Andre Rosiade Pertanyakan Nasib PT Rekind ke Dirut Pupuk Indonesia

PT Rekayasa Industri

Andre Rosiade

PADANG, KLIKPOSITIF – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade kembali menyinggung rencana akuisisi PT Rekayasa Industri (Rekind) dari PT Pupuk Indonesia (Persero) oleh PT Pertamina (Persero) yang hingga saat ini belum terealisasi.

Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI dengan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, di Jakarta, Senin (19/9/2022), Andre Rosiade mempertanyakan strategi perusahaan pelat merah tersebut dalam menyelesaikan sengkarut nasib PT Rekayasa Industri.

“Pertanyaan dan PR kita yang belum terjawab dan belum terselesaikan adalah persoalan Rekind. Apa solusi dari Pupuk Indonesia untuk menyelesaikan sengkarut Rekayasa Industri,” kata Andre yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar ini.

Dalam kesempatan itu, Andre meminta Dirut Pupuk Indonesia bersama-sama Komisi VI DPR RI mencari solusi untuk menyelamatkan satu-satunya perusahaan BUMN yang bergerak di bidang episi tersebut.

“Kita menginginkan Pak Bakir sebagai Dirut Pupuk Indonesia dan kami juga anggota komisi VI periode 2019-2024 bisa meninggalkan legacy untuk rakyat Indonesia bahwa persoalan Rekayasa Industri itu selesai.

“Kami menunggu jawaban resmi dari Bapak, apa langkah-langkah yang akan diambil Pak Bakir untuk Rekayasa Industri ini bisa kita selsaikan,” kata Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.

Menjawab pertanyaan Andre, Dirut PT Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menegaskan pihaknya memiliki semangat yang sama dengan Komisi VI DPR RI dalam menyelamatkan PT Rekayasa Industri. Untuk itu, sejumlah langkah tengah ditempuh.

Diantaranya melakukan restrukturisasi sumber daya manusia (SDM), finansial hingga bisnis PT Rekayasa Industri. Untuk menyelamatkan SDM, Bakir mengatakan pihaknya telah menyiapkan tempat untuk menampung mereka.

“SDM Rekayasa Induatri yang terbaik kami alokasikan misalnya ke industri copper, bukan artinya mereka dibuang, tapi kami simpan untuk siap dipanggil kembali pada waktunya nanti,” kata Bakir.

Namun demikian, lanjut Bakir, restrukturisasi PT Rekayasa Industri kini masih terganjal hutang perseroan yang mencapai Rp5,6 triliun dimana hal itu tidak bisa ditanggung sendiri oleh PT Pupuk Indonesia selaku pemegang saham mayoritas PT Rekayasa Industri.

Bakir meminta hutang perseroan tersebut bisa ditanggung bersama dengan PT Pertamina selaku pihak yang akan mengakuisisi PT Rekayasa Induatri.

“Bahwa hutang, negative equity sebesar 5,6 triliun itu bukan hal yang mudah. Karena kalau kita top up agar menjadi positif lagi itu butuh 400 juta dolar. Itu setara atau sama dengan membangun satu pabrik pupuk besar.

“Kami inginnya ini sharing, gak mungkin kami melakukan ini sendiri. Jadi kalau misalnya ada, tanggung renteng proyek-proyek yang dikerjakan dan penaltinya kita belum terukur itu juga harus diselesaikan dengan tanggung renteng,” kata Bakir. (*)

Exit mobile version