KLIKPOSITIF – Kelompok Houthi di Yaman tidak akan tergoyahkan oleh serangan-serangan yang dipimpin Amerika Serikat terhadap mereka sebagai pembalasan atas sasaran mereka terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah, dan bahkan bisa menjadi lebih berani lagi, kata para analis.
Pada Kamis malam (11/1), AS dan Inggris mengebom beberapa lokasi di Yaman yang menurut Washington adalah fasilitas Houthi, sehari setelah mereka menembak jatuh rudal yang ditembakkan oleh kelompok Yaman di Laut Merah. Pemboman tersebut adalah yang pertama kalinya dalam perang ini AS atau sekutunya menyerang wilayah Yaman.
Namun kelompok Houthi bisa mendapatkan keuntungan dari peningkatan profil regional dan domestik, karena satu-satunya negara adidaya di dunia ini akan menghadapi kelompok yang tidak diakui secara internasional sebagai pemerintah Yaman meskipun menguasai sebagian besar negara tersebut.
Dilansir dari laman Aljazeera, pada 10 Januari, AS dan Inggris berhasil memukul mundur 21 drone dan rudal dalam operasi terbesar Houthi di lalu lintas Laut Merah.
Dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, bersama dengan negara-negara paling kuat di dunia, fokus pada serangan terhadap kapal-kapal Laut Merah, dalam sebuah resolusi yang mengutuk kelompok Houthi โ namun juga menggarisbawahi pengaruh mereka yang semakin besar sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan.
โHouthi sebenarnya memenangkan konfrontasi itu pada hari mereka memulainya,โ kata Abdulghani al-Iryani, peneliti senior di Pusat Studi Strategis Sanaa.
Populer di Yaman
Di Yaman, Ansar Allah, nama resmi kelompok Houthi, menguasai wilayah barat, termasuk selat Bab al-Mandeb yang mengarah ke Laut Merah, dan memperjuangkan wilayah melawan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan sekutu domestiknya.
Tindakan kelompok ini di Laut Merah, bersama dengan pesan mereka tentang mendukung rakyat Gaza, sangat populer di kalangan warga Yaman, memperkuat perekrutan dan memungkinkan mereka untuk memobilisasi demonstrasi besar-besaran untuk mendukung rakyat Palestina.
Kelompok Houthi mengatakan, mereka mencegat kapal-kapal tujuan Israel dan milik Israel yang melewati selat Bab al-Mandeb untuk menekan Israel agar setidaknya mengizinkan bantuan kemanusiaan yang cukup ke Jalur Gaza, yang telah digempur Israel selama tiga bulan terakhir.