KLIKPOSITIF – Pencarian ribuan orang yang hilang setelah bencana banjir di kota Derna, Libya, memasuki hari ketiga pada Rabu (13/9), dengan ribuan orang diperkirakan meninggal dunia dan jumlah korban diperkirakan akan bertambah.
Banjir tersebut disebabkan oleh badai dahsyat yang merobohkan bendungan di dekatnya, melepaskan aliran air yang menghancurkan seperempat atau lebih kota di Mediterania, menghanyutkan bangunan beserta penghuninya.
Para pejabat di Libya timur mengatakan jumlah korban meninggal sejauh ini mencapai lebih dari 5.000 orang. Seorang direktur rumah sakit di kota tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa 1.700 jenazah telah dihitung di rumah sakitnya, dan 500 lainnya telah dikuburkan di bagian lain kota tersebut, Senin (14/9).
Sekitar 10.000 orang diperkirakan hilang. Banyak yang diyakini tersapu ke laut. Wartawan Reuters yang mengunjungi Derna pada Selasa (12/9) melihat banyak mayat tergeletak di koridor rumah sakit dan orang-orang berusaha mengidentifikasi kerabat mereka yang hilang karena semakin banyak korban tewas yang dibawa masuk.
Salah satu warga Derna, Mustafa Salem, mengatakan kepada Reuters bahwa sejauh ini dia telah kehilangan 30 anggota keluarganya. Konvoi bantuan dan truk yang membawa buldoser menuju kota itu pada hari Rabu.
Banjir menyebabkan kerusakan besar, membuat mobil terbalik dan hancur serta membuat jalan-jalan Derna tertutup puing-puing, lumpur, dan puing-puing.
Foto-foto satelit kota tersebut sebelum dan sesudah bencana menunjukkan bahwa jalur air yang tadinya relatif sempit melalui pusat kota kini menjadi beberapa kali lebih lebar, dan semua bangunan yang berada di sepanjang jalur tersebut telah hilang.
Kerusakan parah, hilangnya bangunan, juga terlihat jelas di bagian lain kota tempat air banjir keluar dari jalur air. Operasi penyelamatan menjadi rumit karena Libya terpecah secara politik.
Pemerintah Persatuan Nasional yang diakui secara internasional berbasis di Tripoli, di barat. Derna berada di wilayah timur di mana pemerintahan paralel beroperasi, dan kendali dipegang oleh Tentara Nasional Libya pimpinan Khalifa Haftar.
Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah, kepala pemerintahan yang berbasis di Tripoli, mengatakan pada hari Selasa bahwa banjir adalah bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ketua Dewan Kepresidenan Libya Mohammed al-Menfi menyerukan persatuan nasional.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan tim tanggap darurat telah dikerahkan untuk membantu di lapangan. Pemerintah termasuk Qatar dan Turki telah bergegas memberikan bantuan ke Libya.