PESSEL, KLIKPOSITIF- Sebelum menjadi Wakil Bupati Pesisir Selatan (Pessel) 2016-2021, Rusma Yul Anwar merupakan Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan di Kabupaten itu. Ia dikenal sebagai Kadis Pendidikan yang dicintai oleh guru dan pengurus sekolah karena memudahkan urusan mereka di Dinas Pendidikan.
Rusma bercerita bahwa sebelum ia menjadi Kadis Pendidikan (2011-2015), banyak guru yang mengeluhkan sulitnya berurusan di Dinas Pendidikan Pessel, seperti mengurus kenaikan pangkat dan mengurus pindah tempat mengajar. Selain itu, banyak guru yang mengeluhkan pungutan liar yang mereka bayar jika mengurus sesuatu di dinas tersebut. Rusma memberantas “penyakit” tersebut ketika diberi amanah menjadi kadis.
“Praktik seperti itu sudah terjadi bertahun-tahun. Saya merasakannya sendiri. Ketika saya menjadi guru, sulit sekali berurusan di Dinas Pendidikan, lalu harus membayar jika mengurus sesuatu. Ketika itu saya tanamkan dalam hati, jika punya jabatan di Dinas Pendidikan, saya tidak akan mempersulit orang,” tutur Rusma di Padang belum lama ini.
Untuk memberantas birokrasi berbelit dan pungutan liar di Dinas Pendidikan Pessel, Rusma melakukan pengawasan ketat terhadap pegawai dinas tersebut. Ia menginformasikan kepada pegawai tiap apel untuk tidak mempersulit guru dan pengurus sekolah berurusan di Dinas Pendidikan dan tidak memungut biaya apa pun. Ia juga menyampaikan kepada pegawainya bahwa pegawai yang ketahuan melakukan praktik seperti itu akan dihukum.
“Saya juga menginformasikan kepada guru dan pengurus sekolah untuk melaporkan kepada saya jika ada pegawai Dinas Pendidikan yang macam-macam. Pernah ada laporan dari guru. Langsung saya panggil pegawai yang bersangkutan,” tuturnya Bupati Pessel 2021-2024 yang sedang cuti tersebut.
Untuk mengingatkan pegawai bahwa tidak boleh ada pungutan liar di Dinas Pendidikan Pessel, Rusma memasang stiker di semua ruangan dengan tulisan “Urusan apa pun tidak dipungut biaya”.
Karena dicintai guru-guru dan pengurus sekolah, Rusma didorong untuk ikut pilkada. Rusma bercerita bahwa saat keputusan untuk berhenti menjadi PNS dan ikut pilkada merupakan keputusan yang sulit karena ia punya delapan tahun lagi masa bakti sebagai PNS.
“Karena dorongan yang kuat dari kawan-kawan guru, pengurus sekolah, dan kepala sekolah, saya akhirnya memutuskan untuk ikut Pilkada Pessel 2015,” ucapnya.
Rusma mengatakan bahwa ia berniat menjadi kepala daerah untuk memperbaiki keadaan Pessel, terutama persoalan pendidikan dan kemiskinan. Menurutnya, tanpa pendidikan, sebuah daerah sulit untuk maju.
Rusma lalu ikut Pilkada Pessel 2015 dengan menjadi calon wakil bupati dari calon Bupati Hendrajoni. Mereka menang dari tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati lainnya. Rusma yakin bahwa guru dan pengurus sekolah di Pessel berkontribusi besar dalam kemenangannya waktu itu. (***)