KLIKPOSITIF – Memeriahkan HUT RI ke 77 tahun 2022, Kementerian Agama (Kemenag) Sumatara Barat menggelar berbagai perlombaan, salah satunya kaligrafi.
“Maqra Kaligrafi Islami atau hiasan Mushaf ini yang sudah disepakati dan ditentukan oleh dewan hakim adalah yang bermuatan dengan ayat toleransi beragama,” kata salah seorang Dewan Hakim Ade Setiawan.
Ia menambahkan, Ayat yang diambil adalah Surat Yunus ayat 40-42.
“Untuk kriteria penilaian dalam lomba kaligrafi golongan Hiasan Mushaf,” katanya, Kamis (18/8).
Lomba tersebut diikuti oleh perwakilan kabupaten dan kota yang di Sumbar.
“Ada huruf, ornamen dan warna dan unsur kesenirupaan. Jadi kalau untuk bidang khatiyah ini, harus menggunakan Khat nasakh dalam teks ayat,” ujarnya.
“Sementara yang dibuat peserta harus ada kepala surah, seperti kepala surat Yunus makiyyah. Begitu pula dengan nama identitas ayat, harus menggunakan teks selain nasakh tadi,” urainya.
Sementara untuk aturan warna dalam kategori hiasan Mushaf ini, peserta minimal harus menggunakan tiga warna.
“Tapi menariknya, saya lihat rata-rata peserta justru menggunakan puluhan warna. Jadi kita menetapkan tiga warna saja,” tegasnya.
Jika ada yang menggunakan dua warna saja, artinya peserta tidak memenuhi persyaratan lomba.
“Nah lembar pertama mushaf ini sangat menentukan, mesti dihias sedemikian rupa,” tambahnya.
“Itulah istimewanya Al-Qur’an, tidak saja dari segi bacaan dan maknanya saja, dari sisi tampilan pun harus terlihat indah dan keren,” tegasnya.
Kemudian untuk kategori hiasan juga ada pada penilaian unsur kesenirupaan.
Tergantung keseimbangan posisi kiri dan kanan, atas bawah dari hiasan Mushaf dimaksud.
“Itulah menjadi kriteria penilaian dari cabang hiasan mushaf,” urainya.
“Kalau tahun sebelumnya ada kategori kaligrafi kolase, kontemporer, yang diperlombakan tahun ini hiasan mushaf saja,” ujar Ade Setiawan saat ditemui di lokasi lomba.
Diakui Ade Setiawan, untuk mushaf sendiri, memang yang tonjolkan adalah ornamen dan improvisasi hiasan huruf dan warnanya.
“Jadi kerapian, kejelian dan imaginasi perpaduan warna yang dibuat peserta menjadi kunci hasil yang keren pula,” bebernya.
Proses pembuatan kaligrafi sangat sulit
Pihaknya menambahkan untuk proses pembuatan kaligrafi sangat sulit, terlebih kaligrafi untuk hiasan mushaf al-Quran.
Untuk membuat satu hiasan mushaf, membutuhkan waktu tidak sebentaruntuk mencari ide baru, sehingga bisa mengkreasikan ornamen serasi nan indah.
Tantangan lainnya, sambung Ade, penulisan ayat al-Quran dalam lomba kaligrafi harus sesuai kaidah khat.
Untuk itu, penulisan kaligrafi membutuhkan keterampilan, kesabaran, dan konsistensi kaidah setiap huruf sekaligus.
Peserta Lomba Kaligrafi
Untuk cabang lomba Kaligrafi Hiasan Mushaf Al-Qur’an pada Pospenas ke-IX ini, hanya diikuti 33 dari 36 peserta.
Berbeda dengan cabang lain, sebab Kabupaten Solok Selatan, yang hanya mengikutkan Khat Putra dan tidak mengikutkan Khat Putrinya.
Bahkan dari Kota Sawahlunto tidak mengikuti sama sekali untuk kategori lomba ini.
“Inilah yang menyebabkan sehingga tidak lengkap 33 orang. Yang jelas seluruh Kabupaten mengikuti Pospenas hanya saja tidak lengkap putra-putri untuk beberapa kategori lomba,” ujarnya.
Ade Setiawan, mengatakan bahwa kategori ini merupakan cabang yang rutin diperlombakan, pada pelaksanaan Pospenas setiap tahun ini.
*
👉Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.