Kontes Ayam Kukuak Balenggek, Wabup Candra : Aset Berharga Kabupaten Solok

Program MEDAL Of Honda Klikpositif

Solok, Klikpositif – Suara merdu ratusan Ayam Kukuak Balenggek meramaikan kontes di Alahan Panjang Resort, Kabupaten Solok,  Ahad (18/5/2025). Lantunan suara yang khas dengan ragam lenggek menjadi nilai tersendiri bagi pecinta ayam endemik Solok tersebut.

Setidaknya, ada beberapa kelas yang dipertandingkan. Mulai dari kelas landik, kelas Boko hingga kelas istimewa. Kehadiran kontes AKB diharapkan kian memotivasi para peternak untuk lebih menggiatkan budidaya Ayam Kukuak Balenggek di Kabupaten Solok.

“Ini bukan sekadar perlombaan ayam. Ini adalah cerita tentang jati diri. Tentang masyarakat yang mencintai budayanya, merawatnya, dan menanamkan makna dalam setiap derap langkahnya,” ujar H. Candra.

Sebagai kekayaan plasma nutfah Kabupaten Solok, Ayam yang berasal dari daerah Kecamatan Tigo Lurah ini memang sudah berada di pintu kepunahan. Untuk itu, perlu kepedulian bersama untuk melestarikannya. Salah satunya melalui komunitas pecinta AKB.

Lebih dari sekedar warisan, ulas Candra, Ayam Kukuak Balenggek merupakan seni, tradisi, sekaligus rekreasi rakyat yang telah mengakar kuat. Di balik suara kokok ayam yang unik dan gerak langkahnya yang khas, ada filosofi kehidupan yang dalam: ketekunan, keberanian, dan kehormatan.

Sebagai langkah pelestarian, kata Wabup, kontes AKB menjadi agenda tahunan bagi Kabupaten Solok. Ia berharap, generasi muda Kabupaten Solok tidak sekadar mewarisi, tetapi juga memahami nilai-nilai luhur dari warisan budaya, Solok punya cerita, Solok punya suara,” lanjutnya.

Event yang diusung komunitas Pencinta Ayam Kukuek Balenggek tersebut berlangsung sangat meriah. Ratusan pecinta ayam dari berbagai nagari ikut ambil bagian. Kontes AKB juga menjadi daya tarik dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Solok.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang merawat kebudayaannya. Dan hari ini, Solok menunjukkan bahwa ia tak hanya besar karena alamnya yang indah, tetapi juga karena jiwanya yang hangat dan budayanya yang berakar,” tutup Candra.

Exit mobile version