KLIKPOSITIF – Ir. Audy Joinaldy, S.Pt, M.Sc, M.M, IPM, ASEAN.Eng merupakan satu-satunya perwakilan dari generasi Milenial dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Barat (Sumbar) 2020. Bahkan, ia juga merupakan Calon Gubernur-Wakil Gubernur termuda dari sembilan Pilgub di Indonesia.
Pria yang berumur 37 tahun ini merupakan satu-satunya perwakilan Solok Raya dalam Pilgub tersebut. Di kampung halamannya, VI Suku, Kota Solok, ia merupakan Ninik Mamak Datuk kaumnya yang bergelar Datuak Rajo Pasisia Alam.
Pria kelahiran tahun 1983 ini merupakan seorang akademisi yang meraih gelar di sejumlah kampus ternama Indonesia seperti Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2005 dengan nilai cumlaude.
Bahkan ia lulus di kampus pertanian terbaik di dunia yatu Master of Science di Wageningen University Belanda dalam bidang Major Food Quality Management Minor Animal Nutrition pada 2007
Gairahnya dengan dunia pendidikan membuatnya melanjutkan kuliahnya di Magister Manajemen Universitas Hasanuddin Makassar pada 2011.
Setelah itu, Audy mendapatkan gelar Insinyur dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2019, pada tahun yang sama mendapat gelar IPM dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) serta gelar ASEAN.Eng dari Asean Federation Engineering Association (AFEO) pada tahun 2019. Saat ini ia sedang melanjutkan pendidikan Doktor di Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB). Saat ini Audy sering mengisi kuliah umum, seminar nasional dan internasional, talkshow di sejumlah kampus Indonesia dari Sumatera hingga Papua.
Pria yang memiliki gelar serenteng ini juga merupakan pebisnis sukses dengan omset miliaran rupiah. Usaha yang ia miliki rata bergerak di bidang pertanian dan peternakan seperti beras, jagung, ayam petelur dan beberapa usaha lainnya. Usaha dan kerja kerasnya membuat ia menjabat sebagai Chairman Of Perkasa Group yang bergerak di bidang peternakan dan Lintas Agro Group yang bergerak di bidang peternakan.
Tidak hanya itu,semenjak 2013 ia juga memimpin perusahaan lainnya, seperti komisaris utama di PT Sinar Terang Madani, komisaris utama di PT Mega Satwa Perkasa, direktur utama PT Lintas Agro Niaga, Direktur keuangan PT Berau Usaha Mandiri, komisaris utama PT AA Perkasa Bersaudara dan di tahun 2016 ia didapuk sebagai komisaris PT Benindo Perkasa Utama.
Namun, ia terjun ke dunia politik secara tidak sengaja. Awalnya, tak pernah terpikirkan olehnya untuk terjun ke dunia politik. Bakat yang dimiliki Audy, membuat intuisi Mahyeldi Ansharullah berbisik untuk meminang Milenial Minang ini sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) dalam pemilihan gubernur (pilgub) Sumbar 2020. Kata ini terucap, pada saat pertemuan Mahyeldi dengan Audy di Makasar pada tahun 2019 silam.
“Saat itu lagi berfoto, lalu Buya mengatakan saya Sumbar 1, Audy Sumbar 2, ya,” kata Audy mengingat kata Mahyeldi kepada dirinya yang dikutip dari Haluan Talk, Rabu, 12 Agustus 2020 lalu.
Menurutnya dunia politik serba tidak pasti. Namun, ada beberapa peristiwa yang menggiring Audy Joinaldy hingga akhirnya memutuskan maju di Pilgub Sumbar. Pertama, pesan ayahnya Joi Kahar yang membuatnya berpikir dan tergugah.
“Kamu lakukan sesuatu untuk membantu kampungmu. Kalau perlu kamu mati di sana,” pesan sang ayah Joi Kahar kepadanya, seperti yang ia ceritakan kembali saat silaturahmi dengan awak media di salah satu restoran di Padang, Senin 10 Februari 2020
Hal ini yang membuatnya untuk bertekad untuk mewakafkan waktu, tenaga dan pikirannya pada Pilkada Sumbar 2020 bersama Walikota Padang tersebut. Pasangan calon kolaborasi antara birokrat dan pengusaha ini mengusung tiga program ekonomi nasional, antaranya, bidang pertanian dalam arti luas, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan bidang pariwisata. Selain itu, pasangan yang memiliki latar belakang pertanian ini memiliki cita-cita untuk menjadikan Sumbar sebagai lumbung beras dan jagung nasional.
Tampang rupawannya ia dapatkan dari kedua orangtuanya yaitu Ayahnya Joinerri Kahar yang berasal dari Padang dan Ibunya Desmilia yang berasal dari Solok. Namun, bakat dalam mengelola bidang pertanian yang dimiliki audy tidak mengalir secara langsung dalam darahnya. Kedua orangtuanya tak memiliki latar profesi dalam bidang pertanian. Ternyata bakatnya ini diwariskan oleh kakek buyutnya yaitu Marah Adin.
Marah Adin Datuak Penghulu Sati merupakan, seorang birokrat yang pernah menjawat sebagai Kepala Pertanian Sumatera Tengah. Marah Adin juga tercatat sebagai pendiri Fakultas Pertanian Universitas Andalas (yang semulanya berada di Payakumbuh).
Selain itu, Marah Adin merupakan Ketua Panitia Pembentukan Kota Solok yang diresmikan pada 16 Desember 1970 oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang saat itu dijabat oleh Amir Mahmud. Tertulis dalam sejarah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), sehingga nama Marah Adin diabadikan menjadi nama jalan di Payakumbuh dan Solok.
Lailatul Mahfud menakdirkannya menikah dengan dr. Fitria Amalia Umar, Sp. KK. M, Kes pada tanggal 11 November 2007. Wanita keturunan arab ini merupakan seorang Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin yang didapatkan dari Universitas Indonesia.
Pasangan yang suka plesiran Indonesia bahkan luar negeri ini, memiliki tiga orang anak yang semuanya bersekolah di Al-Azhar Pusat. Jannaisya Aufilia Joinaldy (Naisya-11 tahun), Zafransya Aulia Joinaldy (Zafran-6 tahun) dan Zadrinsya Aufal Joinaldy (Zadrin-3 tahun).
[Rilis]