PESSEL, KLIKPOSITIF– Pelaku usaha gorengan dan pedagang kecil di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar Barat mulai mengeluhkan lonjakan sejumlah harga bahan pokok. Pasalnya, akibat lonjakan harga tersebut berdampak pada usaha mereka.
Setidaknya, akibat naiknya harga bahan pokok itu, kini sebagian pedagang terpaksa mengurangi porsi dagangan. Bahkan, selain mengurangi porsi dari seperti biasa mereka juga telah berencana menaikan harga.
“Ya, kalau kami terpaksa mengambil langkah menaikan harga. Mau tidak mau, karena sudah tidak imbang lagi. Bisa jadi naik dari Rp1.000 menjadi Rp1.500,” ungkap Desi (41) salah seorang pelaku usaha gorengan di Painan.
Seperti diketahui, hingga kini kenaikan sejumlah bahan pokok masih berlanjut. Harga minyak goreng curah yang semula hanya Rp 11 ribu menjadi Rp19 ribu. Harga ini terpantau sejak jelang pergantian tahun 2021 ke 2022. lalu.
Selain harga minyak goreng curah, harga telur juga terpantau melambung. Naik dari dari Rp45 per karpet menjadi Rp60 ribu per karpet. Sedangkan minyak goreng, seperti minyak curah naik dari Rp11 ribu menjadi Rp19 ribu.
“Jadi tidak ada pilihan, makanya terpaksa itu jalan satu-satunya terpaksa mengurangi porsi. Jika tidak seimbang, bisa jadi harganya dinaikan,” terangnya.
Selain Desi, Wati (45) seorang pelaku usaha kue basah dan kacang tojin di Kota Painan juga lebih memilih menaikkan harga jual produknya. Sebab mengurangi porsi adalah langkah yang kurang tepat.
Karena Desi mengatakan, selain harga minyak goreng, harga kacang tanah juga terjadi kenaikan, dari Rp38 ribu per kilogram menjadi Rp52 ribu.
“Rencana mau dibuat porsi dengan harga Rp2.000. Sebab, kalau Rp1.500 takut pembeli komplain. Jadi terpaksa seperti itu mengakalinya,” terang Desi.
Terpisah sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi (Disdagtrans) Mimi Riarty Zainul mengakui, Pemkab tidak menganggarkan untuk kegiatan operasi pasar dalam menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok, sepanjang 2022.
“Sekarang bagaimana ya, untuk APBD 2022 kita sudah selesai, memang untuk kegiatan operasi pasar itu, tidak ada,” ungkapnya saat dikonfirmasi KLIKPOSITIF terkait lonjakan harga sembako pada jelang pergantian tahun 2021 ke 2022 ini, Kamis 30 Desember 2021.
Menurut Mimi Rianty Zainul, meski tidak dianggarkan pada tahun 2022 nanti, namun Pemkab bakal berupaya menganggarkan untuk tahun 2023. Sebab, memang untuk tahun 2022, APBD sudah disahkan.
“Koordinasi dengan DPR (DPRD), mudah-mudahan tahun depan ada sedikit banyak pokir dari anggota DPR yang bisa kita alokasikan. (Untuk 2022) kita hanya bisa menyampaikan perkembangan harga ke provinsi, nanti (dari provinsi ke pemerintah pusat) ada kebijakan secara nasional,” terangnya.