Gempa di Mentawai Kerap Terjadi, Apa yang Harus Dilakukan Warga?

gempa di mentawai
Program MEDAL Of Honda Klikpositif

KLIKPOSITIF – Gempa di Mentawai kerap terjadi selama sebulan belakangan ini.

Gempa tersebut terjadi di kawasan zona Megathrust Mentawai-Siberut yang menyimpan energi maksimal M=8,9.

Terakhir, gempa kuat di zona ini terjadi pada tahun 1797 dengan kekuatannya berkisar antara M=8,3 hingga M=8,7.

Gempa waktu itu juga mengakibatkan terjadi tsunami yang menerjang hingga ke Kota Padang.

Saat ini, rentetan gempa kembali terjadi di zona Megathrust Mentawai-Siberut.

Plt Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam psotingannya di Instagram memberi pesan kepada warga.

“Rentetan gempa kuat yg terjadi bbrp bulan terakhir di Siberut mrpkn pesan bahwa kita harus mewaspadai zona gempa Mentawai-Siberut ini” tulis Daryono.

“Jika masy pesisir Mentawai dan Pantai Barat Sumatra khususnya Sumatra Barat merasakan guncangan gempa kuat maka segeralah menjauh dari pantai” sambung Daryono.

Sementara itu, Ahli Gempa dari Sumbar, Ade Edward menyebut, langkah warga mengevakuasi diri saat terjadi gempa sudah benar.

Menurut Ade Edward, warga harus mengevakuasi diri secara mandiri, tanpa harus menunggu perintah dari pemerintah atau pihak terkait lainnya, karena itu akan mengulur waktu.

“Bagi masyarakat Mentawai yang berada di pesisir pantai, bila ada gempa cukup dirasakan segera keluar bangunan dan mengevakuasi ke dataran tinggi terdekat,” ujar Ade Edward.

Bagi yang sudah berada di dataran tinggi, menurutnya harus segera keluar bangunan.

“Cari tempat yang lapang yang tidak akan ada pohon atau tiang yang akan roboh yang bisa menimpa,” ulasnya.

Bila gempa gempa susulan sudah mereda, Ade menyarankan agar masyarakat bisa kembali ke rumahnya masing masing.

Selain itu, Ade Edward juga berharap pemerintah daerah hingga perangkat desa bisa memperbaiki jalan dan pondok evakuasi.

Ini nantinya akan mempermudahkan warga dalam melakukan evakuasi mandiri, serta mempersiapkan tempat yang layak bagi warga yang mengungsi di ketinggian.

“Selalu siapkan bahan pangan cadangan,” sambung Ade Edward.

Ia juga menyarankan kepada warga untuk memasang peralatan sederhana sebagai pengganti alarm ketika terjadi gempa.

“Misalnya kaleng-kaleng kosong yang di susun ke atas. Bisa juga galon kosong yang diletakan terbalik di pojok atas meja atau lemari,” ulas Ade.

Benda-benda itu akan berbunyi jika terjadi gempa, sehingga ketika terjadi gempa pada malam hari, warga bisa terbangun.

Rentetan Gempa di Mentawai

Gempa di Siberut Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumbar kembali terjadi pagi ini.

Dari analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa itu berkekuatan M=6,1.

Gempa di Siberut itu terjadi pada pukul 06.10 WIB, Minggu 11 September 2022.

Pusat gempa berada di laut di 161 kilometer Barat Laut Kepulauan Mentawai. Episenter gempa terletak di 1.18 LS, 98.53 BT.

Kedalaman gempa ini 10 kilometer dan dari hasil pemodelan BMKG, gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Guncangan ini terasa kuat di kawasan Siberut Utara.

Kemudian pada pukul 06.24 WIB, gempa kembali terjadi, dan kali ini kekuatannya menurun, yakni M=5,4.

Gempa itu terjadi di wilayah 146 kilometer Barat laut Kepulauan Mentawai.

Episenter gempa terletak di 1.25 LS, 98.49 BT dengan kedalaman 11 kilometer.

Dari hasil pemodelan BMKG, gempa ini juga tidak berpotensi tsunami.

Sebelumnya, gempa di Kepulauan Mentawai ini juga terjadi di zona megathrust Mentawai-Siberut, pada Senin 29 Agustus 2022.

Gempa pertama waktu itu terjadi pada pukul 00.04 WIB dengan kekuatan M=5,2 di wilayah 156 kilometer Barat Laut Kepulauan Mentawai, Sumbar.

Episenter gempa itu terletak di 1.00 LS – 98.58 BT dengan kedalaman 14 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.

Pada pukul 05.34 WIB, kembali terjadi gempa dan kekuatannya malah lebih besar.

Dari analisis BMKG, gempa tersebut berkekuatan M=5,8 yang terjadi di wilayah 3 kilometer Barat Laut Siberut Barat, kepulauan Mentawai, Sumbar.

Episenter gempa kali ini terletak di 1.04 LS – 98.55 BT, dengan kedalaman 16 kilometer.

Meski kekuatannya meningkat, namun dari hasil pemodelan BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Kemudian pukul 10.29 WIB kembali terjadi gempa dan terus meningkat, dengan kekuatan M=6,4.

Pusat gempa terjadi 161 kilometer Barat Laut Kepulauan Mentawai.

Gempa dengan kedalam 10 Kilomer ini menurut BMKG tidak berpotensi tsunami.

Ribuan warga di Mentawai mengungsi akibat dampak gempa tersebut.

Exit mobile version