Kekuatan Media Sosial Membawa Jamu Bundo Kanduang Padang Panjang hingga Mancanegara

Jamu Bundo Kanduang Padang Panjang (Fitri/KLIKPOSITIF.com)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

PADANG PANJANG, KLIKPOSITIF – Jamu menjadi salah satu minuman primadona saat ini, apalagi setelah adanya Covid-19 yang melanda dunia. Minuman ini bahkan sudah menjadi minuman wajib bagi sebagian orang untuk menjaga badan agar tetap sehat dan bugar.

Diantara jamu yang ada di Sumatera Barat, Jamu Bundo Kanduang bisa menjadi pilihan Anda. Rumah produksi jamu yang beralamat di Jalan M. Yamin No.161 RT 1 Silaing Atas, Kecamatan Padang Panjang Barat ini sudah berdiri sejak 2017.

Jamu yang di produksi oleh Yozy Zulvasari ini memiliki berbagai jenis, diantaranya jamu cair kunyit asam, jahe merah serbuk, kunyit asam bubuk, jahe emprit bubuk, dll.

Yozy memulai usahanya di tahun 2017 karena melihat bahan baku untuk membuat jamu yang melimpah di sekitar rumahnya. Melihat hal tersebut, terbersitlah di hatinya untuk mengolah bahan baku tersebut menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi, sehingga tercetuslah jamu.

“Kenapa jamu? Karena bahannya yang sangat mudah di dapat dan murah, namun ketika diolah dan dikonsumsi memberikan manfaat yang luar biasa untuk tubuh, sehingga saya membuat ini,” katanya saat dijumpai di rumah produksi di Padang Panjang beberapa waktu lalu.

Di awal produksi, Yozy membuatnya dalam jumlah kecil. Ia memasarkannya melalui kelompok PKK yang diikuti di kelurahannya. “Saat kita bawa dan minta anggota mencicipinya, cocok dengan lidah mereka, sehingga setiap ada pertemuan, kita bawa untuk di pasarkan. Nah dari sanalah, promo mulut ke mulut oleh amggota PKK, jamu kita dikenal lebih luas lagi di wilayah Padang Panjang,” jelasnya.

Hingga saat ini, pemasaran untuk Jamu Bundo Kanduang telah memiliki pasar yang luas, bahkan hingga ke mancanegara.

“Untuk pasar lokal berada di wilayah Padang Panjang dan beberapa kota di Sumbar, seperti Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Itu targetnya area perkantoran. Kemudian meletakkan di warung-warung yang ada di sekitar rumah,” jelasnya.

Sedangkan untuk pasar luar negeri, Jamu Bundo Kanduang sudah sampai ke Arab Saudi dan Jepang, mayoritas di bawa oleh TKI yang bekerja di negara itu. “Namun untuk di bawa ke luar negeri adalah kemasan kering karena kita juga memproduksi serbuk,” paparnya.

Untuk pemasarannya sendiri dilakukan melalui platform media sosial, seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, dan Google Ads. “Dengan pemasaran melalui berbagai platform itu, sebarannya sampai hingga ke manca negara,” jelasnya.

Selain melalui platform digital, Yozy juga memasarkan produknya melalui waktu TKI yang pulang ke Indonesia. “Kita sudah punya waktu-waktu tertentu mereka akan pulang ke Indonesia dengan melihat status yang mereka pasang di media sosial, maka itu menjadi strategi kita dalam menitipkan produk kita kepada TKI yang ada di luar negeri,” ujarnya.

Selain sudah jadi, Jamu Bundo Kanduang juga menyediakan bahan asli jamu berupa rempah dan juga produk lainnya, peremen (Fitri/KLIKPOSITIF.com)

Untuk produksi jamu cair, dalam sehari ia memproduksi kurang lebih rata-rata 20 hingga 30 botol. “Untuk ketahanannya, Jamu Bundo Kanduang bisa bertahan hingga satu bulan. Minuman ini juga sangat enak dinikmati saat dingin. Sedangkan untuk produk kemasan, kebanyakan dibuat berdasarkan permintaan,” paparnya.

Saat Covid-19 melanda dunia, Yozy tak kehilangan akal dalam memasarkan jamunya. Saat itu, ia bekerjasama dengan Pemerintah Kota Padang Panjang dalam memasarkan produknya bagi pegawai yang bekerja di kantor pemerintahan. “Sehingga saat itu, seluruh pegawai yang melakukan tugas penjagaan di posko-posko minum jamu yang diproduksinya,” jelasnya.

BRI dan Pelatihan

Disisi lain, perkembangan jamunya hari ini juga didampingi oleh RB BRI Padang Panjang. Yozy sering mendapat pelatihan terkait pemasaran produk melalui digital dan pelatihan lainnya yang dilakukan.

“BRI berperan dalam memberikan pelatihan dan strategi pemasaran produk berbasis digital, sehingga Jamu Bundo Kanduang bisa naik kelas,” paparnya.

Ia juga berterima kasih kepada BRI karena semua kendala yang dihadapinya jika mulai bingung soal memasarkan produk, maka akan bertanya kepada pihak BRI.

“Sekali lagi terima kasih kepada BRI atas bantuan selama ini dan bisa memberikan yang terbaik kepada saya, baik berupa ilmu, pelatihan dan lainnya,” kata ibu dua anak ini.

Sementara itu, Regional CEO BRI Padang, Moh.Harsono mengatakan, jumlah UMKM yg diberikan pinjaman KUR selama 2023 sebanyak 89.388 deb dengan penyaluran sebesar Rp4.06 T.

“Nilai terendah yg diberikan kepada UMKM dgn plafond pinjaman Rp1 juta dan nilai tertinggi dgn plafond pinjamam Rp 100 juta (KUR Mikro),” katanya, Jumat, 22 Maret 2024.

Di sisi lain, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Endrizal mengatakan, Ekspansi untuk UMKM dilakukan secara bertingkat. Hal itu dimulai dengan membangkitkan semangat, motivasi yang diberikan, pemasaran produk, dll.

“Karena asing-masing UMKM beda cara dalam melakukan pengembangan usahanya; ada yang terkendala modal, ada yang terkendala pengemasan yang masih belum baik, dll, sehingga mereka harus melakukan cara yang berbeda pendampingannya,” katanya saat dihubungi melalui telepon pada Selasa malam, 19 Maret 2024.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unand, Prof.Dr.Harif Amali Rivai., S.E., M.Si mengatakan, keberadaaan UMKM memberikan kontribusi penting dalam perekonomian nasional.

“Pada masa krisis ekonomi tahun 1998 kondisi perekonomian nasional sangat terpuruk sehingga banyak korporasi atau perusahaan besar yang kolap dan pengangguran meningkat. Pergerakan perekonomian masa itu lebih banyak ditopang oleh UMKM. Kemudian pada masa pandemi covid-19 juga menunjukkan peran UMKM dalam menopang perekomian nasional terutama UMKM yang telah memanfaatkan teknologi digital dalam penunjang bisnisnya,” paparnya saat di hubungi pada Kamis, 21 Maret 2024 melalui pesan singkat WhatsApp.

Menurutnya, UMKM merupakan bagian dari sistem perekonomian nasional yang memiliki kemandirian dan memiliki potensi besar menurunkan kemiskinan melalui penyerapan tenaga kerja dan pengurangan pengangguran.

“Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional tahun 2023 tercermin dari kontribusi terhadap PDB sebesar 61% dan kontribusi yang signifikan dalam penyerapan tenaga kerja,” jelasnya.

 

Exit mobile version