Bahas Kanker, Universitas Fort de Kock Bukittinggi Gelar Kuliah Pakar

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

BUKITTINGGI – Kanker adalah salah satu masalah kesehatan global yang paling serius, di mana angka kejadian dan kematian terus meningkat setiap tahunnya.

Sementara Perawat memiliki peran kunci dalam memberikan perawatan dan dukungan kepada pasien kanker.

Tantangan perawat dalam menangani pasien kanker adalah jumlah kasus kanker yang semakin meningkat.

Meski demikian, tenaga onkologi terlatih tak sebanding dengan jumlah kasus.

Ditambah dengan fenomena keterbatasan sumber daya manusianya serta fasilitas dan peralatan khusus untuk perawatan kanker yang tidak merata di berbagai daerah.

Hal ini berdampak terbatasnya akses pasien untuk mendapatkan layanan yang memadai.

Berdasarkan kondisi ini, Prodi Keperawatan dan Pendidikan Ners Universitas Fort de Kock Bukittinggi melaksanakan kuliah pakar.

Kegiatan ini diikuti oleh dosen keperawatan dan mahasiswa sebanyak 409 mahasiswa keperawatan secara luring, dan 41 orang melalui daring.

Kegiatah ini bertujuan agar mahasiswa memahami peran dan tanggung jawab perawat dalam perawatan pasien kanker.

Kemudian mampu mengidentifikasi tantangan yang dihadapi perawat onkologi di lapangan, meningkatkan pengetahuan tentang pendekatan holistik dalam perawatan pasien kanker, dan mendorong diskusi dan berbagi pengalaman antar mahasiswa.

Kegiatan kuliah pakar ini berlangsung di Aula lantai 3 dan ruang theater Universitas Fort de Kock Bukittinggi, Sabtu, 2 November 2024.

Tema kegiatan ini adalah Peran Perawat dalam Penanganan Pasien Kanker: Tantangan dan Solusi.

Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 09.00 –12.00 WIB dengan narasumber Dr.Kemala Rita Wahid,SKp.Sp.Kep.Onk,ETN,MARS FISQua, seorang pakar keperawatan onkologi dengan pengalaman sebagai perawat senior di RS Dharmais Jakarta selama puluhan tahun.

Solusi Mengatasi Kanker

Kemala Rita Wahid memberikan sejumlah solusi untuk mengatasi masalah kanker ini.

Menurutnya, perlu melakukan sadari (periksa payudara sendiri) setiap bulan.

Kemudian perlu peningkatan kapasitas perawat onkologi melalui pendidikan formal dan informal.

Di antaranya melaksanakan program pelatihan,peningkatan,kompetensi, perawat onkologi, pelatihan perawatan kanker dasar, pelatihan perawataan kanker intermediate serta advanced cancer nursing.

“Kemudian perlu membangun jejaring perawat onkologi,” ujar Kemala Rita.

Selanjutnya melengkapi sarpras perawatan kanker dan sumber daya lainnya, Kolaborasi muti disiplin, penggunaan teknologi, serta mengelola stress dan beban kerja perawat.

Kuliah pakar ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berguna bagi mahasiswa keperawatan untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dalam praktek keperawatan onkologi.

Exit mobile version