Mengenal Tradisi Latur Perantau Saniangbaka di Kota Solok Sumbar

Tradisi Latur warga Ikatan Warga Saniangbaka di Kota Solok.(Prokomp)

Kota Solok, Klikpositif – Masyarakat perantau dari Ikatan Warga Saniangbaka (IWS) yang tinggal di Kota Solok menggelar buka bersama, Senin (10/4/2023). Buka bersama yang dilakukan pada 10 hari terakhir Ramadan itu dikenal dengan istilah Latur.

Latur merupakan tradisi buka puasa bersama warga Nagari Saniangbaka yang  sengaja dicari waktu 10 hari terakhir Bulan Ramadan. Harapannya, bisa bertepatan dengan malam Lailatul Qadar yang merupakan asal mula nama Latur, diambil dari kata Lailatul.

Kegiatan Latur diawali dengan pemotorngan seekor sapi yang kemudian dimasak dengan nangka dan rebong. Proses memasaknya dilakukan secara bersama-sama dengan menggunakan kuali besar atau dikenal dengan nama kancah.

Usai proses memasak yang dilakukan dengan cara bergotong royong, nantinya masakan itu disantap secara bersama-sama saat berbuka puasa. Makannya pun tidak menggunakan piring, namun memakai piring besar yang disebut dengan dulang.

Dulang tersebut kemudian diisi dengan nasi putih dan gulai cubadak dengan camouran daging sapi. Satu dulang bisa dimakan oleh 3-4 orang. Yang ikut Latur juga tidak dibatasi orangnya, namun mayoritas adalah kaum Laki-Laki.

Tradisi itu turut dihadiri tokoh masyarakat Nagari Saniang Baka, H. Zul Elfian Umar hingga mantan senator, H. Nofi Chandra. Selain itu juga dihadiri oleh puluhan para perantau Nagari Saniang Baka yang mengadu untung di Kota Solok.

“Semoga kegiatan ini akan semakin mempererat silaturrahmi serta hubungan baik antara seluruh warga Ikatan Warga Saniangbaka (IWS). Termasuk juga dengan warga Kota Solok lainnya,” kata Zul Elfian sesaat jelang berbuka puasa.

Zul Elfian yang kini menjabat sebagai Wali Kota Solok juga mengharapkan seluruh perantau untuk menjaga kekompakan. Selain itu, juga mendukung berbagai program pembangunan yang ada di Kota Solok maupun daerah perantauan lainnya.

Exit mobile version