KLIKPOSITIF – Sampai saat ini, pengendalian kasus Covid-19 di Indonesia sangat baik. Terlihat dari data Johns Hopkins University bahwa indikator Jumlah Kasus Konfirmasi Harian di Indonesia yaitu 3,69 kasus per 1 juta penduduk, jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain.
Sebagai perbandingan (Singapura = 516,4 kasus; Inggris = 589,7 kasus; India = 12,1 kasus). Juga data Reproduction Rate (Rt) Indonesia sebesar 0,70 yang berarti dalam kategori terkendali, jauh lebih baik daripada Singapura yang sebesar 1,12, Inggris sebesar 1,09 dan India yang sebesar 0,85.
“Asesmen situasi pandemi di luar Jawa-Bali memperlihatkan terjadi perbaikan yang signifikan dari minggu ke minggu. Dibandingkan di awal PPKM, jumlah kabupaten dan kota Level 4 turun dari 132 kabupaten dan kota menjadi 0 kabupaten dan kota, sementara itu kabupaten dan kota Level 1 naik tajam dari 0 kabupaten dan kota menjadi 77 kabupaten dan kota,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Secara nasional Kasus Aktif per 18 Oktober sebesar 17.374 kasus atau 0,43% (dari 4,2 juta total kasus), jauh di bawah rata-rata kasus global yang sebesar 7,3% (17,8 juta kasus aktif dari 241,5 juta total kasus). Jumlah rata-rata penambahan Kasus Konfirmasi Harian dalam 7 hari ke belakang (7DMA) juga terus menunjukkan tren penurunan. Per 18 Oktober 2021, penambahan kasus harian sebesar 626 kasus atau secara rata-rata 7 hari (7DMA) berada di angka 975. Jumlah rata-rata orang diperiksa dalam 7 hari ke belakang (7DMA) juga relatif stabil di kisaran 170 ribu orang.
Apabila dilihat dari masing-masing Kelompok Provinsi, jumlah kasus yang sembuh (RR), kasus kematian (CFR), dan penurunan jumlah total kasus aktif, yakni sbb:
– Sumatera: RR= 95,78% dan CFR = 3,56% dengan penurunan -95,64%
– Nusa Tenggara: RR = 97,05% dan CFR = 2,34% dengan penurunan -95,66%
– Kalimantan: RR = 96,27% dan CFR = 3,16% dengan penurunan -95,84%
– Sulawesi: RR = 96,46% dan CFR = 2,63% dengan penurunan -93,69%
– Maluku & Papua: RR = 95,84% dan CFR = 1,75% dengan penurunan -89,27%
– Sementara, tingkat RR Nasional = 96,19%, CFR Nasional = 3,38%, dan Penurunan Kasus Aktif Nasional = -95,69%.
Level Asesmen per 16 Oktober untuk 27 Provinsi di Luar Jawa Bali juga cukup baik, di mana sudah tidak ada Provinsi di Level 4, hanya ada 1 Provinsi di Level 3, dan sebanyak 23 Provinsi di Level 2. Sedangkan di Level 1 sudah ada 3 Provinsi (Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Kepulauan Riau).
Untuk di tingkat kabupaten dan kota di luar Jawa & Bali (sebanyak 386 kabupaten dan kota), sudah tidak ada kabupaten dan kota di Level 4, hanya ada 24 kabupaten dan kota di Level 3, sebanyak 285 kabupaten dan kota di Level 2, dan sudah ada 77 kabupaten dan kota di Level 1. Sedangkan khusus untuk 6 kabupaten dan kota yang menerapkan PPKM Level 4 pada periode ini, masih ada 3 kabupaten dan kota lainnya yang masih tetap pada Level Asesmen 3 (Bangka, Bulungan, dan Tarakan), namun sudah ada 3 kabupaten dan kota yang mengalami perbaikan ke Level 2 (Pidie, Padang, dan Banjarmasin).
“Namun demikian, untuk penetapan Level PPKM, selain mendasarkan pada data Level Asesmen Situasi Pandemi dari Kemenkes, juga mempertimbangkan capaian vaksinasi, di mana untuk kabupaten dan kota yang capaian vaksinasi Dosis-1 masih kurang dari 40%, akan dinaikkan satu tingkat Level PPKM yang lebih tinggi,” ungkap Menko Airlangga.
Pelaksanaan PPKM untuk luar Jawa Bali akan diperpanjang dari 19 Oktober hingga 8 November 2021, namun dengan tetap dilakukan evaluasi secara mendalam di setiap minggu. Pembatasan kegiatan masyarakat sesuai level asesmen di wilayah masing-masing, dengan beberapa penyesuaian, terutama yang terkait dengan kegiatan masyarakat, seperti di tempat permainan anak di Mall, Bioskop, tempat wisata, dll.
“Cakupan penerapan PPKM di luar Jawa Bali, untuk PPKM Level 1 akan diterapkan di 18 kabupaten dan kota, PPKM Level 2 akan diterapkan pada 157 kabupaten dan kota, sedangkan PPKM Level 3 akan dilakukan penerapannya di 211 kabupaten dan kota,” tutur Menko Airlangga.