Bupati Pessel Teken Hibah dari Kementerian, Penantian Panjang Masyarakat Langgai Punya Jembatan Gantung Layak Terjawab

Bertahun menanti, masyarakat Kampung Langgai Nagari Ganting Mudiak Utara, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar kini telah memiliki jembatan gantung permanen

Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar saat menerima naskah hibah jembatan gantung Langgai di Kantor Satker PJN Sumbar, di Padang

Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar saat menerima naskah hibah jembatan gantung Langgai di Kantor Satker PJN Sumbar, di Padang (Kiki Julnasri/Klikpositif.com)

Klikpositif - JUTAWAN Honda (3000 x 1000 px) Iklan

PESSEL, KLIKPOSITIF– Bertahun menanti, masyarakat Kampung Langgai Nagari Ganting Mudiak Utara, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar kini telah memiliki jembatan gantung permanen.

Akses mereka dulu yang hanya dengan sehelai kawat, kini sudah dibangun layak. Para siswa kini tidak perlu merasa cemas untuk melintasi jembatan. Bahkan kini akses perekonomian warga menjadi lancar.

“Ya, Alhamdulillah. Naskah hibahnya sudah diteken dan sudah selesai melalui Satker Pelaksanaan Jalan Nasional,” ungkap Bupati Rusma Yul Anwar usai menandatangani naskah serah terima hibah, di Kantor Satker PJN Wilayah II Sumbar, di Padang, Rabu 13 Oktober 2021.

Penandatanganan Naskah Hibah dan Berita Acara Serah Terima dilakukan langsung antara Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar. Kementerian PUPR diwakili Kepala Balai PJN Sumbar, Syahputra A. Gani.

Berdasarkan Surat nomor PS.0403-Mn/1482.5 tanggal 31 Agustus 2021 perihal Persetujuan Hibah Barang Milik Negara (BMN) itu, berupa jembatan gantung senilai Rp2.8 miliar dari Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat.

Selain Pesisir Selatan, hibah BMN dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga diserahkan pada Kabupaten Dharmasraya, Sijunjung. Kabupaten Solok dan Solok Selatan.

Menurutnya, dengan adanya jembatan baru itu, tentu konektivitas sentra produksi pertanian kian tinggi. Pembangunan jembatan sejalan dengan tema pembangunan infrastruktur dasar, yakni pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

Pembangunan jembatan itu juga selaras dengan fokus pengembangan ekonomi daerah 5 tahun ke depan yang berpusat pada kearifan lokal, yakni sektor primer seperti pertanian, perkebunan dan perikanan.

Sementara, Kampung Langgai dan Kayu Aro tercatat sebagai penghasil nilam, gambir dan komoditi hortikultura lainnya. Setiap tahun, nilai produksi hasil pertanian dan perkebunan di dua kampung itu tercatat miliaran rupiah.

“Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian PUPR melalui Sakter jalan. Mudah-mudahan dengan adanya ini akses siswa di sana yang dulu sulit, kini bisa dilewati secara normal,” terang bupati.

Sejalan dengan adanya jalan itu, bupati berharap masyarakat untuk dapat menjaga jembatan tersebut dengan baik. Di lain sisi, pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) akan mengalokasikan biaya perawatan dan pemeliharaan tiap tahunnya.

Pada kesempatan itu, bupati atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Pesisir Selatan melalui Kementerian Pekerjaan Umum mengucapkan terima kasih pada pemerintah pusat atas perhatian yang diberikan.

“Kami tentu sangat berharap banyak pada pemerintah pusat, di tengah keterbatasan anggaran yang dimiliki daerah,” jelas bupati.

Kesempatan itu, Kepala Satker, Syahputra A. Gani melalui Kasi Pembangunan Jalan Sakter PJN Sumbar Muhendra mengaku, pemerintah pusat bakal terus berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur, khususnya konektivitas antar daerah di khususnya Pesisir Selatan.

Feeder-feeder (penghubung) antar daerah seperti Tapan-batas Kerinci Provinsi Jambi dan Tapan-batas Mukomuko Provinsi Bengkulu harus segera dibuka, demi akselerasi pertumbuhan ekonomi di kedua daerah.

“Sebagai contoh adalah jalan batas Tapan dengan Provinsi Jambi dan Tapan dengan Provinsi Bengkulu,” tuturnya.

Pesisir Selatan, menurutnya, adalah daerah yang unik. Dia dikungkung kawasan hutan lindung. Kemudian, secara umum halnya di Minangkabau, sulitnya pengadaan lahan.

Namun, kendati demikian, lanjutnya, dengan komitmen pemerintah daerah dan kemauan bersama masyarakat hal itu mungkin bisa diatasi, apalagi saat memang sesuai program Presiden Jokowi mengatakan pembangunan dimulai dari pinggir.

Diketahui sebelumnya, 2016 lalu akses jembatan yang telah selesai dibangun ini, sempat viral karena perjuangan para siswa SD meniti kawat besi menuju sekolahnya.

Setiap hari sekolah datang, mereka harus meniti kawat besi dengan panjang sekitar 15 meter yang dijadikan jembatan gantung untuk sampai ke sekolah. Jembatan itu tak ubahnya seperti jembatan darurat, namun bisa dikatakan lebih parah itu.

Jembatan kawat itu diikatkan ke dua batang pohon besar yang ada di sisi kiri dan kanan sungai. Ketinggian sekitar 10 meter dari sungai, jembatan itu menjadi sangat licin ketika hujan turun. Tapi, itulah yang menjadi satu-satunya penghubung antara rumah mereka dengan sekolah dan perkampungan warga. Jembatan itu, juga digunakan masyarakat untuk pergi ke ladang dan sawah.

Exit mobile version