Aliri Listrik dari Jawa ke Sumatera, PLN Bakal Pasang Kabel Bawah Laut

Pengerjaan proyek tersebut sesuai dengan keinginan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

Ilustrasi

Ilustrasi (Brilio.net)

Klikpositif - JUTAWAN Honda (3000 x 1000 px) Iklan

KLIKPOSITIF — PT PLN (Persero) bakal menjalankan proyek jaringan kabel listrik bawah laut dua arah untuk mengaliri listrik dari Pulau Jawa ke Sumatera. Jaringan kabel listrik itu dikenal dengan istilah High Voltage Direct Current (HVDC).

Pengerjaan proyek tersebut sesuai dengan keinginan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PLN sendiri mengaku siap dengan proyek tersebut seiring dengan keandalan pasokan listrik pada kedua pulau tersebut dalam jangka 10 tahun mendatang yang diproyeksi mumpuni.

“Prinsip interkoneksi itu (melalui HVDC), bukan sekadar mengalirkan listrik murah, tapi mem-backup dua sistem besar. Ketika di Jawa ada masalah pasokan listrik, bisa disuplai dari Sumatera. Begitu pun sebaliknya,” ujar Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati.

Menurutnya, HVDC harus dilakukan berdasarkan keandalan sistem ketenagalistrikan antara dua pulau tersebut agar dapat saling menyokong. Adapun keandalan sistem ketenagalistrikan masing-masing pulau dapat dilihat dari jumlah cadangan daya listrik (reserve margin) yang dimilikinya.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2017 hingga 2026, reserve margin di Jawa rata-rata akan mencapai 41 persen selama 10 tahun ke depan. Sementara itu, di periode yang sama, rata-rata reserve margin di Sumatra akan mencapai 57,7 persen.

“Jaringan interkoneksi yang dilakukan harus dua arah. Desain kami pun dua arah juga dengan mempertimbangkan keandalan listrik di Jawa dan Sumatra,” jelas dia pada CNN.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan berharap proyek HVDC antara Jawa dan Sumatera bisa dimulai 2021 mendatang dan rampung tiga tahun berikutnya.

Pengerjaan proyek tersebut dilakukan karena ada kemungkinan pulau Jawa akan mengalami kelebihan listrik sebesar 5 Gigawatt (GW) di tahun 2021 mendatang jika pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6 persen.

“Luas daratan Pulau Jawa mungkin tidak seberapa, tapi pembangkit listriknya di sini semua. Sehingga, pemerintah dan PT PLN (Persero) sepakat mungkin proyek HVDC akan dikerjakan, mungkin 2024 harus selesai karena kapasitas terpasang pembangkit listrik di Jawa akan oversupply,” terang Jonan.

Menurut RUPTL 2017 hingga 2026, Jawa dan Bali akan menambah pembangkit dengan kapasitas sebesar 39,1 GW dengan pertumbuhan kebutuhan lisrik sebesar 7,2 persen. Sementara itu, Sumatra akan menambah pembangkit sebesar 21 GW dengan pertumbuhan konsumsi listrik sebesar 11,2 persen.(*)

Exit mobile version