Solok, Klikpositif – Penanggulangan kasus stunting yang mengancam masa depan generasi penerus menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Solok. Selain menanggulangi kasus yang telah terjadi, Pemerintah Kabupaten Solok juga sangat konsen terhadap upaya pencegahan.
Senin (12/11/2023), Pemerintah Kabupaten Solok melangsungkan Gebyar Baralek Gadang aksi Penurunan Stunting di Convention hall Alahan Panjang. Program tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah Kabupaten Solok dalam mencegah kasus stunting sejak dini, mulai dari jelang pernikahan.
Saking pedulinya dengan persoalan stunting, Bupati Solok, H. Epyardi Asda bahkan hadir langsung bersama ketua TP PKK, Ny. Emiko Epyardi Asda. Hadir juga Sekretaris Utama BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto, Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Edi Setiawan hingga Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Ny. Fatmawati.
Gebyar Baralek Gadang Aksi Penurunan Stunting menjadi salah satu langkah nyata terkait kampanye dalam pencegahan stunting. Sasarannya untuk mendekatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan terhadap calon pengantin serta pengenalan aplikasi Elsimil.
Pemerintah Kabupaten Solok sendiri juga sudah memanfaatkan secara penuh aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) dari BKKBN. Melalui aplikasi ini calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan dilakukan pemeriksaan kesehatan, kemudian datanya diinput dalam aplikasi untuk mempermudah segala urusan.
Aplikasi Elsimil merupakan inovasi dari BKKBN untuk menekan angka stunting. Aplikasi ini menjadi media untuk screening untuk mendeteksi faktor resiko pengantin. Kemudian menghubungkan Catin dengan petugas pendamping, serta edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil serta resiko stunting.
Keseriusan Kabupaten Solok dalam melawan sebaran kasus stunting mendapat apresiasi khusus dari BKKBN. Menurut Sekretaris Utama BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto, Pemerintah Kabupaten Solok sangat peduli terhadap perang melawan stunting.
“Saya sangat bangga kepada Kabupaten Solok yang di pimpin oleh orang yang tepat, Capt.H. Epyardi Asda. M.Mar yang bisa memajukan Kabupaten Solok dalam waktu singkat. Termasuk dalam penanggulangan stunting,” tutur Tavip Agus Rayanto.
Menurutnya, dari program dan upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Solok, penurunan angka stunting sangat signifikan. Hasil nyata itu semakin memotivasi semua pihak untuk ikut bersama-sama mendukung penurunan stunting, baik nasional, provinsi dan khususnya di Kabupaten Solok.
Ia menyebutkan, perang melawan stunting dimulai dari pencegahan dini, dari calon pengantin. Dengan mengetahui kondisi kesehatan pengantin maka resiko terjadinya stunting pada anak bisa ditekan. Jika pengantin sehat saat terjadi kehamilan maka diperkirakan 80% anak itu terlahir dalam keadaan sehat.
“Pencegahan dan penanggulangan stunting merupakan agenda penting dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Maka dari itu, SDM sebagai sumber utama bagi tujuan ini sangat penting untuk kemajuan indonesia di masa depan. Kita harus brantas stunting guna menciptakan SDM yang bermutu,” paparnya.
Bupati Solok, H. Epyardi Asda menegaskan komitmen Kabupaten Solok dalam menyelamatkan anak-anak dari ancaman stunting. Selain program-program langsung yang dilakukan secara terintegrasi dengan stakeholder terkait, Pemkab juga memasifkan program ekonomi dalam mendorong pencegahan stunting.
Menurutnya, stunting disebabkan oleh faktor ekonomi. Kesulitan ekonomi membuat masyarakat sulit memenuhi kebutuhan gizi bagi anak. Maka salah satu pencegahan stunting di kabupaten solok beserta Solok Super Tim adalah mengutamakan peningkatan ekonomi masyarakat.
“Jika ekonomi masyarakat sejahtera maka kemungkinan untuk terjadi stunting sedikit karna masyarakat mendapat gizi yang cukup dan masyarakat bisa langsung mencari apa yang mereka butuhkan karna ekonomi yang memadai,” tutur Epyardi Asda.
Dalam program langsung penanganan stunting, jelasnya, Pemerintah daerah juga menyediakan susu bagi seluruh posyandu. Harapannya, asupan gizi anak-anak bisa terpenuhi dengan baik di samping kebutuhan pokok yang menjadi kebutuhan utama.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga mengharapkan dukungan dari BKKBN RI dalam penanggulangan stunting di Kabupaten Solok. Tidak saja dengan program pusat, namun juga dengan berbagai ide positif yang bisa mengoptimalkan Penanggulangan stunting.
“Kami selaku Bupati Solok juga sangat berharap kepada seluruh Kader di kabupaten solok untuk tetap semangat dan bergerak bersama dalam mensukseskan penurunan stunting di kabupaten solok menuju angka 15%,” ajak Epyardi Asda.
Upaya-upaya penanggulangan stunting yang dilakukan Kabupaten Solok cukup membuahkan hasil. Hal itu tergambar dari penurunan prevalensi stunting yang signifikan. Bahkan Kabupaten Solok mendapat penghargaan dari BKKBN sebagai daerah terbaik dalam audit stunting 2022.
Dari hasil Survey Status Gizi Indonesia tahun 2022 yang dipublis Kemenkes pada 25 Januari 2023, angka prevalensi Stunting di Kabupaten Solok menyentuh 40,1%. Setelah dilakukan upaya serius oleh kembali Solok, angka itu turun menjadi 24,2 % pada tahun 2022.
Angka penurunan stunting Kabupaten Solok merupakan yang tertinggi di Sumatra Barat. Tidak salah jika Kabupaten Solok terpilih Menjadi salah satu Kabupaten terbaik dalam hal pelaksanaan audit stunting secara nasional pada tahun 2022.