Jamur Sawit Talao Jadi Produk Baru Solsel yang Banyak Digemari, Begini Kisah Awal Produksinya

Jamur yang sebelumnya dipandang sebelah mata dan dimanfaatkan sesekali sebagai sayur saat dijumpai oleh warga disulap menjadi produk olahan berupa jamur Krispi, Dendeng Jamur, Bakso Jamur, Serundeng Jamur, Rendang Jamur dan aneka olahan makanan lainnya, sehingga menghasilkan pundi-pundi rupiah

Pj Wali Nagari Talao Purwanto Menyerahkan sertifikat produksi pangan industri rumah tangga kepada salah satu kelompok UP2K Nagari Talao

Pj Wali Nagari Talao Purwanto Menyerahkan sertifikat produksi pangan industri rumah tangga kepada salah satu kelompok UP2K Nagari Talao (Ist)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

SOLSEL, KLIKPOSITIF – Sulitnya perekonomian di masa pandemi Covid-19 mendorong kreativitas setiap orang agar tetap produktif, seperti produk olahan makanan berbahan dasar Jamur dari tandan kosong buah kelapa sawit dari Nagari Talao Sungai Kunyit Kecamatan Sangir Balai Janggo (SBJ) Kabupaten Solok Selatan (Solsel) Sumatera Barat (Sumbar) ini.

Jamur yang sebelumnya dipandang sebelah mata dan dimanfaatkan sesekali sebagai sayur saat dijumpai oleh warga disulap menjadi produk olahan berupa jamur Krispi, Dendeng Jamur, Bakso Jamur, Serundeng Jamur, Rendang Jamur dan aneka olahan makanan lainnya, sehingga menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Purwanto namanya, dia adalah orang yang menggagas produksi varian jamur tersebut. Ia merupakan seorang Penjabat (Pj) Wali Nagari Talao Sungai Kunyit sejak bulan April tahun 2020 silam. Pria yang berprofesi sebagai Aparatur sipil negara (ASN) di Kantor Camat Sangir Balai Janggo menjadi pemimpin di pemerintahan terendah ini berinteraksi langsung dengan warga, sering menerima curahan hati warganya karena sulitnya perekonomian dimasa awal pandemi Covid-19.

Dapat merasakan kesulitan warganya tersebut, Purwanto mencari ide bagaimana dapur warganya tetap mengepul dan anak mereka tetap sekolah. Setelah ide didapat, pada bulan Agustus di tahun 2020 atau empat bulan setelah menjadi Pj Wali Nagari dalam acara pertemuan dengan kader Posyandu di nagari tersebut, Purwanto menantang warganya untuk menciptakan aneka produk olahan jamur tandan kosong kelapa sawit dan berjanji membayar makanan tersebut setelah jadi.

“Saat itu saya katakan ke warga, coba buatkan saya jamur krispi, nanti setelah jadi antarkan ke kantor langsung saya bayar,” kata Purwanto mengenang cikal bakal produk olahan jamur tersebut.

Purwanto mengatakan ide tersebut muncul karena bahan bakunya ada, sebab tumbuh di tandan kosong (tankos) kelapa sawit dari pabrik yang dibuang kembali oleh perusahaan ke kebun kelapa sawit sebagai pupuk.

“Oleh perusahaan tankos ini dibuang ke kebun sebagai pupuk. Sebelum lapuk, pada tangkos ini akan tumbuh jamur, dan jumlahnya cukup banyak tetapi harus dicari dulu di tempat pembuangan tangkos yang letaknya jauh dari pemukiman” katanya.

Kembali ke produk olahan jamur katanya, karena warga harus mencari jamur terlebih dahulu, dua Minggu setelah ide tersebut disampaikan baru direspons warga dan mengantarkan ke kantor Wali Nagari jamur krispi setelah dibungkus kecil-kecil.

“Belum banyak yang merespons tantangan saya, mungkin karena harus mencari ke dalam kebun sawit terlebih dahulu. Tapi sesuai janji produk tersebut saya bayar, biar warga tambah semangat,” katanya.

Dia melanjutkan produk olahan jamur tersebut selanjutnya menjadi cemilan yang disuguhkan kepada tamu di Kantor Wali Nagari, dan setiap orang yang mencicipi selalu menyukainya.

“Waktu disuguhkan produk jamur ini, setiap tamu menyukainya. Namun pas ditanya dari apa dibuat, tidak ada yang tahu, mereka cuma bilang enak, lalu saya jelaskan kalau makanan itu dari jamur sawit,” kenangnya.

Merasa mendapat respons positif, Purwanto melombakan produk olahan jamur tersebut dengan pesertanya kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga (UP2K) dari setiap Jorong di Nagari Talao Sungai Kunyit.

“Kan umumnya masyarakat tahu jamur ini hanya untuk sayur. Ya, produk jamur ini saya perkenalkan dulu secara umum ke masyarakat Talao dalam kegiatan bazar nagari pada bulan Desember 2020, Alhamdulillah laris manis,” katanya.

Setelah itu lanjutnya, pihaknya terus memotivasi kelompok warga yang tergabung dalam UP2K tersebut dan memfasilitasi mereka untuk mengikuti lomba kuliner di tingkat kecamatan dan kabupaten atau membuka stand produk jamur sawit Talao di setiap moment keramaian.

“Saya yakin, usaha tidak menghianati hasil, saya semangati mereka serta menemui berbagai pihak termasuk Polres Solsel agar membina UP2K di Nagari Talao ini,” katanya.

Bahkan imbuhnya, pihaknya sendiri membawa lansung jamur krispi tersebut dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan Direktur Binmas Polda Sumbar tentang Peran Aktif masyarakat dalam meningkatkan ketahanan pangan, perkebunan / pertanian, perikan, peternakan dan keimanan guna mewujudkan situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif pada 09 April 2021 di salah satu hotel di Padang.

“Saat itu saya diberi kesempatan menyerahkan jamur krispi kepada Direktur Bimas Polda Sumbar yang juga didampingi Direktur NDC Unand,” katanya.

Sekarang imbuhnya, produk Jamur Sawit Talao sudah memiliki sertifikat produksi pangan industri rumah tangga. Dan dalam waktu dekat karena dibina oleh Polres Solok Selatan, sentra produksi Jamur Sawit Talao akan dikunjungi Direktur Bimas Polda Sumbar.

Dia melanjutkan dengan promosi secara offline dan online dengan menyediakan internet desa, akhirnya warganya mulai kesulitan memenuhi permintaan konsumen, yang datang dari berbagai daerah di Sumatera bahkan pulau Jawa karena kesulitan bahan baku jamur.

“Saya takut semangat masyarakat kendor, karena bahan bakunya selama ini kan tidak diproduksi melalui budidaya sendiri tetapi dicari di alam, dan ketersediannya mulai berkurang,” katanya

Di tengah kebingungan tersebut, pihaknya mencoba mencari dukungan dari beberapa perusahaan di sekitar Talao untuk mendapatkan bantuan rumah produksi budidaya jamur sawit.

“Ada tiga perusahaan yang saya datangi, tetapi tidak ada yang merespons. Akhirnya saya beranikan diri untuk mendatangi PT PN6, Alhamdulillah direspon baik, mereka bersedia memberikan Tankos sebagai media budidaya jamur,” katanya.

Namun imbuhnya, yang bekerjasama dengan PT PN6 ini baru Kelompok Tani Barokah Budidaya Jamur Talunan Baru Satu, Nagari Talunan yang beranggotakan 21 Kepala Keluarga.

Dia melanjutkan jika lancar nantinya, pada bulan Agustus 2021 di Kelompok Barokah Nagari Talunan ini, sudah bisa memproduksi jamur sawit sebanyak 40-50 kilogram per hari, sebagai bahan baku produk olahan jamur di Nagari Talao.

“Mungkin karena niat yang lurus, Insya Allah tidak hanya ekonomi masyarakat di Talao yang akan terangkat tetapi juga di Nagari Talunan, Terima kasih saya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu warga saya dimasa pandemi Covid-19 seperti sekarang,” katanya.

Dia menambahkan Kelompok Tani Barokah Budidaya Jamur Talunan Baru Satu ini nantinya juga dibekali rumah produksi jamur, dan peralatan mesin.

“Selain Produksi jamur, nantinya juga ada produk kompos dari tandan bekas tumbuh jamur setelah digiling pakai mesin, mesin ini juga digunakan untuk menggiling pakan ternak yang dijual kepada petani, dan petani membayarnya dengan kotoran dan urine ternak tersebut untuk kompos, juga akan ada kebun sayur organik,” katanya.

Dia menambahkan membantu warga adalah komitmennya meskipun saat ini ada tawaran dari beberapa korporasi untuk membeli bahan baku jamur, namun pihaknya tidak serta-merta menerima tawaran itu.

“Kasihan warga yang di Talao kalau bahan baku jamur dari Talunan harus dijual ke pihak lain, makanya dari awal ini komitmen yang dibuat harus tegas, kecuali nanti kalau sudah berkembang dan produksi jamur melimpah,” katanya.

Terpisah, Camat Sangir Balai Janggo Muslim mengatakan Purwanto adalah tokoh muda daerah itu yang mempelopori lahirnya produk Jamur Tankos sawit.

Untuk mendukung program tersebut katanya, Purwanto selain menggandeng BUMN juga gigih menggandeng berbagai pihak, termasuk Badan Usaha sebagai sponsor sehingga produk jamur sawit tetap bisa eksis dan bisa membuka stand produk pada event-event tertentu.

“Sangat banyak masyarakat terbantu, misalnya, Purwanto menerapkan meskipun di Nagari Talunan ada Budi Daya Tankos, namun tetap bergabung dengan aneka makanan serba Jamur Nagari Talao, sebab hak patennya ada di Talao,” katanya

Dengan suksesnya Budi Daya Jamur Tankos, imbuhnya, khusus di Nagari Talunan Maju sudah memiliki 2 icon yakni Budi Daya Jamur dan tanaman hias atau bonsai Bonsai dan di Nagari Talao ada produk olahan jamur.

“Kedua produk ini nantinya akan menjadi cendera mata dan oleh-oleh khas bagi pengunjung Goa Batu Kapal Sorga tersembunyi dari Solok Selatan yang saat ini masuk nominasi API atau Anugerah Pesona Indonesia Award 2021,” katanya.

Exit mobile version