PADANG, KLIKPOSITIF – Memberdayakan masyarakat di sekitar tempat tinggal sebagai agen Ikan Teri telah dilakukan Doni beberapa tahun terakhir. Ia melakukan itu karena berpikir dengan cara itu ia bisa membantu masyarakat sekitarnya.
“Menjadikan tetangga dan masyarakat sekitar sebagai agen salah satu cara bagi saya membantu masyarakat di sekitar saya. Saya sudah lama tinggal di sini, jadi menurut saya ini cara yang bisa saya lakukan,” katanya saat berbicara soal usaha Ikan Teri yang telah di tekuninya sejak beberapa tahun
terakhir.
Doni Eka Putra (44) atau yang akrab di sapa Bang Don salah seorang pengusaha di industri pengolahan makanan dan minuman, khususnya Ikan Teri yang berlokasi di Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.
“Usaha Ikan Teri pertama kali dimulai tahun 2003. Idenya tercetus karena saya sering melihat Ikan Teri terdampar di pantai setiap pagi. Kebetulan rumah saya hanya berjarak kurang lebih 5 meter dari bibir pantai. Jadi kalau buka pintu rumah, langsung melihat banyak Ikan Teri yang terdampar, baik karena
banjir atau karena pasang. Pada saat itu saya berpikir, mengapa tidak saya olah ikan ini menjadi produk yang bernilai,” katanya saat dihubungi di Padang melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.
Maka pada 2003, Don langsung mengolah ikan-ikan tersebut menjadi produk bernilai tinggi. Awal usaha, ia hanya memanfaatkan ikan-ikan terdampar di belakang rumahnya.
“Seiring berjalan waktu dan usaha itu menunjukkan hasil yang bagus, maka ia mulai membeli bahan (ikan) kepada nelayan/bagan yang melaut untuk diolah menjadi makanan setengah jadi. Dan Alhamdulillah berjalan sampai sekarang berjalan dengan baik,” jelasnya.
Diawal usaha, Doni hanya menjalankan semuanya sendiri dan setelah menikah, ia melakukan berdua dengan istri. “Saat ini, saya sudah dibantu dengan enam karyawan, mulai dari produksi hingga pengemasan,” tutur bapak dua anak ini.
Saat membuka usaha di tahun 2003, modal awal yang dikeluarkan oleh Don sebesar Rp5 juta. Modal tersebut ia gunakan untuk membeli bahan baku ikan, seperti Ikan Teri, Ikan Bada Nilon, Ikan bada halus, Ikan bada kasar, Ikan bada menengah, Ikan abit, Ikan manti, Cumi-cumi dan Ikan merah kepala.
Dalam menggeluti usaha ini, modal terbesar terletak pada bahan baku ikan. Satu ember besar ikan di beli dengan harga Rp700 ribu. “Namun kalau cuaca tidak normal dan ikan susah, tentu harganya juga naik. Dan modal terbesar itu ada pada bahan baku ikan,” terangnya.
Proses Pengolahan Ikan
Proses dimulai dari penyortiran, kemudian dicuci bersih. Setelah itu direbus menggunakan garam selama lima menit dengan air mendidih. Satu baskom ikan direbus selama lima menit, jika ada dua puluh baskom, maka butuh waktu sekitar dua jam untuk merebus.
“Setelah direbus selama lima menit, ikan langsung dijemur. Jika cuaca panas seperti sekarang, penjemuran hanya perlu dilakukan setengah hari. Namun kalau cuaca hujan atau mendung, biasanya membutuhkan waktu satu hari atau lebih. Setelah dijemur, maka langsung dikemas dalam plastik berukuran 25 kg,” terangnya.
Harga satu kilo ikan dijual dengan harga rata-rata Rp75 s/d Rp80 ribu. Namun jika kualitas ikannya bagus, harganya bisa lebih dari itu. “Untuk penjualan dilakukan sesuai permintaan agen, ada yang puluhan bahkan sampai ratusan kilo, sehingga bisa mendapat hasil penjualan Rp8 juta” jelasnya.
Untuk pemasaran, Bang Don sudah mendapat pasar hingga ke luar Sumbar melalui agen-agen ikan. Daerah itu seperti Pekanbaru, Rengat, Air molek, Muaro Bungo Jambi, dll.
Untuk kawasan Sumbar, pemasaran banyak dibantu oleh warga sekitar rumah. “Beberapa tahun terakhir, pemasaran dibantu oleh agen di sekitar rumah. Kalau kata pepatah jangan makan tebu sampai ke urat-uratnya. Jadi saya juga mencoba berbagi dengan warga sekitar. Alasannya sederhana, karena pada diri
kita, Allah SWT juga titipkan rezeki orang,” tuturnya.
Bantuan Modal yang Melancarkan Usaha
Seperti yang dikatakan Bang Don sebelumnya, modal besar sangat mendukung usahanya agar tetap berjalan dengan baik. “Maka 10 tahun terakhir saya mencoba memanfaatkan program modal usaha yang diberikan oleh pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit Bungus melalui KUR. Dana KUR itu telah saya manfaatkan sebanyakk dua kali pnjaman dengan total Rp500 juta. Tahap pertama Rp250 juta selama lima tahun, kemudian lanjut tahap kedua juga sebesar Rp250 juta. Alhamdulillah hal itu bisa memperlancar usaha saya,” tuturnya.
Selama memanfaatkan program KUR BRI, ia juga dipermudah dengan proses peminjaman. “Sehingga 10 tahun terakhir saya bisa melakukan peminjaman,” terangnya.
Diakui Doni, saat ini pihaknya juga masih membutuhkan suntikan modal untuk pengembangan bisnis ke yang lebih besar.
Sementara itu, Regional CEO BRI Padang, Moh.Harsono mengatakan, jumlah UMKM yg diberikan pinjaman KUR selama 2023 sebanyak 89.388 deb dengan penyaluran sebesar Rp4.06 T.
“Nilai terendah yg diberikan kepada UMKM dgn plafond pinjaman Rp1 juta dan nilai tertinggi dgn plafond pinjamam Rp 100 juta (KUR Mikro). Bidang yg paling banyak dibiayai adalah perdagangan dan pertanian,” katanya.
Selain itu, holding ultra micro bersma PNM dan Pegadaian dengan target Inkluisi keuangan 90% dan hilirisasi pelayanan kepada debitur mikro secara holistik yg dimulai dari Empowerment (pemberdayaan). “Literasi dan Inkluisi keuangan hingga pemberian modal kerja untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan,” paparnya di Padang, 23 Maret 2024.
Guru Besar Ekonomi Pembangunan Unand, Prof.Dr. Syafruddin Karimi, SE,MA mengatakan, permodalan dari pinjaman bank memiliki dampak yang besar dalam memperkuat usaha UMKM, membantu mereka berkembang dan meningkatkan kontribusi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Pinjaman modal memungkinkan UMKM untuk mengembangkan usaha mereka, meningkatkan produksi, dan memperluas jangkauan pasar. Melalui pinjaman modal, UMKM dapat meningkatkan pendapatan usaha mereka, yang pada gilirannya dapat menghasilkan lebih banyak sumber daya,” jelasnya.
Pinjaman modal yang disalurkan dengan baik juga dapat membantu dalam pengembangan ekosistem bisnis yang lebih luas, termasuk kemitraan dan jaringan yang mendukung pertumbuhan UMKM secara keseluruhan.
Dampak ganda lainnya adalah peningkatan lapangan kerja karena pertumbuhan usaha yang didukung oleh pinjaman modal, membantu mengurangi tingkat pengangguran.
“Dengan demikian, pinjaman modal memiliki efek ganda yang signifikan bagi UMKM, tidak hanya dalam meningkatkan kinerja bisnis mereka tetapi juga dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal secara keseluruhan,” katanya saat di hubungi melalui pesan singkat, WhatsApp, Minggu, 17 Maret 2024.