DLH Kota Solok Minta Seluruh Sekolah Ikut CSAK 2024

DLH Kota Solok melakukan sosialisasi CSAK 2024 kepada seluruh kepala sekolah.(Ist)

Kota Solok, Klikpositif – Minat sekolah di Kota Solok untuk mengikuti program Calon Sekolah Adiwiyata Kota (CSAK) masih sangat rendah. Dari total 39 SD dan SMP yang ada di Kota Solok baru 2 sekolah yang mengajukan pendaftaran sebagai peserta.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok, Edrizal menyebutkan, dua sekolah yang sudah melakukan pendaftaran diantaranya; SDN 13 Kampung Jawa dan SDN 06 Tanjung Paku. Sementara 37 sekolah lainnya belum menyampaikan pendaftaran.

Menyikapi kondisi itu, Edrizal mengajak seluruh SD dan SMP untuk ikut mengikuti program Calon Sekolah Adiwiyata Kota (CSAK) tahun 2024. DLH siap melakukan pembinaan terhadap seluruh sekolah yang mengajukan pendaftaran.

“Kita berharap semua sekolah yang ada di Kota Solok mau membuka pintu untuk mengikuti CSAK tahun 2024. Kami dari Dinas Lingkungan Hidup akan dengan senang hati melakukan pembinaan,” terang Edrizal saat membuka sosialisasi CSAK 2024, Jumat (6/9/2024) di Aula Dinas Pendidikan.

Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Agus Susanto menambahkan, DLH akan terus berupaya melakukan pembinaan ke sekolah agar seluruh sekolah SD dan SMP di Kota Solok mendapatkan penghargaan CSAK tahun 2024.

“Sebenarnya sertifikat Adiwiyata hanya bonus, tujuan utama dari CSAK ini adalah meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, khususnya menanamkan konsep membuang sampah pada tempatnya dan mengolah sampah dari sejak dini,” jelas Agus.

Dalam penilaian sekolah Adiwiyata 2024, penekanannya berbeda dengan sebelumnya. Penilaian lebih ditekankan kepada perilaku warga sekolah dibandingkan kelengkapan infrastruktur. Poin penilaian mencakup 6 aspek, mulai dari sanitasi hingga inovasi.

Kebanyakan sekolah dengan nilai rendah karena dokumentasi yang tidak lengkap. Agus meminta kepada sekolah untuk selalu mendokumentasikan semua kegiatan di sekolah terlebih yang menyangkut lingkungan hidup.

Agus berharap kepedulian terhadap lingkungan yang ditanamkan kepada siswa sekolah dapat berkontribusi dalam mengurangi sampah pada sumbernya. Saat ini TPA Kota Solok sudah memasuki usia kritis.

“Penanganan sampah di Kota Solok sudah baik, namun yang terolah baru 11 persen. Dan dari 55 ton sampah yang diangkut ke TPA, 70% lebih adalah sampah rumah tangga. Dengan kepedulian lingkungan yang ditanamkan sejak sekolah akan berdampak 20 tahun ke depan, generasi Kota Solok menjadi generasi emas yang sangat peduli terhadap lingkungan,” tutupnya.

Exit mobile version