Anies Baswedan : Sejarah Catat LDII Konsisten Lawan Wabah COVID-19

Anies Baswedan : Sejarah catat LDII konsisten lawan wabah COVID-19

Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso (kanan) mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan dalam kegiatan peninjauan vaksinasi yang digelar LDII pada Kamis (9/9)

Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso (kanan) mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan dalam kegiatan peninjauan vaksinasi yang digelar LDII pada Kamis (9/9) (Ist)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi penyelenggaraan vaksinasi massal di Padepokan Pencak Silat Persinas ASAD, Pondok Pesantren (Ponpes) Minhaajurrosyidiin Pondok Gede, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur pada Kamis (9/9).

Menurutnya lokasinya sangat sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan vaksinasi.

Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin telah memfasilitasi tempat yang luar biasa ini, sangat sesuai dengan kebutuhan vaksinasi.

“Ruangannya terbuka, besar, fasilitas pendukungnya cukup, bahkan jumlah kamar kecilnya pun banyak. Sehingga untuk massa sebanyak ini, kebutuhan dasar untuk berada di sini berjam-jam bisa terfasilitasi dengan baik,” ujarnya.

Pelaksanaan vaksinasi di Padepokan Persinas ASAD merupakan kerja sama antara LDII, Ponpes Minhaajurrosyiddin Pondok Gede, dan Puskesmas Cipayung Jakarta Timur.

Ia engatakan sejarah akan mencatat vaksinasi yang diselenggarakan di Padepokan Persinas ASAD Ponpes Minhaajurrosyidiin ini merupakan salah satu tempat perjuangan melawan pandemi covid-19.

“Jadi 50.000 yang sudah mendapatkan vaksinasi, bukan angka yang kecil, angka yang cukup besar dan signifikan. Karena itu, kami atas nama Pemprov DKI Jakarta menyampaikan terima kasih dan berharap di masa yang datang tempat ini terus mendapat manfaat,” ujarnya.

Pondok pesantren beberapa kali turut terlibat langsung dalam menghadapi masalah yang dihadapi bangsa.

Menurutnya pondok pesantren tidak pernah absen turut serta, dalam perjuangan bangsa Indonesia sejak zaman kolonial.

“Kita lihat sejarahnya, ketika kita berhadapan dengan kolonialisme, pondok mengirimkan ribuan santrinya ke medan perang. Ketika tidak jauh dari tempat ini terjadi peristiwa Lubang Buaya, pesantren mengirimkan santrinya untuk menghadapi komunisme,” kata Anies.

“Saat kita menghadapi Covid-19, pondok-pondok menyiapkan fasilitasnya untuk melakukan vaksinasi. Pondok selalu hadir,” lanjutnya.

Ia menyampaikan terima kasih secara khusus kapada LDII karena telah menjadi salah satu yang paling awal untuk bertindak cepat memberikan contoh membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam pelaksanaan program vaksinasi.

Vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar dalam mengendalikan resiko terpapar Covid-19. Namun demikian, masyarakat tetap harus mentaati protokol kesehatan.

“Vaksin tidak mencegah penularan, tapi vaksin mencegah dampak yang berat saat tertular. Makanya, walaupun sudah vaksin tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Karena mentaati prokes adalah salah satu cara mencegah penularan. Dan kalau sudah divaksin insya Allah biarpun terpapar gejalanya ringan bahkan tanpa gejala,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar juga memberikan apresiasi yang sama dengan Gubernur Anis. Hari ini saja sentra vaksinasi Covid-19 Padepokan Persinas ASAD memvaksin sekitar 2.000 orang.

Vaksinasi Berbasis Pesantren Sangat Strategis

Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso menjelaskan vaksinasi yang diselenggarakan di Padepokan Persinas ASAD Ponpes Minhaajurrosyidiin telah berlangsung sejak 14 Juni 2021.

Chriswanto juga mengucapkan terima kasih kepada Pemprov DKI, karena vaksinasi yang berhasil dilaksanakan tersebut, merupakan buah dialog antara LDII dengan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta. Hasilnya, vaksinasi warga dapat dijalankan secara berkelanjutan di Ponpes Minhaajurrosyiddin.

Menurut Chriswanto, LDII menekankan kekebalan komunal (herd immunity) dimulai dari pesantren-pesantren. Pasalnya pesantren merupakan lembaga pendidikan yang unik dan telah ada sejak seribuan tahun lalu di Indonesia.

Para santri berkumpul dari berbagai wilayah, untuk mendalami agama dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah sebagai juru dakwah. Berkumpulnya para santri pada satu lokasi, menimbulkan multiplier effect.

“Ekonomi suatu wilayah tumbuh karena adanya pesantren, bahkan sebuah wilayah bisa menjadi kota kecil karena ada pesantren,” ujarnya.

Dengan adanya kekebalan komunal di pesantren, otomatis membantu menjaga kesehatan warga dan banyak pihak. Kekebalan komunal di pesantren, sekaligus membuat pembinaan umat terus berlangsung. Sehingga pembinaan mental dan spiritual bangsa ini juga tetap bisa dilaksanakan.

Ketua LDII Sumbar M Ari Sultoni mengatakan pihaknya terus berupaya mendukung pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Mulai dari menerapkan protokol kesehatan di masjid dan musala yang dikelola LDII di Sumbar.

Pihaknya juga menyalurkan bantuan pangan untuk membantu warga mencukupi kebutuhan di tengah pandemi.

“Kita juga dorong warga LDII untuk mengikuti vaksin di gerai vaksinasi baik di puskesmas, polres atau lokasi yang telah ditunjuk. Ini semua sebagai ikhtiar untuk keluar dari wabah pandemi COVID-19,” kata dia.

Exit mobile version