PADANG, KLIKPOSITIF – Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi vokasi Sumatera Barat (Sumbar), memperkuat sinergis dengan sejumlah wartawan melalui ajang Media Bootcamp yang digelar selama dua hari di dua lokasi berbeda, yaitu 23 September 2024 di Hotel Mercure Padang, dan pada 24 September 2024 di Hotel Universitas Negeri Padang (UNP).
Dibuka oleh Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Sumbar, Nurul Fauzi, kegiatan Media Boortcamp bersama insan pers itu diawali dengan pelatihan jurnalistik oleh pemateri yang merupakan praktisi media sekaligus wartawan senior Tempo, yaitu Tulus Wijanarko, dengan materi yang disampaikannya, yaitu “Jurnalis Vokasi : Menulis Kisah Sukses Membangun Inspirasi”.
Dalam paparannya, Tulus mendorong penyelenggara pendidikan vokasi untuk terus berkolaborasi dengan media. Menurutnya, kenapa kolaborasi antara pendidikan vokasi dengan media perlu dilakukan? Karena vokasi saat ini agak terabaikan oleh media. Sementara media, mempunyai tanggung jawab moral untuk mendukung kemajuan pendidikan vokasi di Indonesia.
“Jurnalisme tidak sama dengan konten. Jurnalis adalah melayani masyarakat. Nah, kita sebagai orang media harus melihat bahwa pendidikan vokasi sangat urgent. Di Indonesia, peran pendidikan vokasi baru 8-10 persen, kalah jauh dari China dan Korea yang mencapai 40-50 persen,” kata Tulus di Hotel Mercure Padang.
“Untuk itu, mari kita dukung keberadaan pendidikan vokasi ini dalam menjawab kebutuhan sektor industri agar terampil dan kompeten, disamping ikut mendorong pembangunan ekonomi,” sambung Instruktur di Tempo Institute itu kepada para peserta Media Boortcamp.
China, katanya melanjutkan, adalah negara dengan kekuatan ekonomi kedua di dunia. Salah satu pilarnya adalah industri, dan industri sangat erat kaitannya dengan vokasi. Di China, ada 11.700 lembaga pendidikan vokasi dengan jumlah siswa 26,9 juta.
Dalam lima tahun ke depan, China akan membangun 50 kota yang terintegrasi dengan pendidikan vokasi. Kemudian, di China juga ada 56 komite pengawas dan 1400 kelompok pendidikan kejuruan yang melibatkan lebih dari 30 ribu perusahaan yang berpartisipasi, atau yang disebut sebagai link and macht.
Tidak hanya itu, pemerintah China juga mewajibkan semua perusahaan bekerjasama dengan lembaga pendidikan vokasi. Ini tentunya, membuktikan bahwa China begitu serius membangun pendidikan vokasi.
“Maka dari itu, insan pers diharapkan dapat mendorong kemajuan pendidikan vokasi melalui karya jurnalistik yang menarik dengan pendekatan jenis berita feature atau indepht reporting (liputan mendalam), tanpa mengesampingkan berita keras (hard news),” ucap Tulus Wijanarko.
Selain pelatihan jurnalistik, pada kesempatan itu juga dihadirkan pemateri lainnya yang berasal dari perwakilan anggota Konsorsium Pendidikan Vokasi Sumbar, yaitu perwakilan dari Politeknik Negeri Padang (PNP), Sekolah Vokasi Universitas Negeri Padang (UNP), dan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP).
Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Sumbar, Nurul Fauzi, menjelaskan pendidikan vokasi adalah sistem pendidikan yang berperan penting dalam menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja. “Artinya, sistem perkuliahan dan aktivitas akademis di kampus anggota konsorsium cenderung menitik beratkan kepada kebutuhan industri serta tenaga kerja,” katanya.
Menurutnya, lewat sistem pendidikan vokasi, kampus benar-benar menyiapkan lulusan yang mumpuni dan berpengalaman untuk masuk ke dunia kerja. Karena, di pendidikan vokasi, 70 persen mahasiswa menjalani kegiatan perkuliahan berupa praktek, dan 30 persen teori.
“Para mahasiswa di kampus pendidikan vokasi juga memiliki keunggulan, karena setiap kampus telah punya mitra dan kerjasama dengan pihak industri untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat di kampus, kemampuan, serta riset,” ujarnya.
Kemudian, terkait digelarnya Media Bootcamp oleh Konsorsium Pendidikan Vokasi Sumbar, Nurul menyampaikan bahwa ini bertujuan untuk mengenalkan secara luas kepada insan pers tentang sistem pendidikan vokasi yang kini sudah diterapkan di masing-masing kampus.
Ia mengharapkan insan pers dapat meningkatkan pemahaman terhadap perkembangan pendidikan vokasi di Sumbar. Karena, masing-masing perguruan tinggi vokasi memiliki ciri khas masing-masing.
“Melalui kegiatan Media Bootcamp ini, diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas pemberitaan terkait pendidikan vokasi, dan membangun jaringan kerja sama antar media massa dengan lembaga pendidikan vokasi,” pungkas Nurul.(*)