan di 6 pondok pesantren di Dapil Sumatera Barat I.
Dalam mengemban amanah masyarakat Sumatera Barat sebagai wakil rakyat di DPR RI, Darul Siska terus berjuang agar pembangunan fasilitas kesehatan semakin merata, lengkap dan baik serta dekat dengan masyarakat.
Dalam pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Darul Siska berusaha maksimal agar Sumatera Barat mendapat alokasi pendanaan untuk pembangunan fasilitas kesehatan dan peningkatan kualitas infastruktur kesehatan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Salah satu yang menjadi capaian penting adalah anggaran pembangunan Rumah Sakit Pratama di Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, dalam APBN Tahun Anggaran 2022, senilai Rp 54 Milyar. Rumah Sakit ini merupakan satu dari 13 Rumah Sakit Pratama yang dibangun di seluruh Indonesia di tahun ini.
Untuk tahun 2023, telah disetujui alokasi anggaran untuk peningkatan kualitas sarana dan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Sijunjung dan Kota Sawahlunto.
Jaminan Kesehatan
Meskipun trennya meningkat, penduduk Indonesia yang memiliki jaminan kesehatan baru mencapai 69,62%. Darul Siska terus mendorong masyarakat untuk mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Dengan demikian setiap warga dipastikan bisa memperoleh pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan dan rumah sakit. Terlebih bagi keluarga penderita stunting yang memerlukan penanganan kesehatan komprehensif dan memerlukan biaya besar.
Sekitar 450 orang telah mengikuti sosialisasi BPJS Kesehatan di 3 kabupaten/kota. Secara kumulatif sejak 2020, lebih kurang 975 orang mengikuti kegiatan sejenis.
Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Pada Juni 2022, Badan Pusat Statistik mencatat jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 8,4 juta orang dari 144 juta orang angkatan kerja, atau sekitar 5,83%. Yang cukup mengkhawatirkan, 62,46% dari jumlah pengangguran ini diklasifikasikan sebagai pengangguran terdidik. “Inilah tantangan besar dunia ketenagakerjaan kita,” katanya.
Menurutnya, faktor penyebab pengangguran antara lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak dibarengi dengan kecukupan kesempatan kerja; ketidaksesuaian kompetensi pekerja dengan kebutuhan kerja; dan kemajuan teknologi.
Selain itu, daya dukung kualitas sumber daya manusia masih diwarnai dengan penilaian kurang berpendidikan dan kurang terampil, sehingga sulit bersaing di pasar tenaga kerja lokal dan global.
Pelatihan Tenaga Kerja
Melalui Kementerian Ketenagakerjaan, sebagai Anggota Komisi IX DPR RI, Darul Siska telah memperjuangkan pembangunan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) untuk memperkuat basis kompetensi dan keahlian anak didik agar siap menjadi tenaga kerja terampil, jika mereka tidak berkesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
BLKK ini juga bisa membuka kesempatan untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja muda di lingkungan sekitarnya agar siap memasuki dunia kerja.
“Alhamdulillah, semenjak tahun 2019, Darul Siska telah berhasil memperjuangkan pembangunan 20 BLK Komunitas yang tersebar di berbagai pondok pesantren di 9 kabupaten/kota dengan total anggaran Rp 18,6 Miliar,” jelasnya.
Dalam rangka penciptaan lapangan kerja, Darul Siska telah menyalurkan program Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
TKM merupakan program penciptaan lapangan kerja baru dan peluang usaha baru bagi masyarakat untuk mengurangi angka pengangguran dan menciptakan wirausahawan baru yang mandiri. Program ini berupaya menumbuhkan usaha-usaha baru untuk memperluas kesempatan berusaha dan mengembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri.
Menurut catatan, Anggota Komisi IX ini telah membantu menyalurkan program TKM kepada 95 kelompok di tahun 2022. Tiap kelompok terdiri dari 10 orang sehingga total tenaga kerja yang memperoleh modal usaha melalui program TKM ini berjumlah 950 orang, dengan total anggaran Rp 2,26 Miliar.
Program lainnya yang menyasar masyarakat penganggur atau setengah penganggur adalah Padat Karya Infrastuktur. Program ini dimaksudkan untuk memberikan penghasilan sementara kepada mereka sebagai tenaga kerja padat karya, dan hasil pembangunan tersebut juga dapat menjadi sarana penunjang kegiatan perekonomian masyarakat di lingkungan mereka sendiri, katanya.
Darul Siska Anggota DPR RI asal Sumatera Barat ini berharap agar apa yang telah dilakukan tersebut dapat berkontribusi meningkatkan kualitas hidup masyarakat Sumatera Barat dan mendorong generasi emas di masa yang akan datang. Sumatera Barat akan maju dan sejahtera hanya apabila diisi oleh individu-individu yang berkualitas, yaitu sehat fisiknya, cerdas otaknya, dan terpuji akhlaknya.
Darul Siska mengatakan kondisi yang ada saat ini merupakan tantanga yang harus dijawab oleh setiap pemangku kebijakan untuk bahu-membahu memikirkan kepentingan Sumatera Barat hari ini dan di masa yang akan datang.
Karena itu Sumatera Barat membutuhkan negarawan yang berbuat nyata bagi generasi yang akan datang. Darul Siska berharap kontestasi politik pada tahun 2024 yang akan datang akan memunculkan sosok-sosok negarawan terbaik bagi Sumatera Barat, bukan untuk satu kelompok tertentu saja