PADANGPARIAMAN, KLIKPOSITIF — Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Padang Pariaman, menyatakan produksi buah kelapa setiap tahunya mencapai 35,6 ribu ton.
Ribuan hektare lahan warga setempat ditumbuhi pohon kelapa atau nyiur. Perihal itulah yang membuat warga banyak menggantungkan hidup pada komoditas ini.
Sebagian besar pohon kelapa di Kabupaten Padang Pariaman diolah menjadi kopra yang difungsikan untuk bahan baku minyak kelapa. Selain kopra, banyak juga warga di kabupaten tersebut yang mengolah kelapa menjadi arang batok kelapa.
Arang batok kelapa dikenal dengan sejuta manfaatnya. Selain untuk bahan baku pembakaran, batok kelapa juga berfungsi untuk kesehatan dan mencegah berbagai macam penyakit. Yang paling menarik arang batok kelapa dapat digunakan sebagai obat anti bisa.
Salah satu pengepul arang batok kelapa di Aur Malintang, Padang Pariaman, bernama Zainal 37 tahun mengatakan, dengan sejuta manfaat yang melekat pada arang batok kelapa membuat ia menangkap peluang bisnis penjualan arang batok kelapa.
“Ya, usaha ini sudah lama kami (sekeluarga) jalani. Awalnya orang tua saya yang punya usaha ini. Alhamdulillah kami bisa memenuhi kebutuhan keluarga dari untung penjualnya, ” kata Zainal Rabu 22 Mei 2019, di ruang produksi batok kelapanya.
Dia menyebut, usaha yang ia lakoni sekarang merupakan usaha warisan dari orang tuannya. Menurutnya sudah lebih dari 15 tahun usaha tersebut berada. “Kira-kira sudah lebih 15 tahun lah, kalau omzet dari penjualan lumayan, satu bulan bisa dapat Rp10 jutaan, ” ungkapnya pada KLIKPOSITIF.
Tak heran, dengan untung bersih yang diraup senilai Rp10 juta Zainal mampu mempekerjakan 4 orang warga setempat yang bertugas mengepak dan memasukan arang batok kelapa ke dalam karung.
“Usai dibungkus dalam karung baru diopor ke luar propinsi seperti pekan baru jambi, palembang dan sebagainya tergantung pangsa pasar atau permintaan, ” sebutnya.
Dia juga mengatakan, kalau arang batok kelapa tersebut akan di ekspor keluar negeri.
Sementara itu, salah satu petani yang KLIKPOSITIF temui di daerah Lancang, Aur Malintang bernama Riko 29 tahun, juga meraup untung dari penjualan arang batok kelapa.
“Iya, arang batok kelapa lebih menguntungkan dari pada kopra. Berat 4 kilogram buah kelapa bisa dapat 1 kilogram arang batok kelapa setelah melalui proses pembakaran,” kata Riko di rumahnya.
Dikatakannya juga, ia menjual arang tersebut ke para pengepul dengan harga Rp 2.500 per kg. Sekali produksi, ia bisa menghasilkan antara 100 kg–200 kg arang.
Pantauan KLIKPOSITIF, umumnya para pengepul menjual kembali kopra dan arang kelapa ke perusahaan pengolah kopra atau penjual arang kelapa di luar provinsi Sumbar.
Sejatinya, proses penjualan komoditi tersebut ke pengepul sebenarnya mengurangi keuntungan yang bisa didapat petani. Perihal tersebut dibeberkan oleh para petani kelapa. Kebanyakan dari mereka tidak mempunyai transportasi untuk mengangkut kopra atau arang kelapa, dan terpaksa menjual ke pengepul. (RHS)