Berkeliaran di Pemukiman, Satwa Langka Binturong Ditangkap di Tanah Datar dan Diserahkan ke BKSDA

Satpol PP dan Damkar Tanah Datar menyerahkan seekor hewan langka Binturong dengan nama latin Arctictis Binturong ke BKSDA Sumatera Barat di Batusangkar, Kamis 11 November 2021. Binturong merupakan hewan sejenis musang yang bertubuh besar

Penyerahan seekor hewan langka Binturong di Batusangkar

Penyerahan seekor hewan langka Binturong di Batusangkar (Damkar Tanah Datar)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

TANAH DATAR, KLIKPOSITIF – Satpol PP dan Damkar Tanah Datar menyerahkan seekor hewan langka Binturong dengan nama latin Arctictis Binturong ke BKSDA Sumatera Barat di Batusangkar, Kamis 11 November 2021. Binturong merupakan hewan sejenis musang yang bertubuh besar.

“Kita mendapatkan laporan dari warga Jorong Sijangek, Nagari Simpuruik, Kecamatan Sungai Tarab, bahwa ada hewan Binturong atau disini biasa disebut Tambun Ijuak yang berkeliaran di sekitar rumah warga. Hewan ini cukup membuat warga cemas,” ucap Kabid Damkar Satpol PP dan Damkar Tanah Datar Iskandar Sagita usai menyerahkan hewan dilindungi tersebut ke Resor BKSDA Wilayah VII Tanah Datar.

Ia menyebut hewan Binturong ini mulai terlihat di pemukiman warga pada Senin 8 November 2021. Sejak itu petugas mulai melakukan pencarian dan baru ditemukan dini hari tadi sekira pukul 04.00 WIB di Depan SPBU Parak Juar Batusangkar.

Setelah ditangkap, hewan yang berumur sekitar 1,5 tahun dengan panjang 1 meter tersebut dibawa ke kantor Satpol PP dan Damkar Tanah Datar untuk dilakukan pemeriksaan oleh Dokter Hewan yakni Drh. Roki Martarika.

Iskandar menyampaikan selain seekor hewan Binturong, pihaknya juga menyerahkan beberapa ekor Ular Phyton yang berhasil ditangkap anggotanya yang diterima oleh Kepala Resort BKSDA Wilayah VII Tanah Datar Ansarul.

Ansarul mengatakan pihaknya akan melepasliarkan kembali hewan-hewan yang dilindungi tersebut ke habitatnya masing-masing.

“Saya mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kepada petugas jika ada bertemu hewan yang dirasa membahayakan keselamatan manusia. Jangan dibunuh, biarkan petugas yang berkompeten untuk menanganinya, agar ekosistem kita tetap terjaga,” tutur Ansarul. (*)

Exit mobile version