Melirik Susu Segar Kambing Etawa Padayo Goat Farm di Tengah Viralnya Geosite Gua Kelelawar

Melirik Susu Segar Kambing Etawa Padayo Goat Farm di Tengah Viralnya Geosite Gua Kelelawar.

Irwan Kartadi Putra, pemilik Padayo Goat Farm tengah memberikan pakan kepada ternak kambing yang ada di Padayo Goat Farm.

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

PADANG, KLIKPOSITIF – Wisata Geosite Gua Padayo Kelelawar yang berada di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, kini menjadi wisata terbaru di Kota Padang yang tengah viral diberbagai platform media sosial.

Berada di ketinggian 416 mdpl, destinasi wisata yang dilengkapi dengan panorama alam di gerbang masuk geosite itu, kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Padang selain wisata pantai dan kepulauan.

Namun, berkunjung ke Geosite Gua Padayo Kelelawar, terasa kurang lengkap kalau belum mencicipi susu kambing yang diproduksi oleh Padayo Goat Farm yang lokasinya sekitar 500 meter sebelum pintu gerbang Geosite Gua Kelelawar Padayo.

Padayo Goat Farm sendiri merupakan satu-satunya peternakan kambing perah yang berada di Kawasan Padayo, Kelurahan Indarung, dan merupakan peternakan kambing perah terbesar di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Ada sekitar 150 ekor kambing dengan berbagai jenis yang dipelihara di Padayo Goat Farm. Selain kambing lokal dan kambing etawa, juga ada Kambing Saanen yang berasal dari lembah Saanen, Swiss bagian barat.

“Kambing Saanen ini merupakan salah satu jenis kambing terbesar di Swiss dengan penghasil susu kambing yang terkenal,” kata pemilik Padayo Goat Farm Irwan Kartadi Putra beberapa Waktu lalu.

Selain memproduksi susu, kata Irwan melanjutkan, di Padayo Goat Farm juga menjual kambing pedaging untuk kebutuhan kurban dan akikah. Selain kambing lokal, juga ada Kambing Boer yang berasal dari Afrika Selatan yang dijual.

Kambing Boer ini, kata Irwan, merupakan kambing pedaging unggulan, karena pertumbuhannya sangat cepat. Kambing ini pada umur 5-6 bulan, sudah dapat mencapai berat 25–35 kg dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02–0,04 kg/hari.

Kambing Boer jantan akan tumbuh dengan berat badan 120–150 kg pada saat umur 2-3 tahun, sedangkan betina umur 2-3 tahun akan mempunyai berat 80–90 kg. “Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk,” ujar karyawan PT Semen Padang itu.

Usaha peternakan kambing perah dan pedaging Padayo Goat Farm ini, sebutnya, didirikan sejak tahun 2021, dan telah memproduksi susu sekitar 10-15 liter/hari. Namun, susu yang diproduksi hanya sebatas susu murni.

“Belum bisa menjadi produk olahan seperti puding, smoothies, yogurt dan keju susu kambing. Karena, permintaan terhadap susu kambing murni itu sangat tinggi. Bahkan, setiap susu yang diproduksi itu selalu habis dalam sehari,” bebernya.

Pusat Penelitian Kambing Perah

Sejak didirikan, peternakan kambing Padayo Goat Farm ini ternyata juga menjadi pusat penelitian bagi mahasiswa, khususnya dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand), dan menjadi tempat studi banding bagi pelaku peternakan kambing.

Kata Irwan, hampir tiap bulan ada mahasiswa yang melakukan penelitian dan juga magang di Padayo Goat Farm, dan tentunya keberadaan mahasiswa itu sangat membantunya dalam mengembangkan peternakan kambing perah.

“Selain menjadi pusat penelitian, Padayo Goat Farm ini juga sering dikunjungi oleh para pelaku peternakan kambing yang ada di Sumbar untuk sharing dan berbagi pengalamannya,” ujar Irwan.

Alumni Teknik Mesin Unand ini mengaku bahwa beternak merupakan hobinya sedari dulu, apalagi sang ibu bernama Zuraida Rasyidin merupakan alumni Fakultas Peternakan Unand. Dan tentunya, sangat banyak ilmu tentang peternakan yang beliau ajarkan kepadanya. “Jadi, ada trah dari mama ke saya,” katanya berseloroh.

Selain hobi beternak, Kepala Unit Pemeliharaan Mesin 2 PT Semen Padang itu menyebut bahwa dirinya juga hobi menanam bunga. Maka dari itu lah, dirinya sengaja beternak kambing dengan skala besar agar urin dan kotoran kambing bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik.

“Urin dan kotoran kambing ini juga saya gunakan untuk tanaman lainnya, termasuk rumput odot, pakchong untuk pakan kambing yang ditanam di lahan kosong yang ada di Padayo Goat Farm ini. Dengan begitu, menanam rumput ini bisa menekan biaya kebutuhan pakan kambing,” tuturnya.

Kemudian, Ketika ditanya kenapa kawasan Padayo dipilih sebagai tempat usaha peternakan kambing perah? Irwan menyebut kondisi wilayah Padayo memiliki topografi yang sangat cocok untuk beternak, ditambah lagi suhunya yang dingin karena berada di daerah ketinggian.

Selain itu, ketersediaan rumput cukup banyak dan cocok untuk ternak ruminansia, dan lokasinya juga mudah diakses oleh kendaraan. Ditambah lagi, kebutuhan susu dan daging kambing untuk Kota Padang sangat tinggi. “Selama ini, kebutuhan susu dan daging kambing untuk Kota Padang banyak disuplai dari Lampung dan Medan,” ujarnya.

Susu kambing sendiri, sebut Irwan, memiliki banyak khasiat. Di antaranya, dapat digunakan untuk menekan angka stunting. Karena, susu kambing memiliki globula lemak yang lebih kecil dan memiliki kemampuan metabolisme yang baik untuk menyediakan energi pada proses pertumbuhan anak.

Selain itu, susu kambing juga dapat meningkatkan sistem imun tubuh, menjaga kesehatan tulang, menjaga berat badan ideal, membantu melancarkan sistem pencernaan, dan membantu mengendalikan kadar kolesterol, serta membantu meningkatkan produksi ASI. “Dalam agama Islam, minum susu kambing adalah Sunnah,” kata Irwan.

Melihat begitu banyaknya khasiat dari susu kambing, Irwan pun menyebut bahwa Padayo Goat Farm dengan visi “Menjadikan Padayo sebagai Sentral Peternakan Kambing di Kota Padang”, akan terus berbenah untuk bisa meningkatkan produksi susu kambing. Diantaranya, memperbaiki genetik kambing perah.

“Selain itu, juga memperbaiki sistem manajemen pengelolaan kendang, sehingga produksi susu kambing bisa meningkat. Kalau jumlahnya sudah meningkat, maka ke depannya Padayo Goat Farm tidak hanya memproduksi susu murni, tapi juga mengolah susu murni menjadi menjadi produk turunan,” pungkas Irwan.(*)

Exit mobile version