KLIKPOSITIF – Harga pertamax naik menjadi Rp 12.500 per liter mulai April ini. Meski menaikkan harga, namun PT Pertamina (Persero) masih harus menanggung rugi hingga Rp 18 triliun per tahun.
Harga jual Pertamax dengan RON 92 sudah naik dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter. Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro memperkirakan Pertamina masih akan merugi karena harga jual masih jauh dari seharusnya. Dia mengatakan harga keekonomian pertamax sebesar Rp 16.000 per liter.
“Harga keekonomian yang disebut pemerintah sekitar Rp 16.000 per liter, saat ini harganya Rp 12.500 per liter. Ada selisih harga sekitar Rp 3.500 per liter,” kata Komaidi melansir CNBC Indonesia.
Dia menjelaskan konsumsi Pertamax mencapai 6 – 7 juta kiloliter setiap tahun. Jika jumlah konsumsi dan jumlah selisih harga Rp 3.500 dihitung maka bisa mencapai Rp 21 triliun.
Komaidi menyebut jika selisih harga nantinya turun menjadi Rp 3.000 per liter, masih ada kerugian pada kisaran Rp 18 triliun per tahun.
“Jadi kerugian itu untuk periode satu tahun. Meski begitu saya merasa penyesuaian harga jual Pertamax cukup moderat,” katanya.
Dia berharap harga keekonomian Pertamax bisa turun mendekati harga jual di dalam negeri. Penurunan tentu akan berdampak positif pada keuangan Pertamina.
Menurut Pertamina, penyesuaian harga sudah secara selektif. Kenaikan hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi. Konsumsi jenis BBM ini sebesar 17%, di mana 14% merupakan jumlah konsumsi Pertamax dan 3% jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Adapun konsumsi BBM Subsidi seperti Pertalite dan solar mencapai sebesar 83%. BBM jenis ini tidak mengalami perubahan harga atau stabil di harga Rp 7.650 per liter.