Mengenal Alfa, Putra Minang di Bali yang Suka Ubah Sampah Plastik Jadi BBM

Namanya Alfatirahman Hakim

Alfatirahman Hakim (Dok. Pribadi)

Program MEDAL Of Honda Klikpositif

KLIKPOSITIF – Sampah plastik masih menjadi salah satu masalah yang dibicarakan pegiat lingkungan di dunia.

Namun apa jadinya jika sampah plastik bekas konsumsi manusia itu kembali di daur ulang dan menghasilkan sesuatu yang sangat berguna.

Itulah yang dilakukan pemuda 34 tahun asal Taram, Limapuluh Kota ini. Namanya Alfatirahman Hakim.

Alfa, begitu ia dipanggil merupakan seorang musisi yang bekerja lepas. Saat ini ia menetap di Bali.

Bekerja sebagai musisi adalah jalan hidup yang dipilih Alfa. Ia rela meninggalkan banyak pekerjaan prestisius demi bisa menikmati hidup dengan menjual suara.

Semasa hidupnya, Alfa pernah bekerja sebagai Jurnalis televisi di Batam TV, perbankan dan perusahaan logistik.

Namun kini dengan satu gitarnya, Alfa mengelilingi Bali dari kafe ke kafe, bar ke bar untuk menghibur wisatawan yang datang kesana.

Meskipun menghabiskan hari sebagai musisi, Alfa menyempatkan dirinya mengabdi ke lembaga Get Plastic Indonesia.

Lembaga ini adalah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan.

Inovasi teknologi menjadi fokus Alfa bersama Get Plastic Indonesua untuk mengolah sampah plastik menjadi energi.

Secara khusus, Get Plastic Indonesia ini sendiri bergerak dalam isu lingkungan terutama terkait dengan pengelolaan dan pengolahan sampah plastik.

Sampah plastik itu kemudian diolah menggunakan sebuah mesin yang hasilnya menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Musisi adalah pekerjaan utama saya, lewat musik saya mencari nafkah. Nah, Get Plastic ini adalah tempat saya bersosial sebagai seorang sukarelawan,” katanya.

Alfa menjelaskan, pengolahan sampah plastik ini menggunakan mesin pyrolysis dan satu kompor oli bekas.

Mesin itu diprakarsai oleh salah satu pendiri Get Plastic Indonesia yang bernama Dimas Bagus Wijanarko.

Lewat mesin itu, sampah-sampah tersebut kemudian diolah dan menghasilkan minyak yang bisa digunakan sebagaia bahan bakar.

“Secara sains, mesin dengan metode pyrolysis ini mengubah plastik ke bentuk awalnya yakni minyak. Mesin ini mengurai sampah ini,” jelas dia.

“Satu kilogram sampah plastik ini bisa menjadi satu liter bahan bakar rata-rata,” imbuhnya.

Bersama Alfa bersama 8-10 orang relawan Get Plastic lainnya mengembangkan penggunakan dan pengolahan sampah tersebut ke masyarakat.

“Hasilnya cukup bagus. Kami tentu tidak bisa mengurangi sampah plastik,” tukas Alfa.

“Tapi yang bisa kami ubah adalah budayanya dimana plastik bisa punya daya guna,” tutur dia.

“Hasil pengolahan sampah plastik ini kemudian kami berikan ke masyarakat. Tidak dijual. Jadi sampah itu dari masyarakat dan hasilnya pun untuk masyarakat,” papar dia.

Bagi Alfa, apa yang ia lakukan bersama Get Plastic Indonesia ini adalah wujud praktek idealismenya.

“Saat bekerja, saya membutuhkan sesuatu yang bisa membantu masyarakat. Bergabunglah saya ke Get Plastic, yang kini sudah berjalan 3 tahun,” Alfa berkisah.

Kini, gerakan Get Plastic sendiri sudah tersebar ke beberapa daerah di Indonesia.

Mulai dari Bali, Lombok, Jawa hingga Sumatera.

“Kami pun pernah dapat rekor MURI saat itu berkendara dari Jakarta ke Bali menggunakan BBM dari hasil pengolahan sampah plastik,” pungkasnya kemudian.(*)

Exit mobile version