Kota Solok, Klikpositif – Pemerintah Kota Solok terus berjibaku dalam penurunan kasus stunting. Sebagai langkah strategis, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Solok menyiapkan program tindak lanjut atas 22 Keluarga Resiko Stunting (KRS).
Kepala DPPKB Kota Solok, Ardinal menjelaskan, dari PKB pada minilok sebelumnya, tercatat ada 22 KRS. Perlu intervensi tepat sasaran melalui program penanggulangan stunting yang telah dijalankan di Kota Solok.
“Adapun tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menyamakan persepsi data Keluarga Resiko Stunting (KRS) yang 22 orang,” sebut Ardinal saat rapat pra audit Kasus Stunting, Selasa (11/7/2024) di DPPKB Kota Solok.
Ardinal menjelaskan, rapat pra audit kasus stunting ini diadakan sebanyak dua kali dengan tiga rangkaian kegiatan. Mulai dari Pra Audit Kasus Stunting, Audit Kasus Stunting (AKS) dan tindak lanjut penanganan kasus stunting.
Dalam intervensi tepat sasaran, KRS yang ada penyakit penyerta akan dirujuk. Sementara yang kurang mampu akan diusulkan menerima bantuan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), dan program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) dengan pemberian pangan lokal ke KRS.
“Untuk intervensi serentak bulan Juni ini, diharapkan kepada Tim Pendamping Stunting (TPK) untuk menyasar semua sasaran, kalau yang tidak datang ke Posyandu agar dikunjungi,” pesan Ardinal.
Dalam kesempatan itu, Ardinal juga memberikan apresiasi khusus terhadap TPK stunting di lapangan yang sudah berjibaku dalam pendampingannya kepada keluarga resiko stunting. TPK stunting menjadi ujung tombak dalam penanggulangan stunting di Kota Solok.