SOLOK KOTA, KLIKPOSITIF – Kawasan Agrowisata Batu Patah Payo menjadi magnet baru pariwisata kota Solok. Objek wisata dengan kombinasi kebun bunga dengan pemandangan yang sangat indah mampu menarik kunjungan masyarakat dari berbagai daerah.
Sejak resmi dibuka kembali pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Kawasan Agrowisata Batu Patah Payo, Kota Solok, Sumatra Barat kian ramai dikunjungi masyarakat. Dalam sehari, kunjungan wisatawan bisa mencapai lebih kurang seribu orang.
Di objek wisata Batu Patah, para pengunjung bisa melihat langsung budidaya bunga Krisan dan kebun bunga beragam jenis. Dari titik tertinggi di kota Solok ini, pengunjung juga bisa melihat langsung hamparan danau Singkarak di bagian utara dan kawasan pemukiman kota Solok di sebelah timur.
Luar biasanya, bagi pecinta kopi, juga bisa langsung menikmati pemandangan yang menyejukkan mata sambil menyeruput kopi asli Payo yang terkenal dengan citarasa yang sangat khas. Apalagi ditambah dengan beberapa potong goreng pisang.
Menurut pengelola Agrowisata Batu Patah Payo, Zulkifli Ishaq, memang saat ini kawasan tersebut masih dalam tahap pengembangan. Sejumlah pembenahan dan penambahan sarana penunjang menjadi perhatian.
“Objek wisata ini awalnya merupakan kawasan pengembangan Bunga Krisan, karena lokasinya sangat bagus, sejak 2017 kita kembangkan sebagai objek wisata agro yang menjadi bagian program Pemko Solok,” terang Zulkifli Ishaq, Senin (16/6/2020).
Menurutnya, memang pada dasarnya, kawasan Batu Patah Payo sangat menonjolkan budidaya bunga krisan. Saat ini di areal 1,5 hektar tersebut, baru ada dua green house untuk budidaya dan masih sangat kurang untuk memenuhi permintaan pengunjung.
Jadi, selain bisa menikmati kebun bunga krisan untuk selfie, pengunjung juga bisa membeli bunga dengan beragam warna. Satu tangkai bunga hanya dijual Rp2 ribu, sementara itu, bunga krisan pot dijual Rp15-20 ribu.
“Target kita pertama ini, memang kita jual semua bunga krisan yang kita miliki, untuk periode tanam berikutnya, satu green house kita tinggalkan untuk objek selfie oleh pengunjung,” terang Kepala Bidang Pertamanan, Kota Solok tersebut.
Dijelaskannya, selain bunga Krisan, ikon kedua objek wisata Batu Patah Payo yakni kopi payo. Kopi payo merupakan kopi jenis robusta yang memang masih peninggalan saat tanam paksa oleh Belanda dulu kalanya.
Kopi Payo yang dijual disini diolah sendiri oleh masyarakat sekitar, mulai dari penanaman, pengolahan dan pengepakan. Dari aroma dan rasanya, memang sangat khas dan berbeda dibanding kopi lainnya di Indonesia.
“Mungkin ini dipengaruhi oleh agroklimat kawasan payo yang sangat cocok untuk penanaman kopi. Dulunya, kebun kopi payo menghampar dari kawasan Payo sampai Saning Bakar dan Paninggahan,” tuturnya.
Selain itu, untuk pengembangan kedepan, pihaknya bersama kelompok tani setempat akan menanam seluruh jenis bunga yang bisa tumbuh di kawasan payo. Targetnya, luas areal kebun bunga mencapai lebih kurang 30 hektar.
“Karena ini namanya agrowisata, seluas 30 hektar lahan itu nantinya juga akan kita lengkapi dengan berbagai komoditi pertanian. Pengunjung kita suguhkan komoditi pertanian,” terangnya.
Saat ini, wisatawan masih dibebaskan dari retribusi. Semuanya gratis, mulai dari parkir dan biaya masuk. Namun demikian, bagi pengunjung yang tidak keberatan juga bisa memberikan uang parkir seikhlasnya pada petugas.
Kawasan Agrowisata Batu Patah Payo hanya berjarak sekitar 6 kilometer dari pusat kota Solok Sumatra Barat. Untuk bisa sampai di lokasi, butuh waktu sekitar 30 menit dengan medan yang didominasi oleh tanjakan panjang.
Untuk sampai di lokasi bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Di sepanjang jalan, pengunjung juga disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa dan hamparan kopinyang dijemur dipinggir jalan sepanjang kawasan Payo.