KLIKPOSITIF – Pengembangan teknologi Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS) diharapkan mampu memberikan kontribusi optimal pada capaian target Net Zero Emission (NZE) global.
Langkah ini sejalan dengan kampanye Indonesia selaku Presidensi G20 di tahun 2022.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengutarakan urgensi pengembangan teknologi CCS/CCUS dalam capaian NZE, terutama di kawasan Asia Tenggara.
“Sesuai peta jalan International Energy Agency (IEA), teknologi ini berkontribusi mengurangi emisi kumulatif secara global lebih dari 10 persen di tahun 2050,” kata Tutuka Ariadji.
Ia menambahkan, bahkan carbon capture untuk CCUS Asia Tenggara harus mencapai setidaknya 35 metrik ton (MT) CO2 pada tahun 2030 dan lebih dari 200 MT pada tahun 2050.
Pemanfaatan CCS/CCUS
Tutuka menyoroti pemanfaatan CCS/CCUS merupakan salah satu strategi pengurangan emisi bagi anggota negara G20.
“Beberapa anggota sudah memiliki kebijakan dan proyek skala besar, sebagian lain dalam proyek percontohan dan sisanya masih dalam tahap inisiasi,” jelasnya.
Bagi Indonesia, sambung Tutuka, CCS/CCUS juga memiliki peran ganda.
Selain mendukung target penurunan emisi Indonesia, teknologi tersebut juga bisa untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas).
Studi maupun proyek CCS/CCUS di Indonesia sendiri tengah berjalan di beberapa Wilayah Kerja (WK) Migas.
Seperti Gundih, Sukowati dan Tangguh dengan total potensi simpanan CO2 sekitar 41 juta ton CO2.