Diduga Beda Pilihan Pilkada, Tiga Keluarga di Solok Diusir dari Kontrakan

Diduga lantaran berbeda pilihan dalam mendukung calon di Pilkada Kota Solok, tiga kepala keluarga diusir dari rumah kontrakannya di Kandang Aur, Kelurahan Simpang Rumbio, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Sumatera Barat, Sabtu (6/12).

Korban pengusiran lantaran beda pilihan di Pilkada kota Solok 2020 saat memindahkan barang-barangnya ke kontrakan lain

Korban pengusiran lantaran beda pilihan di Pilkada kota Solok 2020 saat memindahkan barang-barangnya ke kontrakan lain (Ist)

Klikpositif PATWAL Honda Periode 18 - 30 April 2025

SOLOK KOTA, KLIKPOSITIF –Diduga lantaran berbeda pilihan dalam mendukung calon di Pilkada Kota Solok, tiga kepala keluarga diusir dari rumah kontrakannya di Kandang Aur, Kelurahan Simpang Rumbio, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Sumatera Barat, Sabtu (6/12).

Mirisnya ketiga keluarga tersebut diberi waktu untuk pindah dari kontrakan tersebut dalam tempo dua hari. Jika tidak mau, rumah kontrakan bakal dibongkar oleh pemilik tanah.

Menurut salah seorang kepala keluarga yang diusir dari kontrakan, Misriyanto, awalnya mereka didatangi oleh pemilik kontrakan. Menurut yang punya kontrakan, jika mereka tidak pindah, maka pemilik tanah mengancam akan membongkar bangunan rumah kontrakan yang disewakannya.

“Kami didatangi oleh pemilik rumah kontrakan, kalau kami tidak pindah dalam dua hari bangunan akan dibongkar oleh si pemilik tanah. Alasannya hanya beda pilihan (mendukung Paslon),” ujar Misriyanto saat ditanya wartawan.

Selain keluarganya, dua tetangganya yang juga mengontrak di tempat yang sama juga kena usir. Hal itu lantaran mereka sama-sama mendukung kandidat yang sama dengan Misriyanto.

“Kalau Saya memilih paslon yang sesuai dengannya (pemilik tanah) Inshaallah kami tidak diusir. Tapi ini karena kami berbeda, dari 3 keluarga ini ada yang kordinator relawan, tim relawan. Padahal jatuh tempo pembayaran masih lama,” terangnya kepada wartawan.

Dikatakan Misriyanto, keluarganya sudah 3 tahun tinggal di kontrakan tersebut. Sebelumnya aman damai saja, tidak ada persoalan dengan pemilik tanah. Bahkan, dirinya juga tidak kenal karena hanya berurusan dengan pemilik kontrakan.

“Saya tidak kenal dengan pemilik tanah, hanya tau hanya si pemilik bangunan. Pemilik tanah dan pemilik bangunan berbeda, jadi pemilik bangunan ini sewa tanah dan membangun rumah kontrakan, jadi kami sewa rumah ke pemilik bangunan,” bebernya.

Misriyanto juga menyebutkan, dari informasi yang didapatnya, kejadian serupa juga menimpa warga lainnya di kota Solok, namun tidak ada yang berani melawan.

“Kabarnya kejadian seperti ini juga ada di tempat lain, tapi orang tidak berani melawan. Saya memang ngontrak tapi tak ingin dijajah. Kami bebas menentukan pilihan di zaman sekarang, undang-undangnya berlaku. Hak suara kami ada,”tuturnya.

Misriyanto saat ini sudah mendapat bantuan rumah kontrakan lain termasuk untuk dua tetangga. Dirinya bersama sudah pindah dari lokasi kontrakan semula.

Ketua RT setempat, Yurizal membenarkan adanya tiga keluarga yang pindah dari wilayah itu, namun dirinya tidak mengetahui pasti penyebab kepindahan mereka.

“Memang ada warga yang pindah di RT 02, kabarnya memang karena Pilkada, berbeda pilihan begitulah,” ucapnya menjawab Klikpositif, Minggu (6/11/2020).

Menurutnya, keluarga tersebur sudah tinggal disana lebih kurang tiga tahun terakhir, pekerjaannya beragam, ada yang berdagang dan ada juga yang serabutan.

“Mungkin ini tidak sesuai antara pilihan yang diberikan dengan keinginan mereka, kemungkinan seperti itu, saya telusuri dari warga kenapa tergesa-gesa pindah, ya gegera Pilkada juga ini pak RT,” katanya menyampaikan informasi yang diperolehnya dari warga.

Diketahui, keluarga itu pindah kemarin jelang magrib, kebetulan, ulas Yurizal, masih dalam kawasan setempat.

Exit mobile version