Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas PT Semen Padang terus menyebar kebaikan di pedalaman Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Salah satu kebaikan yang disebar di pulau terluar di Sumatera itu adalah pembangunan intake air bersih di Dusun Boriai, Desa Sinaka, Kecamatan Pagai Selatan. Berikut perjuangan UPZ Baznas Semen Padang dalam menyalurkan zakat ke pedalaman Mentawai.
Laporan Riki Suardi dari Mentawai
Pekan lalu, cuaca di Dermaga Sikakap, Kecamatan Pagai Utara, Kepulauan Mentawai begitu cerah. Angin yang cukup kencang dari arah selatan disertai suara deburan ombak yang bersahut-sahutan, memecah di bibir dermaga Sikakap. Sebuah speedboat yang berisi barang bawaan UPZ Baznas Semen Padang seberat hampir 1 ton yang bersandar di dermaga tersebut, tampak terombang ambing dihantam pecahan gelombang.
Rombongan UPZ Baznas Semen Padang yang berjumlah 12 orang, mulai merapat ke Dermaga Sikakap untuk menaiki speedboat menuju Dusun Boriai. Namun, muatan speedboat dengan mesin 80 PK yang telah memenuhi kapasitas, akhirnya membuat sebagian rombongan terpaksa melewati jalur darat dengan mengendarai sepeda motor. Baik jalur laut maupun jalur darat, kedua jalur ini tidak mudah untuk dilewati. Butuh nyali besar untuk bisa sampai ke Dusun Boriai yang berada di pedalaman Mentawai.
Seperti melalui jalur darat dengan jarak tempuh sekitar 5 jam perjalanan. Waktu yang begitu lama dengan kondisi medan jalan setapak yang penuh batu sebesar parit dan lubang berlumpur, membuat perjalanan begitu melelahkan. Bahkan, sejumlah rombongan ada yang tergelincir dan jatuh dari sepeda motor. Untung saja, rombongan ini tidak mengalami luka sedikit pun, dan sampai dengan selamat di Dusun Boriai.
Sedangkan melalui jalur laut, gelombang setinggi 2 meter lebih yang menghadang speedboat berukuran panjang 12 meter dengan lebar 1,3 meter itu, membuat perjalanan begitu mencekam. Apalagi, speedboat tersebut juga tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri, seperti pelampung, sehingga rasa takut ikut serta membayang-bayangi perjalanan rombongan membelah perairan Pulau Pagai Selatan yang berbatasan dengan Samudra Hindia.
Tidak hanya itu, mabuk laut yang dialami sejumlah penumpang, semakin memperburuk suasana perjalanan menuju Dusun Boriai. Untung saja, operator speedboat bernama Khairul Anwar yang sudah sarat pengalaman, meminta para penumpang untuk tidak panik.
“Cuaca memang sangat buruk, tapi jangan panik. Sebentar lagi kita sampai ke Muara Bungo Rayo,” kata Khairul Anwar meyakini rombongan UPZ Baznas Semen Padang.
Benar saja, sekitar 30 menit kemudian, speedboat memasuki Muara Bungo Rayo untuk melanjutkan perjalanan menyusuri Simpang Sungai Silak Oinan sejauh 2,5 kilometer. Dan, rasa takut disertai rasa mual yang dialami beberapa rombongan, mulai sedikit berkurang melihat arus sungai yang terlihat begitu tenang.
Sepanjang perjalanan menyusuri Sungai Silak Oinan, rombongan disuguhkan dengan pemandangan hutan bakau dan nipah di bantaran kiri-kanan sungai. Ditambah lagi, kicauan burung, membuat suasana perjalanan menyusuri hulu Sungai Silak Oinan mulai terasa menakjubkan. Rasa takut dan mual pun akhirnya hilang digantikan rasa syukur para rombongan.
Sekitar 25 menit perjalanan menyusuri hulu sungai, rombongan akhirnya sampai di rakit penyeberangan jalan antar dusun. Rombongan kemudian turun dari speedboat untuk melanjutkan perjalanan setapak sejauh 2 kilometer lebih. Sekitar setengah jam perjalanan, rombongan sampai di Dusun Boriai, dan disambut sejumlah masyarakat setempat yang selama ini sudah sangat menginginkan adanya ketersedian air bersih di kampung mereka.
“Selamat datang di Dusun Boriai,” kata Kepala Dusun Boriai, Basril, menyambut kedatangan rombongan UPZ Baznas Semen Padang yang tampak kelelahan setelah melewati perjalanan panjang yang penuh menegangkan dari Dermaga Sikakap.
Dalam rombongan itu, turut serta perwakilan dari Fakultas Teknik Universitas Andalas (Unand), Serikat Pekerja Semen Padang (SPSP), sejumlah da’i mitra binaan UPZ Baznas Semen Padang, dan ulama Sumbar, Dr. Budi Santoso M.Pd, yang juga dosen tetap Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Hikmah Pariangan, Tanah Datar, Provinsi Sumbar.
Rombongan ini berkunjungan ke Dusun Boriai, bertujuan untuk melanjutkan pembangunan intake air bersih berkapasitas 18 kubik yang telah memasuki tahap finishing, dan pemasangan 12 panel surya berkapasitas 4500 Watt sebagai sumber energi untuk mengaliri air bersih dari sumber mata air ke intake atau bak penampungan.
Basril mengatakan, Dusun Boriai dulunya adalah rimba belantara. Pasca gempa di tahun 2007, masyarakat yang tinggal di pesisir barat Pagai Selatan ini mulai dihantui bencana tsunami, sehingga satu-persatu masyarakat mulai membuka kawasan ini sebagai tempat pemukiman agar aman dari bencana tsunami.
Kemudian pasca tsunami Mentawai tahun 2010, kawasan ini dijadikan sebagai hunian tetap (Huntap) untuk korban tsunami. Sayangnya, relokasi korban tsunami ke Dusun Boriai ini tidak dibarengi dengan penyediaan sarana air bersih, sehingga masyarakat setempat harus menyediakan tempat penampungan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.
Jika musim kemarau, masyarakat terpaksa harus turun ke lembah tempat sumber air bersih yang jaraknya cukup jauh, sekitar 500 meter dari pemukiman masyarakat. “Itu lah kondisinya selama ini di Dusun Boriai. Jadi, dengan kondisi krisis air bersih, kami terpaksa mengandalkan air hujan yang kami tampung untuk kebutuhan MCK, termasuk untuk berwudhu,” ujarnya.
“Makanya, kami sangat senang sekali UPZ Baznas Semen Padang bersama Fakultas Teknik Unand dan SPSP, datang untuk mengatasi persoalan krisis air bersih di kampung kami ini dengan membuat intake air bersih yang sumber airnya berasal dari mata air yang ada di lembah,” imbuh Basril.
Masyarakat Dusun Boriai, sebutnya, pernah mencoba untuk menggali sumur hingga kedalaman 10 meter. Namun, tidak ditemukan adanya sumber mata air. Begitu juga sebuah perusahaan yang melakukan pengerukan tanah untuk timbunan hingga kedalaman hampir 20 meter, hasilnya tetap saja sama.
“Tidak ada air yang keluar dari tanah. Makanya, kami sangat menyambut baik sekali bantuan pembangunan intake air bersih ini,” kata Kepala Dusun yang juga da’i mitra binaan UPZ Baznas Semen Padang.
Dia juga menyampaikan bahwa di Dusun Boriai ini, populasi warga lebih dari 200 orang, atau sekitar 45 kepala keluarga yang semuanya, merupakan umat muslim dengan pekerjaan sebagai nelayan dan petani ladang. Tentunya, dengan jumlah populasi yang tidak terlalu banyak ini, maka keberadaan intake air bersih berkapasitas 18 kubik ini akan mampu mengaliri semua rumah-rumah warga yang ada di Dusun Boriai.
“Tinggal memasang pipa penyaluran air dari intake ke rumah-rumah. Untuk itu, terima kasih kepada UPZ Baznas Semen Padang dan Fakultas Teknik Unand, serta SPSP yang telah menyebar kebaikan di kampung kami ini. Semoga, kebaikan ini dibalas dengan amal yang berlipat ganda oleh Allah SWT,” tuturnya.
Kepala Pelaksana Harian UPZ Baznas Semen Padang Muhammad Arif yang memimpin rombongan ke Dusun Boriai mengatakan bahwa pembangunan intake air bersih yang dilengkapi dengan mesin pompa grundfos berkapasitas 10 kubik/jam dan panel surya ini, merupakan salah satu kegiatan “Dakwah di Teras Negeri”.
“Kenapa kami sebut sebagai kegiatan Dakwah di Teras Negeri? Karena Kepulauan Mentawai ini adalah terasnya NKRI di bagian Barat Indonesia yang berbatasan dengan Samudra Hindia. Banyak kegiatan Dakwah di Teras Negeri yang telah dilakukan UPZ Semen Padang di Kabupaten Kepulauan Mentawai ini. Salah satunya, membangun intake air bersih dan mendirikan panel surya di Dusun Boriai,” katanya.
Kegiatan Dakwah di Teras Negeri ini, lanjut Arif, merupakan bagian dari program Dakwah dan Advokasi yang merupakan salah satu program unggulan UPZ Baznas Semen Padang yang telah dimulai sejak tahun 1996. Dan, kegiatan Dakwah di Teras Negeri ini juga melibatkan 51 da’i mitra binaan UPZ Baznas Semen Padang yang tersebar di Kepulauan Mentawai.
Penyebaran puluhan da’i tersebut, kata Arif, bertujuan untuk memperkuat iman dan memperkokoh keyakinan umat Islam di Mentawai. Ini dilakukan, karena masyarakat muslim di Kepulauan Mentawai merupakan penduduk minoritas yang butuh perhatian serius dibidang agama, sosial dan juga ekonomi.
“Persentasenya, sekitar 23 persen umat Islam di Mentawai ini. Makanya, kami bersama da’i mitra binaan, terus mensyiarkan Islam di Teras Negeri ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah mempercayakan zakat karyawannya untuk kami kelola untuk mendukung berbagai program zakat, termasuk program Dakwah dan Advokasi di Mentawai,” ujarnya.
Sementara itu, Dr.Budi Santoso mengapresiasi PT Semen Padang yang telah mempercayakan zakat karyawannya di kelola oleh UPZ Baznas Semen Padang. Menurutnya, penyaluran zakat oleh UPZ ke pedalaman Mentawai ini merupakan sumbangan yang begitu besar dari PT Semen Padang, termasuk dukungan untuk para da’i mitra binaan UPZ Baznas Semen Padang yang selama ini mensyiarkan ajaran Islam hingga ke pedalaman Mentawai.
“Dukungan PT Semen Padang melalui UPZ untuk para da’i sangat luar biasa. Para da’i difasilitasi sepeda motor sebagai alat transportasi dari dusun ke dusun lainnya di Kepulauan Mentawai. Dan, saya pun juga sangat bangga sekali kepada para da’i mitra binaan UPZ Baznas Semen Padang ini. Mereka begitu hebatnya. Mereka dengan ikhlas berjuang melewati medan jalan yang sangat berat untuk berdakwah dan memberikan pendidikan akidah hingga ke pedalaman Mentawai,” katanya.
Perwakilan SPSP Daski Wandi menyampaikan bahwa dirinya ikut bersama rombongan UPZ Baznas Semen Padang ke Dusun Boriai, untuk melihat kemanfaatan dana zakat karyawan PT Semen Padang yang disalurkan oleh UPZ Baznas Semen Padang ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, termasuk untuk melihat bagaimana perjuangan UPZ Baznas Semen Padang dalam menyalurkan zakat.
Dan diakuinya, perjuangan dari UPZ Baznas Semen Padang dalam menyalurkan zakat karyawan PT Semen Padang ke pedalaman Mentawai sangat mengesankan sekali. Karena, akses jalan yang sangat sulit dan jauh dari jangkauan para donatur. Bahkan, jalan penghubung antar dusun di pedalaman Kabupaten Kepulauan Mentawai sangat menghawatirkan dan tidak memadai untuk dilewati kendaraan roda dua.
“Jadi, kami dari SPSP sangat mengapresiasi UPZ Baznas Semen Padang yang telah menyalurkan zakat kami hingga ke pedalaman Mentawai. Ini sangat luar biasa sekali. Kami tidak menyangka, ternyata untuk sampai ke pedalaman Mentawai ini, khususnya Dusun Boriai tidak mudah. Butuh perjuangan dan mental kuat untuk bisa sampai ke sini,” kata Daski Wandi.
Perwakilan SPSP lainnya, Saparudin, berharap doa dan dukungan dari masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai agar PT Semen Padang tetap survive di tengah persaingan industri semen saat ini. “Kami bangga bisa berada di pedalaman Mentawai ini. Kepada masyarakat, mohon doa dan dukungannya supaya PT Semen Padang melalui UPZ Baznas Semen Padang, terus bisa menebar kebaikan di Kepulauan Mentawai ini,” katanya.(*)