KLIKPOSITIF – Media sosial menjadi salah satu media yang utama saat ini. Sebut saja, Instagram, Tiktok, Twitter dll yang menjadi bahan konsumsi masyarakat setiap detik, menitnya. Laporan hasil survey Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2023, menunjukkan jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta atau60,4%darijumlahpopulasidiIndonesia (Datareportal,2023).
Media sosial adalah salah satu media baru yang muncul karena kehadiran internet yang mendorong munculnya keberagaman, keunikan tampilan media sehingga menarik untuk dilihat oleh penggunanya.
Media ini banyak dimanfaatkan juga untuk kegiatan-kegiatan positif seperti kampanye sosial, lingkungan dan lainnya. Berbicara tentang kampanye tentunya berkaitan erat dengan komunikasi, dimana kampanye adalah salah satu media yang digunakan untuk menginformasikan, mempengaruhi sikap dan perilaku audiens.
Rogers dan Storey mengemukakan bahwa kampanye merupakan kegiatan komunikasi yang sudah terencana dengan memiliki tujuan serta target khalayak, sehingga dalam kampanye ini dilakukan untuk memberi suatu dampak kepada target khalayak yang telah diimplementasikan secara berkelanjutan dalam waktu yang ditentukan (Charles R. Berger, 2021).
Salah satu kampanye yang menarik melalui media sosial saat ini yaitu kampanye lingkungan yang dilakukan oleh generasi milenial. Media tiktok menjadi salah satu media yang digunakan seperti yang dilakukan oleh anak muda pada akun tiktok @pandawaragroup.
Di penghujung tahun 2022 pandawara berhasil menarik perhatian pengguna TikTok dengan konten yang mereka bagikan hingga salah satu video @pandawaragroup ditonton lebih dari 100 juta kali. Tentunya angka ini tidak muncul begitu saja, kita tahu salah satu kekuatan dari media sosial yaitu pengemasan konten dan pesan yang terdapat pada konten tersebut.
Berbicara tentang lingkungan, isu yang diangkat oleh pandawara adalan tentang pencemaran lingkungan, terkait sampah yang tidak terkelola secara baik. Sampah yang menumpuk akan berdampak pada ekosistem, termasuk kita sebagai manusia. Salah satu dampak sampak adalah bencana banjir, yang terjadi pada banyak daerah di Indonesia.
Tidak hanya itu, sampah juga berdampak pada pencemaran polusi, bau sampah yang bisa mengurangi kualitas udara. Gangguan ekosisitem ini juga terjadi di Sumatera Barat, khususnya kota Padang. Salah satu efek sampah yaitu terjadi pada aktivitas maelo pukek yang dilakukan oleh nelayan di kawasasan pantai Purus, Kota Padang. Bahkan, pengakuan dari nelayan ini adalah satu kendala mereka dalam beraktivitas dimana banyaknya jumlah sampah yang terkumpulkan disbanding hasil ikan yang mereka dapatkan, miris memang.
Andai saja ada banyak pandawara yang melakukan aksi kampanye lingkungan melalui media sosial, tentu akan membantu pemerintah mengatasi masalah lingkungan. Kampanye yang dilakukan oleh pandawara patut untuk dicontoh, dimana dalam proses penyebaran pesan edukatifnya mereka melakukan hal yang berbeda dan meranti untuk membuat masyarakat peduli terhadap lingkungannya, Pengemasan pesan-pesan persuasif yang tidak tertulis saja, namun mereka hadir secara langsung melakukan Tindakan untuk membuktikan tentang isu lingkungan tersebut dan memperlihatkan aksi mereka yang membersihkan sungai, sekolah, laut dll. Aksi ini mereka lakukan secara sadar tanpa ada bantuan dari pihak manapun, ini tentu sangat wajib kita acungi jempol.
Fenomena padawara di media sosial menjadi salah satu kekuatan dari media baru, dimana Media baru diungkapkan oleh Azeharie (2014), memiliki fungsi sebagai saluran penyampaian pesan termasuk didalamnya kegiatan komunikasi massa yang berkaitan dengan kegiatan manusia.
Oleh karena itu, gerakan-gerakan yang menargetkan massa yang lebih luas dapat dilakukan dengan memadukan ruang gerak fisik dan digital. Riset tentang pemanfaatan media sosial ini juga telah banyak dilakukan, salah satunya yaitu riset tentang โPemanfaatan media sosial TikTok sebagai media kampanye gerakan cuci tangan di indonesia untuk pencegahan corona covid-19โ.
Hasil riset menunjukkan bahwa TikTok sebagai media baru dinilai cukup ideal untuk melakukan kampanye gerakan mencuci tangan yang diprakarsai oleh WHO, serta didukung oleh siapa creator yang membagikan video kampanye tersebut.
Sudah saatnya kita sadar akan dasyatnya media sosial, semua aktivitas bisa kita lakukan dengan pengemasan konten yang menarik sehingga bisa membantu pemerintah, masyarakat menangani isu-isu tertentu. Sudah saatnya juga, kita tersadar untuk mengambil efek yang positif dari media sosial, karena sejatinya media sosial pasti akan memberikan dampak yang positif dan negatif, tergantung jari kita mau โenterโ dan menentukan pilihan yang tepat.
Penulis: Revi Marta (Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)