PADANG, KLIKPOSITIF – Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) H Andre Rosiade, menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa membawa pasangan nomor urut 2 tersebut memenangkan Pilpres di Sumbar.
Andre tetap berterima kasih atas antusiasme masyarakat Sumbar yang ikut serta membuat Prabowo-Gibran menang secara nasional dan bisa membuat Pilpres berlangsung hanya sekali putaran.
Dalam keterangan pers di Kantor TKD Prabowo-Gibran Sumbar, Jalan Sudirman Padang, Kamis (15/2), Andre Rosiade mengakui, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memenangkan Pilpres 2024 di Ranah Minang, mengalahkan perolehan suara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud.
“Dari hitungan tabulasi yang kami lakukan sampai pada angka 93 persen suara masuk yang kami hitung, pasangan 01 (Anies-Muhaimin) mendapat 56,83 persen. Lalu pasangan 02, Pak Prabowo dan Mas Gibran mendapatkan angka 39,2 persen dan nomor urut 3 Mas Ganjar dan Pak Mahfud mendapatkan 3,96 persen. Total suara sah yang kami hitung ada 3.956.000 suara atau sudah 93 persen suara,” kata Andre didampingi Wakil Ketua TKD Evi Yandri Rajo Budiman, Bendahara TKD Gun Sugianto dan pengurus DPP Gerindra Vasco Ruseimy.
Andre mengatakan, kekalahan Prabowo-Gibran lebih besar di Dapil Sumbar II ketimbang Sumbar I. “Dari tabulasi data kami, kekalahan di Sumbar II lebih tebal namun di Sumbar I sangat tipis. Sekitar 5-7 persen saja. Tentu ini menjadi evaluasi bagi kami sebagai Ketua TKD Sumbar,” kata Andre Rosiade yang kembali terpilih sebagai anggota DPR RI Dapil Sumbar I.
Andre Rosiade mengatakan, penyebab utama kekalahan itu lebih banyak dipicu oleh rangkaian serangan isu hoaks, isu agama yang sering dimainkan. “Ini kan bagaimana hoaks begitu besar, fitnah yang begitu keras melanda Pak Prabowo sejak bergabung ke pemerintahan Pak Jokowi. Dalam tiga tahun, empat tahun belakangan kita melihat bagaimana gerakan untuk menenggelamkan Pak Prabowo dan Gerindra begitu besar di Sumbar,” kata Anggota DPR RI Dapil Sumbar 1.
Juga beredar, kata Andre, di grup-grup WhatsApp dan media sosial lainnya, bagaimana doktrin bahwa memilih pasangan tertentu, maka diragukan ke-Islamannya. “Kalau tidak memilih pasangan tertentu disebut tidak menjalankan ajaran Islam, kufur nikmat dan lain sebagainya. Belum lagi fitnah-fitnah pak Prabowo. Yang kami hadapi itu berat soal hoaks dan fitnah, apalagi isu agama yang begitu kental,” terangnya.
Meski kalah, namun anggota Komisi VI DPR RI itu mengaku senang, karena perolehan suara Prabowo-Gibran masih cukup siginifikan ditengah serangan berbagai hoaks dan isu berbau agama tersebut. Karena sebelumnya, perolehan suara Prabowo disebut rendah dan tidak akan bisa berbuat banyak.
“Sebagai Ketua TKD kami mohon maaf belum berhasil untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Yang patut kami syukuri adalah di tengah serangan isu agama, isu hoaks dan klaim sepihak bahwa pasangan 01 menang minimal 80 persen, bisa terbantahkan. Karena dalam real count-nya, Anies hanya (menang) di angka sekitar 56 persen. Jadi masih dibawa 60 persen, sehingga klaim perolehan suaranya bakal 90 persen tak terjadi,” katanya.
Meski Prabowo Subianto tak menang di Sumbar, Anggota Komisi VI DPR RI itu, memastikan masyarakat Sumbar akan merasakan kontribusi pembangunan dari Prabowo untuk Sumbar. Prabowo akan tetap berkomitmen membangun Sumbar dan itu sudah ditegakkannya kembali. Komitmen Prabowo tak akan luntur setelah hasil Pilpres ini.
“Pak Prabowo Subianto akan tetap menganggap Sumbar sebagai kampung keduanya. Saya akan tetap melaksanakan kegiatan sebagai wakil rakyat dan kader Partai Gerindra. Pemilu boleh usai, tapi pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat harus tetap hadir di tengah masyarakat, itu instruksi Prabowo Subianto,” tuturnya. (*)