Kota Solok, Klikpositif – Hamparan Sawah Solok yang memanjang di jalur lintas Sumatra tidak saja memanjakan mata, tapi menghasilkan ribuan ton beras dengan cita rasa enak dan gurih, Beras Solok.
Hampir tiga kali setahun, panen padi berlangsung di sawah Solok. Selain gabah basah, panen juga menyisakan jerami. Biasanya jerami ini dibakar, atau ada yang diolah menjadi kompos hingga hijauan makanan ternak.
Keberadaan limbah padi ini juga menjadi ide untuk melahirkan kreasi seni instalasi jerami. Dalam seni ini, jerami padi diolah sedemikian rupa sehingga berbentuk rumah, pohon hingga hewan atau replika lainnya.
Karya instalasi jerami ini sudah ditampilkan dalam beberapa kali di event Rang Solok Baralek Gadang, Kota Solok. Terakhir di event RSBG 2024. Rang Solok Baralek Gadang dengan latar sawah, begitu hidup dengan hadirnya seni instalasi jerami.
Gapura dari instalasi jerami menyambut setiap pengunjung yang datang. Kemudian juga ada instalasi berbentuk Kerbau, Belibis, Cerek, Orang menumbuk padi, Orang orangan sawah, hingga Kereta dan banyak lainnya.
Kehadiran karya seni berbahan jerami tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Tidak sedikit yang berswafoto untuk menjadi penghias media sosial.
Adalah Hendrianto, S.Pd, sosok di balik hadirnya seni instalasi jerami tersebut. Dari tangannya, seni instalasi jerami bisa menambah semarak Rang Solok Baralek Gadang yang identik dengan Sawah Solok dan seni tradisi.
Pria 53 tahun tersebut merupakan seorang ASN di Dinas Pariwisata Kabupaten Solok. Ia juga merupakan seorang Pemandu Wisata Sumbar yang tergabung dalam HPI serta juga pelaku edukasi terutama dalam peningkatan skill SDM terutama dalam Bahasa Inggris.
Tidak mudah untuk menyusun helai demi helai jerami menjadi karya seni. Butuh sentuhan dari tangan dingin, selain itu, pastinya butuh jiwa seni yang tinggi. Tumpukan jerami di tangan seniman, bisa menjadi karya yang mengagumkan.
“Sepintas memang terlihat mudah, namun butuh waktu yang cukup lama untuk membangun sebuah konsep, mulai dari ide dan Tema, menyiapkan bahan baku dan peralatan serta harus didukung dengan seni (rasa) sehingga nantinya tercipta sebuah ornament yang indah dan menarik,” ujar Hendrianto.
Khusus pada event RSBG 2024, setidaknya Hendrianto dan tim butuh waktu hampir sebulan. Semuanya tidak dikerjakan keseluruhan di lokasi sawah, tapi kerangka dasarnya instalasi dikerjakan terlebih dahulu di rumah di Tanjung Paku Kota Solok.
Hendrianto memang dikenal total dalam berkarya. Terkadang harus sampai lembur demi mendapatkan hasil terbaik. Saat pengerjaan di sawah Solok, Hendrianto juga melibatkan masyarakat, berbagi kebahagiaan alek.
“Untuk instalasi jerami kemarin, menghabiskan bahan baku lebih kurang 5-6 mobil (pick up). Alhamdulillah dengan niat ikut berpartisipasi mendukung iven pariwisata daerah berbagai bentuk instalasi Jerami yang menarik selesai tepat waktu,” sebut pria yang akrab disapa Mr. Pis tersebut.
Jika pengolahannya cukup baik, instalasi jerami bisa bertahan selama bertahun-tahun. Pada zaman dahulu masih banyak orang yang memanfaatkan Jerami ini sebagai atap rumah maupun pondok karena mudah didapatkan.
Menurutnya, limbah jerami tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak atau dibakar, tapi bisa diolah menjadi produk bernilai seni.
“Di daerah Jawa dan Bali sudah banyak kerajinan dari Jerami yang berbentuk Tas, Sandal, Kota Tisu, Gantungan Lampu, Vas Bunga dan sebagainya. Produk ini sangat diminati oleh wisatawan karena cukup unik dan estetik,” benernya.
Ia berharap, ke depan ada pihak yang tertarik untuk mengembangkan kerajinan dari limbah jerami, sehingga bisa bernilai ekonom dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.