Mambangkik Budaya Lamo; ‘Bakonsi Basiang Gambia’, Budaya Gotong Royong ‘Ala’ Masyarakat Kenagarian Siguntur

Manyarayo Bakonsi Basiang Gambia' ini sudah tidak banyak lagi dilakukan warga setempat

Manyarayo Bakonsi Basiang Gambia 'ala' Masyarakat Kenagarian Siguntur sebelum Ramadan

Manyarayo Bakonsi Basiang Gambia 'ala' Masyarakat Kenagarian Siguntur sebelum Ramadan

Iklan -Klikpositif Program Februari Hayati

PESSEL, KLIKPOSITIF- Masyarakat Kenagarian Siguntur yang terdiri dari Nagari Siguntur Mudo dan Nagari Siguntur Tuo, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar perkuat silaturahmi memasuki Ramadan dengan bergotong royong.

Kegiatan bergotong royong memasuki Ramadan ini, digagas oleh tokoh masyarakat setempat, Robi Binur sekaligus Anggota DPRD Pessel, bersama mantan Ketua KAN Siguntur, Dindin Syafruddin.

Kegiatan ini juga didukung penuh oleh Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan Ketua Majelis Ulama Nagari (MUN) Kenagarian Siguntur serta Bapak Wali Nagari, Ketua BAMUS dan Ketua Pemuda 2 Nagari Serumpun yaitu Nagari Siguntur Mudo dan Nagari Siguntur Tuo.

Anggota DPRD Fraksi Demokrat Pessel ini, mengatakan, kegiatan gotong royong tersebut, dalam bahasa kampung setempat dengan sebutan ‘Manyarayo Bakonsi Basiang Gambia’,

“Manyarayo Bakonsi Basiang Gambia adalah sebuah tradisi lama kami di Siguntur yang sudah mulai punah. Di sini, kami menolong masyarakat secara bersama yang minta tolong ke ladang tanpa dibayar,” terangnya.

Ia menjelaskan, ‘Manyarayo Bakonsi Basiang Gambia’ ini sudah tidak banyak lagi dilakukan warga setempat. Sehingga, dengan memasuki Ramadan, bersama mantan Ketua KAN, ia mencoba menggagas kembali.

“Alhamdulillah, masyarakat cukup antusias. Dalam sehari selesai (ladang warga yang minta tolong,” jelasnya.

Sementara itu, mantan Ketua KAN Siguntur, Dindin Syafruddin yang juga Kepala Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Padang, menyebutkan, buadaya ‘Manyarayo Bakonsi Basiang Gambia’, harus kita hidupkan kembali dalam rangka mempererat silaturahmi, menyatukan hati seluruh komponen masyarakat Kenagarian Siguntur yang dikenal juga sebagai nagari “1000” surau ini.

Ia mengatakan, Manyarayo Bakonsi Basiang Gambia adalah budaya HEBAT masyarakat Siguntur untuk saling tolong menolong sesama warga dalam kehidupan, yakni, ke ladang, ke sawah dan kegiatan lainnya.

“Nah, sekarang sudah tidak banyak. Jadi di sini, apapun profesi kita. Kita wajib untuk mengulang dan melestarikannya,” terangnya.

Ia berharap, dengan adanya kegiatan ‘Manyarayo Bakonsi Basiang Gambia’ tersebut, dapat kembali membangun rasa kepedulian warga kepada sesama warga.

“Ya, salah satunya dengan Manyarayi Bakonsi Basing Gambia ini, salah satu budaya yang sudah ada sejak dulu. Dengan cara ini, kita bisa saling menolong,” ujarnya.

Exit mobile version