Harga Biji Pinang di Pessel Rp20 Ribu Per Kilogram, Petani : Kami Merasa Senang

Harga komoditi biji pinang kering tembus mencapai Rp 20 ribu per kilogram di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel)-Sumbar

Proses memproduksi biji Pinang

Proses memproduksi biji Pinang (Kiki Julnasri/Klikpositif.com)

PESSEL, KLIKPOSITIF– Harga komoditi biji pinang kering tembus mencapai Rp 20 ribu per kilogram di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel)-Sumbar.

Informasi yang diterima KLIKPOSITIF, harga Rp 20 ribu per kilogram terpantau sejak sepekan terakhir, dan sebelumnya sempat di harga Rp 23 ribu per kilogram.

Menurut petani, harga saat ini merupakan harga terbaik dan tertinggi dirasakan petani. Sebab, sebelumnya harga paling tinggi hanya berkisar di harga Rp11 ribu hingga Rp13 per kilogram.

“Jadi sebagai petani yang memiliki lahan pinang, kami merasa senang ketika harga pinang bisa menembus Rp 23 ribu per kilogram, meski kembali turun Rp 20 ribu per kilogram,” ungkap Syafrigon (46), salah seorang petani pinang di Kampung Koto Lamo, Nagari Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang, Kamis 9 Agustus 2021.

Ia menjelaskan, kendati turun menjadi Rp 20 ribu per kilogram, namun menurutnya harga tersebut masih dianggap berpihak pada petani. Karena memang, berpuluh tahun lamanya, baru tahun ini harganya melambung.

“Dan kami berharap harga di kisaran Rp 20 ribu per kilogram ini tetap bertahan, agar kehidupan petani pinang di daerah ini bisa lebih sejahtera lagi,” terangnya.

Seperti biasa, Syafrigon dan petani pinang lainnya di nagari itu menjual pinang yang sudah dipanen hanya kepada pengepul. Karena memang, tidak ada koperasi atau pabrik yang bisa langsung menampung hasil petani.

“Jadi agar tidak terjadi permainan harga, kami berharap kepada pemerintah supaya bisa melakukan pengawasan terhadap harga pinang di pasaran,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Distanhortbun Pessel, Nuzirwan mengungkapkan, saat ini permintaan biji pinang di pasaran memang cukup bagus.

“Kondisi ini berpengaruh terhadap kenaikan harga yang sebelumnya memang sempat mencapai Rp 23 ribu per kilogram,” katanya.

Karena harga pinang dihukum oleh kondisi pasar, pemerintah daerah tidak bisa melakukan intervensi terhadap harga tersebut.

“Namun yang pasti jika pinang hasil produksi petani kualitasnya bagus, maka harga akan bisa tetap stabil,” katanya.

Kendati demikian, ia tetap berharap, harga biji pinang kering tetap bertahap di harga yang tinggi, sehingga petani pun lebih mendapatkan pemasukan ekonomi yang baik.

“Apalagi di tengah pandemi ini, tentu tingginya harga pinang ini kita berharap bisa menambah pemasukan masyarakat kita,” pungkasnya.

Exit mobile version