PADANG, KLIKPOSITIF – Cuaca terik di Sabtu, 7 Desember 2024 membawa kami menikmati Festival Pesona Minangkabau yang kembali diadakan di Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di Istana Basa Pagaruyuang. Beragam kegiatan digelar, mulai dari seni tradisi, kebudayaan, kuliner, pameran UMKM, lomba mewarnai tingkat TK hingga Makan Bajamba.
Iven ini merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan setiap tahunnya sejak lima tahun terakhir oleh pemerintah daerah tersebut. Kegiatan ini sudah masuk dalam kalender wisata nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreativ (Kemenparekraf). Selama pelaksanaanya sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah setempat mengklaim bahwa hal itu mendatangkan banyak manfaat di berbagai aspek.
“Festival ini menargetkan PAD Rp6 miliar tahun ini serta jumlah kunjungan wisatawan memberikan manfaat. Tahun lalu 10 ribuan pengunjung yang tercatat, tahun ini prediksi kita di angka 15 ribuan. Dampaknya terhadap transaksi perputaran uang yang mencapai miliaran rupiah di berbagai sektor,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Tanah Datar, Riswandi.
Menurutnya, kegiatan ini masuk dalam program unggulan Kabupaten Tanah Datar. Untuk Tanah Datar, ada satu iven per satu nagari salam paya menasik wisatawan dan menjaga tradisi.
“Dari 75 nagari yang ada di daerah itu. Sudah 45 nagari yang melaksanakan iven hingga tahun ini. Masing-masing nagari memiliki keunikan salam pelaksanaan iven dengan melibatkan KAN, LKAAM, perangkat nagari dan lainnya,” paparnya.
Masing-masing daerah di design menampilkan keunikan yang dimilikinya kepada khalayak sebagai upaya menampilkan hal baik lainnya. Tak hanya kesenian atau keunikan daerah, hal lain yang tak kalah penting dengan adanya festival yakni bertumbuhnya ekonomi di berbagai sektor, mulai dari UMKM, pedagang kaki lima, penginapan, tour and travel, dan lainnya.
Salah seorang pelaku UMKM di Festival Pesona Minangkabau, Zil’arifah mengatakan, festival yang diadakan hampir tiap tahun di daerah tempat tinggalnya di Tanah Datar, Sumatera Barat memberikan banyak manfaat bagi usahanya.
“Mulai dari pemasukan hingga promosi yang bisa dilakukan saat iven berlangsung. Secara tidak langsung ini memperluas pasar melalui promosi mulut ke mulut kepada pembeli,” paparnya.
Ia mengatakan, usaha kopi yang ditekuninya sudah ikut dalam salah satu iven nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah sejak 2017 silam.
“Saya sudah mengikuti ajang ini sebanyak lima kali. Alhamdulillah dari ikut ajang ini, saya memperoleh pendapatan yang meningkat dari penjualan biasa hingga 50 persen lebih,” katanya saat ditemui lokasi acara pada Sabtu (7/12).
Ia mengatakan, iven ini sangat membantunya dalam mengenalkan produk kopinya kepada pengunjung, baik wisatawan lokal atau mancanegara.
Usaha Zil’arifah sendiri terdiri dari usaha kopi bubuk, gula semut, bandrek dan teh daun kopi. Usaha bernama Nilam Brothers ini memproduksi kopi lokal yang ada di wilayah Batusangkar.
“Kopi bubuk kita merupakan kopi asli tanpa campuran apapun, sehingga rasanya lebih nikmat,” paparnya.
Sementara itu, Guru Besar Ekonomi Pembangunan Universitas Andalas (Unand), Prof.Dr. Syafruddin Karimi, SE, MA mengatakan, iven-iven besar di Sumbar dalam beberapa tahun terakhir telah memperkuat citra daerah sebagai destinasi wisata unggulan. Kegiatan ini meningkatkan kunjungan wisatawan, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong transaksi ekonomi, terutama di sektor perhotelan, kuliner, dan transportasi.
“Namun, kontribusinya belum maksimal karena dampaknya cenderung jangka pendek. Pemerintah perlu memanfaatkan momentum ini untuk merancang iven yang tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga menghasilkan dampak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat lokal,” jelasnya.
Menurutnya, iven besar meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar secara langsung. Pedagang kaki lima, pengusaha makanan, hingga penyedia jasa transportasi mendapat manfaat dari lonjakan pengunjung.
“Meski begitu, dampaknya sering kali hanya sementara. Untuk memperbesar pengaruhnya, pemerintah perlu melibatkan masyarakat lebih luas dalam penyelenggaraan, memberikan pelatihan, dan mendukung keberlanjutan usaha mereka pasca-iven,” tuturnya.