CIKARANG, KLIKPOSITIF — Sepeda motor Honda Beat yang biasa Anda gunakan sehari-hari adalah motor yang dirakit di PT Astra Honda Motor Plant 3 Cikarang, Jawa Barat.
Sepeda motor tipe otomatis tersebut adalah salah satu produk andalan pabrikan roda dua asal Jepang itu untuk pasar domestik dan internasional.
Selain memilik pasar domestik, motor ini juga dijadikan sebagai komoditas ekspor yang telah merambah pasar Vietnam dan Filiphina. Tidak tanggung-tanggung jumlahnya pun mencapai 100 ribuan motor pertahun untuk jatah ekspor.
General Manager AHM Plant Cikarang, Dodi Sutriadi mengatakan, setiap tahunnya, pabrik ini mampu menghasilkan 9800 motor perhari.
“Dari jumlah itu, 100 hingga 150 ribu unite pertahunnya kita ekspor. Jumlah itu merupakan sisa kebutuhan dari pasar domestik,” katanya pada KLIKPOSITIF, Senin 16 Oktober 2018.
Jumlah motor yang diproduksi dalam sehari itu bukanlah jumlah yang kecil. Tingginya permintaan pasar membuat perusahaan milik Astra itu pun harus nengebut produksi setiap harinya.
Dodi menjelaskan, untuk memenuhi permintaan pasar, interval waktu untuk memproduksi satu unit motor Honda Beat hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit.
Proses ini dimulai dari perakitan jeroan mesin hingga tubuh motor. Pengerjaan satu motor Beat ini dilakukan di AHM Plants Cikarang 3A.
Dikerjakan oleh 200 orang pekerja, seharinya pabrik Plant 3A Cikarang ini mampu menghasilkan 3100 motor perharinya.
Perakitan mesin motor Beat dilakukan dalam sebuah alat yang mempermudah pekerja menyusun part motor satu persatu. Alat itu disebut dengan line.
Dalam satu line, 200 an orang pekerja tampak menyusun satu persatu part motor yang ditaruh di atas line. Masing-masing mereka bertanggung jawab memasang part motor dari yang terkecil hingga bagian terbesar.
“Untuk mengerjakan part mesin ini menghabiskan waktu sekitar 20 menitan,” sebut Dodi. Setelah mesin Beat selesai, maka perakitan dilanjutkan ke bagian kerangka penopang motor dan fasilitas lain seperti kelistrikan, pengereman hingga pengoperasian.
Masing-masing part motor Beat yang dikerjakan di line produksi itu dipasang oleh dua orang pekerja. Mulai dari rangka hingga bagian tersulit seperti pemasangan baut dilakukan dengan kontiniu.
“Dengan seperti itu, setiap 20 detik satu motor Beat sudah bisa digunakan. Itu jarak antara satu motor dengan motor kedua yang telah dirakit,” ucap Dodi.
Menurut dia, di line pemasangan fasilitas penopang motor juga membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Jadi jika dikalkulasikan, produksi satu motor Honda Beat itu hanya membutuhkan waktu 40 menit.
“Itu waktu perakitan dari nol hingga jadi. Kami tidak hitung waktu produksi part-partnya, karena memang tidak terukur,” papar dia.
Ia mengungkapkan, AHM hanya memproduksi part mesin seperti crankcase, dan silinder. “Untuk bagian seperti body dan part kecil lainnya kami datangkan dari supplier,” ujar dia.
Dengan produksi seperti itu, sebut dia, AHM mampu memenuhi target pasar domestik dan internasional. Meskipun, tambah Dodi, untuk pasar lokal Indonesia permintaan pasar selalu meningkat.
“Tidak hanya Beat saja, tapi seluruh motor yang diproduksi di Plant Sunter, Karawang dan Pegangsaan. Di Indonesia kami punya 4 Plant termasuk yang di Cikarang ini,” papar dia kemudian.
Secara keseluruhan, 4 Plant pabrik sepeda motor Honda ini memiliki kapasitas produksi 5,8 juta sepeda motor dalam setahun.
Khusus di Plant 3 Cikarang ini, AHM memiliki kapasitas pabrik berkisar antara 2,2 hingga 2,4 juta motor dalam setahun. Angka itu merupakan 45 persen dari total kemampuan pabrik secara keseluruhan.
“Untuk part yang kami produksi di dalam negeri, kami menggunakan teknologi robotic sehingga tenaga manusia hanya digunakan untuk perakitan saja,” pungkasnya.(*)