Solok Kota, Klikpositif – Wali Kota Solok H. Zul Elfian Umar mengikuti High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Kamis (9/6/2022). Rapat bersama Gubernur Sumbar, Mahyeldi juga diikuti oleh seluruh kepala daerah di Sumatra Barat.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Solok didampingi Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Jefrizal, Kepala Bagian Perekonomian Milda Murniati. Pertemuan itu dilangsungkan di kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat di Padang.
Kepala Bank Indonesia, Wahyu Purnama menjelaskan, sejumlah sektor di Sumatra Barat menyumbang peningkatan inflasi daerah. Sektor usaha penyumbang inflasi tercatat pada komoditas angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan gambolo/ikan aso-aso, dan nasi dengan lauk.
Dibandingkan bulan April 2022, inflasi kelompok di Sumatera Barat tercatat mengalami penurunan kecuali pada kelompok makanan, minuman, tembakau, kelompok transportasi. Kemudian, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang masih mengalami inflasi.
“Secara bulanan, inflasi Sumatera Barat pada Mei 2022 berada pada urutan ke-1 inflasi tertinggi dari total 10 provinsi di Kawasan Sumatera. Secara tahunan, inflasi Sumatera Barat juga berada pada urutan ke-2 inflasi tertinggi di Kawasan Sumatera,” kata Wahyu Purnama.
Menurutnya, realisasi inflasi provinsi Sumatera Barat secara bulanan maupun tahunan tercatat berada di atas realisasi inflasi Sumatera. Bahkan juga melampaui realisasi inflasi nasional.
Dalam rapat tersebut, TPID Sumbar berkomitmen meningkatkan sinergi dan koordinasi dengan seluruh anggota TPID sehingga laju inflasi tetap terkendali. Dengan upaya kongkrit semua elemen, dampak inflasi akan dapat diminimalisir.
“Untuk mengendalikan laju inflasi, kita perlu melakukan upaya kongkrit, seperti, melakukan program unggulan pengendalian inflasi. Kemudian melakukan pengembangan sistem informasi data pasokan dan harga pangan, kemudian untuk kestabilan harga,” tutupnya.