Mengenal Sejarah Tugu Padang Area di Simpang Haru

Tugu itu dibangun pada tahun 1991 dan diselesaikan pada tahun 1992

Tugu Padang Area di Simpang Haru Kota Padang

Tugu Padang Area di Simpang Haru Kota Padang (KLIKPOSITIF/Halbert Caniago)

PADANG, KLIKPOSITIF — Tugu Padang Area atau banyak yang menyebut Tugu Simpang Haru yang terletak di Jalan Dokter Soetomo, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang – Sumbar memiliki historikal yang sangat menyayat hati.

Puluhan pejuang gugur di kawasan tersebut untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1946 hingga 1949.

Pasukan revolusi yang mempertahankan kemerdekaan di lokasi itu juga menghabisi puluhan tentara Belanda yang kembali akan menguasai Republik Indonesia.

“Tugu itu dibangun pada tahun 1991 dan diselesaikan pada tahun 1992. Gunanya untuk mengingat pahlawan yang gugur saat revolusi,” ujar sejarawan Maiza Elvira, saat ditemui klikpositif.com, 

Pertempuran di lokasi itu tidak hanya sekali atau dua kali saja, bahkan sering terjadi hingga dibuat sebuah tugu bernama Renviel yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari lokasi.

“Peperangan di lokasi itu sebenarnya untuk memperebutkan markas Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berada di sana,” lanjutnya.

Tentara republik (sebutan TNI masa itu) berulang kali menggempur dan digempur oleh pasukan Belanda hingga masa revolusi selesai.

“Pada masa peperangan itu tidak hanya tentara republik yang turun tangan, barisan Harimau Kuranji juga ikut membantu menpertahankan republik,” lanjutnya.

Karena pertempuran tidak bisa dihentikan di masa itu, pada tahun 1949 dibuatlah sebuah tugu di daerah Lubuk Begalung yang saat ini dikenal dengan tugu renviel yang bertujuan untuk membatasi daerah aman republik dan daerah aman Belanda.

“Guna tugu itu dibangun bisa dilihat dari relief yang ada di sekelilingnya. Itu kan bentuk perjuangan semua,” lanjutnya.

Tugu dengan tinggi kurang lebih 12 meter dengan luas taman kurang lebih 64 meter itu saat ini masih banyak dikunjungi oleh kaum milenial.

Tugu yang berbentuk menyerupai tiga lidah api yang menjilat ke langit itu memiliki beberapa ornamen seperti lukisan masa revolusi di setiap sisinya.

Pada salah satu sisi, terlihat seperti gambar wajah Presiden Republik Indonesia pertama, Ir Soekarno bersama Laksamana Tadaeci Maeda yang sedang memegang samurai.

Di sisi yang sama juga terlihat masyarakat yang menggunakan bambu runcing dan menghadapi tentara Belanda yang menggunakan senapan.

Di sisi lainnya, ada ukiran perjuangan lainnya yang menunjukkan bahwa lokasi itu pernah menjadi pusat pertempuran antara Belanda dan Tentara Republik.

Hingga saat ini, keadaan tugu yang memiliki nilai historikal yang tinggi itu masih berdiri kokoh di tengah Kota Bingkuang.

[Halbert Caniago]

Exit mobile version