Kota Solok, Klikpositif – Tingginya produksi sampah di Kota Solok mendorong DLH untuk melakukan berbagai inovasi. Salah satunya dengan melakukan pengomposan sampah menjadi pupuk organik. Sampah organik rumah tangga diolah menjadi produk berguna.
Dengan pengomposan yang dilakukan di TPA Regional Ampang Kualo, secara otomatis mengurangi timbulan sampah yang masuk ke penampungan. Hal ini bisa sedikit memperpanjang usia TPA regional ampang kualo sekaligus menghasilkan produk bernilai dari sampah.
Kepala DLH Kota Solok, Edrizal mengatakan, dengan adanya pengomposan sampah organik, secara otomatis mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Regional Ampang Kualo. Bahkan, lebih dari separoh sampah yang masuk ke TPA merupakan sampah organik.
“Jumlah timbulan sampah di Kota Solok yang diangkut ke TPA Regional Ampang Kualo sebesar 80 persen. Komposisi sampah didominasi oleh sampah organik sekitar 56 persen, sehingga pengomposan menjadi salah satu strategi Kota Solok untuk menanggulangi sampah organik,” terangnya.
Edrizal mengatakan, sebenarnya kebutuhan pupuk kompos bisa dipenuhi secara mandiri. Menurutnya, masyarakat Kota Solok dapat memilah dan mengolah sampah organik yang berasal dari rumah tangga secara mandiri dan mengolahnya menjadi pupuk.
“Kompos itu mudah dan bermanfaat, jangan takut untuk mulai mengompos. hanya memerlukan kemauan untuk mencoba. Ini juga salah satu upaya untuk mengurangi dan memanfaatkan sampah organik sisa dapur yang dihasilkan setiap hari,” kata Edrizal.
Sementara itu, pengawas pengangkutan sampah, Mitra Yoriskia mengatakan, mengatakan sampah organik yang diangkut ke TPA berasal dari pasar raya berupa sisa-sisa sayuran yang sudah di pisahkan. Sampah organik dan non organik langsung dipilah.
Sampah organik yang telah dicacah kemudian disiram dengan air larutan EM4 untuk mempercepat pembusukan. Setelah fermentasi sekitar 15 hari atau lebih di tempat kedap udara, maka pupuk sudah bisa digunakan. Pupuk organik bisa menggantikan pupuk kimia.